Cari

Kosmologi Sunda dan Pengertian Kosmologi

[Historiana] - Dalam beberapa artikel yang terdahulu sering kita membahas mengenai kosmologi Sunda. Nah, kali ini kita membahas mengenai pengertian dan asal usul kosmologi sebelum diterapkan dalam istilah"Kosmologi Sunda".

Pengertian Kosmologi

Kosmologi berasal dari kata kosmos yang dalam istilah Yunani berarti Susunan atau ketersusunan yang baik, serta kata logos yang berarti ilmu. Lawan kata dari kosmos adalah khaos, yang berarti keadaan kacau balau. Menurut tradisi,untuk pertama kalinya istilah kosmos diterapkan pada alam dunia oleh Pythagoras. Kemudian diterangkan juga oleh Plato.

Istilah kosmologi belum lama dipakai. Aristoteles menyebut istilah kosmologi sebagai fusika (tetapi tidak menurut kata modern). Filsafat Skolastik memakai nama 'filsafat alami' (philosophia naturalis). Untuk pertama kalinya nama 'kosmologi' dipergunakan oleh Christian Wolff pada tahun 1731 (cosmologia generalis), sebagai salah satu pengkhususaan metafisika umum (ontologi), di samping psikologi rasional dan teologi rasional.

Istilah kosmologi, akhir-akhir ini juga dipergunakan dalam ilmu-ilmu empiris, untuk menunjukkan ilmu mengenai evolusi kosmis. Untuk mencegah bahaya kekacauan, maka uraian filosofis kerap dipakai nama 'filsafat alam dunia'.Jikalau mempergunakan nama 'kosmologi', sebaiknya selalu ditambah kata penjelasan menjadi 'kosmologi filosofis', atau lebih khusus 'kosmologi metafisik'.

Kosmologi merupakan ilmu pengetahuan tentang alam atau pun dunia.Istilah 'dunia' mengandung arti bermacam-macam, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam ilmu pengetahuan. Pengertian 'dunia' yang menunjukkan objek material mengacu kepada apa yang dialami dan dihayati oleh manusia sebagai lingkungan, terutama dalam hubungan langsung dengan dirinya sendiri.

Dunia menurut ekstensinya (keluasan atau lingkup) mengandung segala macam dunia dengan segala bagian dan aspeknya, sehingga tidak ada apa-apa yang dikecualikan darinya. Semua dunia lainnya adalah terbatas dan dirangkum dalam dunia yang tuntas itu.

Dunia menurut komprehensinya (kepadatan atau arti) memuat inti sari segala dunia lain, sehingga tidak hanya menunjukkan aspek ini atau segi pandangan itu, melainkan mengungkap hakikat sendiri yang membuat dunia itumenjadi dunia. Semua dunia lainnya lebih sempit dari itu dan menjadi pengkhususan arti mendasar.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut, dunia diselidiki sejauh merupakandunia, --- menurut inti dan hakikatnya yang mutlak, --- atau menurut akarnya.Dunia diteliti sejauh mendunia atau sejauh 'mengkosmos'; dipelajari menurutkedunia(wi)an atau kekosmosannya. Sebaliknya, macam-macam dunia yangditemukan dalam ilmu-ilmu atau yang dialami dalam hidup sehari-hari, dalam rangka kosmologi ditempatkan kembali pada lingkup mendasar yang paling mendalam.

Yang dimaksudkan dengan 'dunia' dalam penyelidikan kosmologi, adalah dunia sejauh kita alami seutuhnya. Jadi, tidak hanya dipermasalahkan barang benda mati, ataupun makhluk-makhluk lain menurut tubuhnya saja, melainkan'keutuhan dunia' selengkapnya, justru menurut inti sari kedunia(wi)an. Manusiapun menjadi bagian dunia, dan di dalam manusia juga didapati pokok kedunia(wi)an itu. Maka dunia tidak dengan apriori dapat dibatasi pada dunia biotik saja, dan manusia tidak boleh dikesampingkan begitu saja dari kosmologi.Justru sebaliknya, kiranya dalam manusia itu unsur kedunia(wi)an bercorak sangat intensif; jadi perlu sekali agar manusia diikutsertakan dalam objek penyelidikan kosmologi.

Pada umumnya dunia terlalu dibedakan dari manusia dan manusia dari dunia. Sebenarnya hubungan keduanya sangat erat, berdasarkan beberapa kenyataan, karena adanya kesatuan objektif dan kesatuan formal. Berdasarkan kesatuan objektif, manusia tidak hanya merupakan bagian dunia dengan begitu saja. Manusia hanya menemui diri dalam korelasi dengan manusia lain dan dengan dunia pada umumnya; sebalinya dunia hanya ditemukan dalam korelasi dengan manusia. Refleksi manusia atas dirinya secara konkret dan menyeluruh merupakan pula refleksi atas dunia, demikian juga sebaliknya. Maka dunia tidak mungkin dipahami tanpa manusia. --tidak juga manusia tanpa dunia. Manusia dan dunia saling mengimplikasikan dan saling mendukung. Sedangkan berdasarkan kesatuan formal, refleksi manusia mengenai dirinya sendiri bersama-sama dengan dunia merupakan satu-satunya jalan yang mungkin. Hanya manusia saja yang bertanya tentang dunia, dan hanya manusia yang sungguh-sungguh mempunyai suatu proyek mengenai dunia. Itu berarti bahwa hanya manusialah yang berhubungan dengan dunia secara sadar. Hanya di dalam dan melalui manusia sendiri dunia dapat disentuh secara formal menurut hakikatnya, atau menurut keberadaannya.

Kosmologi tidak bertitik tolak dari hanya satu macam fakta-fakta tertentu,atau yang dari satu bidang kenyataan saja, melainkan berpangkal dari 'keseluruhan faktisitas' duniawi. Kosmologi mencari struktur-struktur dan hukum-hukum yang paling umum dan mendalam dalam kenyataan duniawi seluruhnya. Struktur dan hukum itu secara formal tidak termasuk dalam parameter-parameter ilmu empiris;tetapi selalu 'diandaikannya'. Mereka memungkinkan adanya kenyataan dengan hukum-hukumnya seperti diselidiki oleh ilmu-ilmu empiris itu. Kosmologi misalnya bertanya: dunia itu apa? Ruang dan waktu itu apa? dsb.

Kosmologi menyelidiki dunia sebagai suatu keseluruhan menurut dasarnya. Kosmologi pun bertitik tolak pada pengalaman mengenai gejala-gejala dan data-data. Akan tetapi, gejala-gejala dan data-data itu tidak ditangkap dalam kekhususannya, tetapi langsung dipahami menurut intinya dan menurut tempatnya dalam keseluruhan dunia. Kosmologi adalah pemahaman dasar tentang kosmos sejauh dapat dipertanggungjawabkan secara kritis. Dipelajarinya struktur-struktur kosmos yang pokok dan norma-norma yang terukir di dalamnya dengan langsung.Kosmologi juga menjelaskan antarkomunikasi antara semua pengkosmostermasuk manusia. Antarkomunikasi itu pada dasarnya meliputi aspek arti-pemahaman dan nilai-penghargaan.

Pandangan Kosmologi

Pandangan para ahli terhadap 'kosmos' berbeda-beda. Ada yangmenganggap 'kosmos' merupakan keseluruhan yang bersatu tanpa ketegangan,atau menganggap bahwa kosmos itu merupakan suatu harmoni yangmemperdamaikan hal-hal yang berlawanan. Kosmos didasari dan dikuasai olehsatu prinsip atau asas. Ada yang menganggap 'prinsip' itu sebagai air, udara, tak terbatas, bilangan-bilangan, api, atau seluruh kenyataan merupakan unsur yaitu ada yang tak berubah dan abadi; 'kosmos' dan semesta alam merupakan kesatuan bulat, seperti bola sempurna (sfairos) tanpa kejamakan dan tanpa perbedaan.

Kosmologis ada yang memandang bahwa dunia dan manusia merupakan emanasi dari jiwa sedangkan jiwa itu emanasi roh (Nous), dan roh itu emanasi pertama dari yang satu (To Hen). Dunia bersatu, karena dirasuki oleh jiwa duniasebagai emanasi dari jiwa. Dunia dan manusia dibedakan, akan tetapi pada dasarnya semuanya diresapi oleh daya dan sinar sumbernya, yaitu Yang Satu.Bagi masing-masing yang ada juga sifat-sifatnya diemanasikan dari intinya, tanpa distingsi real.

Kosmologi Indonesia memandang bahwa ada kesatuan besar di antara para penghuni kosmos. Seluruh kosmos dirasuk (dijiwai) oleh suatu 'zat kejiwaan',atau daya hidup, atau kesaktian; zat atau daya itu nonpersonal dan pada dasarnya tidak berbeda untuk manusia, hewan, tumbuhan,; membuat mereka keramat.

Daya itu berjumlah tertentu (terbatas). Di dalam orang, makhluk dan benda dayaitu dapat bertambah atau berkurang. Yang diperoleh oleh yang satu dikurangi dari yang lainnya. Oleh karena zat itu ada keserupaan besar di antara mereka.Gambaran nyata tentang kosmos kerap sangat primitif; bumi berbentuk kepingbesar, bersandar pada hewan atau telur, atau laut; angkasa terwujud taraf-taraf;matahari dan bulan ditarik dalam kereta.Kosmologi di Jawa disistematisasikan kesatuan itu dengan dua cara

a. Segala bidang kenyataan kosmis diklasifikasikan menjadi lima unsur asasi,empat yang padu dalam kelima (moncopat; kolomudheng; poncosudo).

Prototipe adalah dunia bersegi empat dengan satu pusat (papat keblat kelimopancer), menurut urutan; selatan, barat, utara, timur, pusat. Juga hari-hari digolongkan: legi, pahing, pon, wage, kliwon. Demikian pula terjadi dengan warna-warna, dengan pohon-pohon, dengan sifat-sifat manusia, dan sebagainya. Kelima unsur di bidang lainnya (kiblat angin, warna, sifat). Yangsegolongan dari masing-masing bidang memiliki kesatuan, bahkan identitas baku, sehingga dapat tukar tempat satu sama lain (warna tertentu dengan pohon segolongan, atau dengan sifat segolongan).

b. Antara manusia (buana kecil atau mikrokosmos) dan alam (buana besar ataumakrokosmos) ada keselarasan progresif, tetapi bukanlah identitas (homologi antropokosmis). 

Manusia dengan napsu-napsu dengan kebatinannya, serupa dengan keteraturan kosmos besar.Di seluruh kosmos zat kejiwaan paling banyak hadir dalam manusia; dan khususnya dapat dikonsentrasikan misalnya pada seorang raja atau dukun ataupawang. Penyakit atau rasa sakit berarti kekurangan zat jiwa. Diusahakan untuk melengkapinya dari substansi lain, tumbuhan, hewan, manusia (kanibalisme).Orang sakit dilarang makan hal-hal tertentu, sebab zat kejiwaan dalam makanan tersebut terlalu serupa (penampakan, nama) dengan penyakit; atau makan daging hewan dihindari, janganlah mendapat zat kejiwaan dari hewan itu. Yang memuat banyak zat kejiwaan atau kesaktian itu ialah jeroan, darah, serta tulang. Darah dipakai untuk menciprat; atau diminum untuk menjadi kuat, atau untuk bersatu sebagai sahabat. Yang memuatnya juga; ludah, rambut, kuku, gigi, dan bahkan napas, sehingga bisa memberikan kuasa terhadap orang lain. Ludah dan rambut diberi kepada orang yang meninggal, agar dia puas, dan tidak membawa seluruh jiwa orang lain sertanya.Orang dan hewan sejenis; jugaada hewan yang memiliki zat kejiwaan kuat,misalnya harimau, buaya, banteng, burung tertentu. Daya kejiwaan hewan bisa memperkuat orang. Hewan bisa melahirkan manusia, dan sebaliknya. Hewan kesayangan kadang diakui sederajat dengan tuannya. Ini diperkuat oleh  pemahaman reinkarnasi; jiwa-jiwa nenek moyang kerap mereinkarnasi dalam hewan, khususnya dalam harimau dan buaya. Dan sebaliknya hewan dapat lahi rkembali sebagai manusia. Kesamaan dalam zat kejiwaan juga berlaku untuk tumbuhan; daya tumbuhnya memperlihatkan ukuran kekuatan zat kejiwaan.Terutama dimilki oleh padi, pohon kelapa, aren, kencur, cendana. Zat kejiwaan juga dimiliki oleh barang benda seperti besi, batu, emas, dan perak. Khusus ada dalam alat-alat yang penting dalam kehidupan sehari-hari, seperti alat tenun,angkutan, senjata seperti keris; diperkuat dengan diciprati air atau darah. Daya istimewa dimiliki oleh pusaka-pusaka keraton.

Sebenarnya kesatuan itu menyebabkan, bahwa individualitas orang dan makhluk dan benda menjadi terselubung dalam suatu kolektivisme. Namun dalam kenyataan lalu kosmos terpecah belah dalam variasi orang, makhluk, bendayang berbeda-beda. Masing-masing memiliki bidang 'kerajaan' kesaktiannya, --orang dan hewan dari dayanya sendiri atau karena reinkarnasi, tetapi yang lebih rendah kerap dengan 'pelindung' pribadi, seperti dewa-dewa dan roh-roh pada pintu, sungai, mata air, gunung, perempatan, pohon. Dewa dan roh itu untuk sebagian merupakan personifikasi daya-daya alami. Terus-menerus ada persaingan dan perjuangan di antara semua penghuni kosmos untuk memeperoleh tambahan zat kejiwaan itu. Pandangan kosmologi menurut kosmologi India,terbagi menjadi beberapa bagian, yakni: Kosmologi Hindu, Budhisme, Carvaka,dan Samkhya. Menurut Kosmologi Hindu, dunia mempunyai adanya dalam Brahman, entah secara identik dan tanpa diferensiasi, atau dengan menerima suatu diferensiasi tertentu; tetapi pada dasarnya tidak ada distingsi real. Sedangkan menurut Kosmologi Budhisme, dunia dan manusia bersatu, berdasarkan'kekosongan' (sunyata). Berdasarkan Carvaka, materi adalah satu-satunya kenyataan dasar, yang abadi. Materi memiliki segala daya dan sifatnya dalam dirinya sendiri, dan melalui suatu evolusi menghasilkan semua substansi, juga yang hidup yang sadar, dengan jalan mengkombinasikan unsur-unsur material.

Adapun menurut Samkhya, dunia adalah prakrti (materi). Prakrti itu abadi, tak sadar dan satu. Dari prakrti secara radikal dibedakan purusha, yaitu roh (manusia). Purusha-purusha tidak berhubungan satu sama lain, tetapi mereka berhubungan (terikat) pada prakrti, dan harus membebaskan diri dari keterikatanpadanya, agar dapat mencapai penyadaran diri.
.
______________________________
Diadaptasi dari GAMBARAN KOSMOLOGIS MASYARAKAT SUNDASebagaimana Terungkap dalam SANGHYANG RAGA DEWATA (Naskah Lontar Abad XVI Masehi) ELIS SURYANI NS. Staf Pengajar Fakultas SastraUniversitas Padjadjaran. Hadout Makalah Seminar PenelitianLembaga Penelitian Universitas Padjadjaran, 2006.

Referensi

  1. Ayatrohaedi. 1981 “Peranan Benda Purbakala dalam Historiografi Tradisional”dalam Majalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia, Penelitian danPenerbitan Buku/Majalah Pengetahuan Umum dan Profesi Dep.Dik. Bud. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
  2. Bakker, Anton. 1993. Kosmologi & Ekologi: Filsafat tentang Kosmos sebagai Rumahtangga Manusia.Yogyakarta: Kanisius.
  3. Darsa, Undang Ahmad. 1998. Sanghyang Hayu: Kajian Filologis Naskah Bahasa Jawa Kuno diSunda pada Abad XVI . (Tesis Magister Humaniora). Bandung:Pascasarjana Universitas Padjadjaran.
  4. Ekadjati, Edi Suhardi. 1985. “Keadaan dan Jenis-Jenis Naskah Sunda: Keadaan danPerkembangan Bahasa, Sastra, Etika, Tatakrama, dan SeniPertunjukan Jawa Bali Sunda.Yogyakarta: Proyek Penelitian danPengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi), DirektoratJenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  5. _________________. 1988. Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan. Bandung: KerjasamaLembaga Kebudayaan Unpad dengan The Toyota Foundation.Ikram, Achadiat
Baca Juga

Sponsor