[Historiana] - Carita Kidang Panandri adalah sebuah carita pantun Sunda yang sebagi bagian dari Empat buah ceritera pantun Sunda yang dikemukakan oleh J.J. Pleyte.
Ringkasan Cerita
Di negara Pasir Batang Lembur Hilir memerintah seorang raja keturunan Ratu Pakuan Pajajaran, Prabu Rangga Malati namanya. Permaisurinya bernama Ratu Manik Raga Geulis Nimbang Leuwi Emas Pagencayan. Prabu Rangga malati mempunyai hulubalang bernama Kidang Panandri, juga mempunyai ponggawa suruhan bernama Kuda lengser, Mama Lurah dan Hatut Gugur Busiyat Hujan Gelap Nyawang.Suatu ketika Prabu Rangga Malati menginginkan putri dari negara Pasir Batang Karang Tengah yang bernama Dewi Tulis untuk dijadikan permaisurinya.
Diutusnyalah permaisurinya yang bernama Ratu Manik untuk melamarnya. Dewi Tulis bersedia menjadi istri Prabu Rangga Malati, asal di Pasir Batang Lembur Hilir ada kuda berbulu burik yang ada di Nusa Bali.
Sebelum pergi ke Nusa Bali, Kidang Panandri pergi dahulu ke bumi Suci Alam Padang (kahyangan), tempat para dewata tinggal. Ia menghadap kepada Dewi Wiru Mananggay, dewi yang paling sulung. Diberitahukan oleh Kidang Panandri bahwa ia disuruh mencari kuda berbulu landak dan kerbau berbulu burik di Nusa Bali. Wiru Mananggay merestui perjalanannya, dan menasehatinya agar mengambil jalan ke negara Jenggi.
Kidang Panandri turun ke bumi dan tiba di huma orang Jenggi, ia menanyakan keadaan di keraton negara jenggi kepada para petani. Bagaimana sifat dan cara rajanya dalam menerima tamu. Kidang Panadri memperoleh jawaban dari mereka dan mendapat kesan bahwa raja Jenggi sifatnya kurang baik terhadap tamu. Kidang Panandri pergi dan sesampainya di pintu gerbang ia menantang raja Jenggi untuk berperang. Adik raja Jenggi melarang kakaknya melayani tantangan Kidang Panandri, sebab Kidang Panandri sangat sakti, tetapi raja Jenggi tidak menuruti nasehat adiknya, lalu ia berperang dengan Kidanf Panandri, ia kalah dan mati. Ratna Jenggi meminta kepada Kidang Panandri agar kakaknya dihidupkan kembali, permintaan itu dikabulkan dan akhirnya raja Jenggi dihidupkan kembali, setelah hidup raja Jenggi takluk dan mengabdi kepada Kidang Panandri, lalu bersama-sama pergi menuju ke Nusa Bali.
Di jalan simpang empat, mereka berhenti dan membuat pasanggrahan untuk tempat tinggal. Kidang Panandri berkata: bahwa ia sendirilah yang akan masuk ke negara Nusa Bali, sedangkan yang lainnya disuruh untuk menunggu di pesanggrahan.
Adik raja Nusa Bali yang bernama Nyai Ratna Bali jatuh cinta kepada Kidang Panandri; Kidang Panandri berjanji akan memperistri Nyai Ratna Bali, asal binatang peliharaan Nyai Ratna Bali berupa kuda berbulu landak dan kerbau berbulu burik diberikan kepadanya. Binatng-binatang tersebut diberikan kepada Kidang Panandri dengan perjanjian jangan dibawa terlalu jauh. Setelah diberikan, binatang-binatang itu malah dilarikan oleh Kidang Panandri, dibawa ke jalan simpang empat. Nyi Ratna Bali memberitahukan kepada kakaknya, ratu Nusa Bali, bahwa binatang piaraannya dicuri oleh Kidang Panandri. Ratu Nusa Bali marah, lalu menantang perang Kidang Panandri. Oleh Kidang Panandri tantangannya diterima, lalu merekapun berperanglah. Ratu Nusa Bali kalah dalam peperangan itu, dan dapat dibunuh oleh Kidang Panandri. Nyai ratna Bali memohon kepada Kidang Panandri agar kakaknya dan semua orang yang sudah mati dihidupkan kembali. Permintaannya itu dikabulkan, kemudian Ratu Nusa Bali dengan semua rakyatnya menyatakan takluk dan bersedia mengabdikan dirinya kepada Kidang Panandri.
Kidang Panandri pulang kembali ke negara Pasir Batang Lembur Hilir sambil membawa binatang-binatang yang iminta oleh Dewi Tulis. Setelah sampai di negara Pasir Batang Lembur Hilir, binatang-binatang itu diserahkan kepada raja, lalu disimpan di dalam kandang.
Patih Kuda Lengser disuruh raja pergi ke negara Pasir Batang Karang Tengah untuk memberitahukan bahwa binatang-binatang permintaan Dewi Tulis sudah ada di negara Pasir Batang Lembur Hilir.
Kakak Dewi Tulis, yang bernama Kuda Jayang Sari dan Kudan Lanjar Saro tidak bersedia mengabdi kepada raja Pasir Batang Lembur Hilir serta tidak bersedia pula menikahkan Dewi Tulis kepada raja keturunan Ratu Pakuan Pajajaran.
Kidang Panandri mendatangi kedua kesatria itu di negara Pasir Batang Lembur Hilir serta tidak bersedia pula menikahkan Dewi Tulis kepada raja keturunan Ratu Pakuan Pajajaran.
Kidang Panandri mendatangi kedua kstaria itu di negara Pasir Batang Karang Tengah, kemudian menantang perang. Kuda Jayang Sari dan Kuda Lanjar Sari turun ke medan pertempuran. Kedua-duanya kalah dalam peperangan, dan dibunuh oleh Kidang Panandri. Dewi Tulis menghadap kepada Kidang Panandri memohon agar kedua orang kakaknya dihidupkan kembali, permohonan itu dikabulkan oleh Kidang Panandri.
Setelah hidup kembali Kuda Jayang Sari dan Kuda Lanjar Sari menyatakan takluk kepada Kidang Panandri dan bersedia mengabdikan diri. Lalu semuanya berangkat ke negara Pasir Batang Lembur Hilir untuk menghadap kepada Prabu Rangga Malati.
Diadakanlah pesta besar-besaran menikahkan Prabu Rangga Malati dengan Dewi Tulis, dan pengangkatan Prabu Kuda Lanjar Sari menjadi patih negara Pasir Batang Lembur Hilir.
Negara Pasir Batang Lembur Hilir menjadi negara yang aman tentram kerta raharja dengan hulubalang Kidang Panandri.