Cari

Unsur Penanggalan dalam Data Prasasti-Prasasti Abad Ke-9 dan ke-10 M

[Historiana] - Prasasti-prasasti yang berasal dari abad ke-9 dan ke-10 M berjumlah 112 buah. Namun,  prasasti  yang  digunakan  sebagai  data  adalah  prasasti  yang  dikeluarkan  oleh  raja  atau  memuat  nama  raja  dan  berhubungan  dengan  status  tanah  maupun  hal-hal  khusus  lainnya  yang  menarik  perhatian.  Selain  itu, tidak  semua  prasasti  memuat  unsur penanggalan sehingga prasasti-prasasti yang dipakai sebagai data berjumlah 32 buah.

Prasasti-Prasasti dengan Unsur Penanggalan Sederhana. Berikut ini disajikan data prasasti dengan unsur penanggalan sederhana, maksud sederhana di sini adalah hanya terdapat 5 unsur penanggalan saja.

Prasasti Wanua Tengah I 

Prasasti Wanua Tengah I dituliskan di atas batu berukuran 112 cm x 65 cm x 19 cm  yang  ditulisi  pada satu sisi sebanyak 10 baris. Prasasti ini ditemukan di candi Argapura di distrik Temanggung, sekarang tersimpan di Museum Nasional Jakarta dengan nomor inventaris D.81. Prasasti ini diterbitkan oleh Brandes dalam OJO VIII, 1913:10; Damais dalam EEI IV, 1955:27-8; Sarkar dalam Corpus vol I, 1971:179 Prasasti ini menegaskan adanya raja bernama Lokapāla pada  tahun  785  Ś dengan gelar Raka i Kayuwangi. Isi prasasti membicarakan mengenai daerah di Wanua Tengah yang dijadikan sīma.
Unsur penanggalan yang tertulis:
1. // swasti śakawarşātita 785 jīşţamāsa[1] tithi  
2. pañcamī kŗşnapakşa. pa. ka. wŗ. wāra...

 

Prasasti Wanua Tengah II 

Prasasti Wanua Tengah II keberadaannya tidak diketahui, namun isinya sama seperti prasasti  Wanua  Tengah I. Cetakan kertas prasasti ini terdapat di Puslitbang Arkenas dengan nomor inventaris 117. Prasasti ini diterbitkan oleh Damais dalam EEI IV, 1955:27-8; Sarkar dalam Corpus vol.I, 1971:180.
Unsur penanggalan yang tertulis: 
1. // swasti śakawarşātita 785 jīşţamāsa tithi
2. pañcamī kŗşnapakşa. pa. ka. wŗ. wāra...

Prasasti Tunahan (Polengan I)

Prasasti Tunahan dituliskan diatas lempeng tembaga dengan ukuran panjang 35,8 cm, lebar  14,8 cm dan tebalnya 0,3 cm. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta. Isi prasasti memperingati pemberian anugrah tanah di daerah Tunahan dan Mamali oleh Srī MahārājaRakaiKayuwangi kepada Pu Rakap. Prasasti ini awalnya disimpan oleh seorang  petani bernama Karjataroeno kemudian disimpan oleh Asisten Wedana (Camat) di desa Kenaran (Yogyakarta). Sebelum tahun 1939 prasasti ini dilaporkan kepada pemerintah  kemudian  van  Naerssen  membaca fotonya yang dibuat oleh Koperberg dari Java-Instituut.Van Naerssen  kemudian  menerbitkannya dalam Cultureel  Indie, 1939:157-8; Damais dalam EEI IV, 1955:30; Boechari membahas isi prasasti ini dalam Tembaga Tulis Polengan dari Jaman Rakai Kayuwangi, 1957: 15; Sarkar dalam Corpus vol. I, 1971: 184.
Unsur penanggalan yang tertulis:
1b. 1.//0// swasti śakawarşātita 794 māgha māsa dwādaśi śuklapakşa mawulu umanis budha wāra...

Prasasti Humanding (Polengan II)

Prasasti ini dituliskan diatas lempengan tembaga berukuran panjang 35,7 cm, lebar 14,7 cm dan tebal 0,2 cm. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta. Isi prasasti ini mengenai peresmian sebuah sawah seluas 4 tampah[2] di Humanding wilayah Sirikan yang merupakan  anugerah Srī Mahārāja Rakai Kayuwangi untuk dijadikan tanah perdikan bagi bangunan suci di Gunung Hyang. Pertama kali Stutterheim melaporkan adanya prasasti ini di dalam OV, 1938:19. Selanjutnya Damais membaca dan menerbitkan tiga baris pertama untuk membahas unsur  penanggalannya dalam EEI IV, 1955:32-33. Boechari membahas isi prasasti ini dalam Tembaga Tulis Polengan dari Jaman Rakai Kayuwangi, 1957:17. Sarkar kemudian menerbitkannya dalam Corpus,  vol I, 1971:199. Suhadi menerbitkannya dalam BPA 37, 1986: 65-72.
Unsur penanggalan yang tertulis:
1a.  1.//0//  swasti śakawarşātita  797  baisakha  māsa  dwitīya śuklapakşa  tunglai  pon  soma wāra...

Prasasti  Haliwangbang (Polengan IV)

Prasasti Haliwangbang dituliskan diatas 3 lempeng tembaga dengan ukuran panjang antara 35,3-35,8 cm, lebarnya antara 14,4-14,8 cm, dan tebal 0,5 cm. Prasasti ini  sekarang  tersimpan  di  Museum  Sonobudoyo, Yogyakarta. Isi prasasti adalah peresmian batas tanah di Mamali, sebagai daerah perdikan untuk biara di Haliwangbang, yang merupakan anugerah Srī  Mahārāja Rakai Kayuwangi kepada Rakarayan Sirikan Pu Rakap. Prasasti ini diulas oleh van Naerssen bersama dengan prasasti Tunahan, Mamali dan Jurungan di dalam Culturel Indie, 1939:157-8.

Damais menerbitkan sebagian prasasti dalam EEI IV, 1955: 33. Boechari membahas isi  prasasti  ini  dalam Tembaga Tulis Polengan dari Jaman Rakai Kayuwangi, 1957: 18. Sarkar menerbitkannya dalam Corpus, vol  I, 1971:201. Suhadi menerbitkannya dalam BPA 37, 1986: 81-91.
Unsur penanggalan yang tertulis:
1a.  1.//  swasti śakawarşātita  799  marggaśiramāsa  trayodaśi śuklapakşa  wurukung  wagai śukra wāra...

Prasasti Kwak I (Ngabean II)

Prasasti ini dituliskan di atas satu lempengan tembaga berukuran 35,7 x 32,8 cm,tebalnya 0,2 cm ditulisi 17 baris di bagian depan dan 14 baris di bagian belakang. Isi prasasti membicarakan  mengenai tanah tgal di wilayah Kwak dijadikan tanah sawah untuk bangunan suci di Kwak oleh Srī  Mahārāja Rakai Kayuwangi. Prasasti ini sekarang tersimpan di Museum Nasional Jakarta dengan  nomor inventaris E.6. Prasasti ini diterbitkan oleh Brandes dalam OJO XII, 1913:14-16. Damais  menerbitkan EEI  IV, 1955:34. Boechari bersama A.S. Wibowo menerbitkannya dalam PKMN, 1985/6: 30-32.
Unsur penanggalan yang tertulis:
1a.  1.//  swasti  sakawarşātita  801  śrawaņamāsa  tithi  pañcami  śuklapakşa  wurukung  umanis soma...

Prasasti Salingsingan/Kikil Batu

Prasasti  ini  dituliskan  di  atas  dua  buah  lempeng  tembaga  berukuran  38,5  x  14  cm  dengan  tebal  0,2  cm,  lempeng  pertama  ditulisi  11  baris  di  bagian  depan  dan  10  baris di bagian belakang; lempeng kedua ditulisi 11 baris pada satu sisinya. Lempeng pertama  sisi  belakang  isinya  sama  dengan  lempeng  kedua.  Prasasti  ini  merupakan  prasasti yang memuat dua peristiwa sekaligus: yang pertama tahun 802 Śaka, tentang pemberian anugrah berupa persembahan barang-barang yang dibuat dari emas kepada bhaţāra  di  Salingsingan  oleh  Srī  MahārājaRakaiKayuwangi  sehingga bagian ini disebut prasasti Salingsingan. Bagian kedua, tahun 827 Śaka, tentang upacara di desa Kikil Batu sehingga bagian ini disebut prasasti Kikil Batu. Namun, yang dipakai sebagai data adalah bagian pertama yaitu prasasti Salinsingan karena prasasti Kikil Batu tidak  menyebutkan  nama raja. Prasasti  ini sekarang tersimpan di Museum Nasional Jakarta dengan  nomor inventaris  E.8  a-b. Tempat ditemukannya tidak diketahui secara pasti namun diduga berasal dari daerah Kedu (Sarkar,1971:232). Prasasti ini diterbitkan oleh Cohen Stuart dalam KO X, 1875:20-21. Damais  menerbitkannya dalam EEI  IV,  1955:  173-174.  Boechari bersama A.S. Wibowo menerbitkannya dalam PKMN, 1985/6: 34-37. Sarkar menerbitkannya dalam Corpus, vol. I:  232-240.
Unsur penanggalan yang tertulis:
1a.  1.//  swasti śakawarşātita  duamwilan  atus  alih  baiśakhamāsa  tithi  caturdasi  kŗşnapakşa tu u so... 

Prasasti Taragal (Polengan VI)

Prasasti Taragal dituliskan diatas lempeng tembaga berukuran  panjang 35,6 cm, lebar 14,7 cm, dan tebal 0,14 cm. Isi prasasti menjelaskan mengenai peresmian tanah sawah di Taragal serta tanah rumput di desa Ruhutan wilayah Trab dan tanah pekarangan di Kumamĕt. Sawah itu dijadikan sīma bagi bangunan suci di Gunung Hyang di daerah Mamali dan Haliwangbang oleh Srī Mahārāja Rakai Kayuwangi kepada Rakarayan  Sirikan. Prasasti Taragal pertama kali disebut oleh Stutterheim  dalam OV, 1938:19.  Selanjutnya Damais membaca dan menerbitkan sebagian dalam EEI IV, 1955:36. Boechari membahas isi prasasti ini dalam Tembaga Tulis Polengan dari Jaman  Rakai  Kayuwangi, 1957:20.Sarkar menerbitkan dalam Corpus, vol I, 1971: 262-263. Suhadi menerbitkannya dalam  BPA 37, 1986:  95-102. Prasasti Taragal sekarang disimpan di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta.  Unsur penanggalan yang tertulis:
1a.1.// swasti śakawarşātita  802  phalguņamāsa  tritiya  kŗşnapakşa  tunglai  kaliwuan  soma...

Prasasti Pĕndĕm

Prasasti Pĕndĕm dituliskan diatas batu berpuncak rata dengan ukuran tinggi 112 cm, lebar 68 cm dan tebal 19 cm. Isi prasasti mengenai peresmian batas wilayah pada masa pemerintahan raja Rakai Kayuwangi, namun tidak banyak yang dapat terbaca dikarenakan prasasti ini sudah aus.  Prasasti Pĕndĕm sekarang berada di Museum Nasional Jakarta dengan nomor inventaris D.62. Prasasti ini diterbitkan oleh Krom dalam TBG 53, 1911:244. Damais menerbitkannya dalam EEI  IV,  1955:  36-37.  Sarkar menerbitkannya dalam Corpus vol. I, 1971: 264-265.
Unsur penanggalan yang tertulis:
1.// swasti śakawarşātita   803   caitramāsa   tithi   pañcami   śuklapakşa   pa   pahing   ādityawara...

Prasasti Panunggalan

Prasasti dituliskan di dua lempengan tembaga; yang pertama berukuran 34,2 x 7,5 cm dan  tebal 0,21 cm ditulisi pada satu sisinya dengan enam baris, yang kedua berukuran 33 x 7 cm dan tebal 0,2 cm  dengan lima baris tulisan di bagian depan dan satu baris di bagian belakang. Isi prasasti menjelaskan bahwa dapunta bangunan suci di Panunggalan tidak bisa memberi upeti kepada pejabat yang bersangkutan.Ternyata hal ini disebabkan oleh pamĕgat Namwi Nārāyana, namun karena pejabat ini disukai oleh raja yang didharmmakan di Layang maka pengurangan denda diberikan oleh raja yang  berkuasa, Haji Rakai Watuhumalang. Prasasti Panunggalan telah diterbitkan dalam NBG 1864, hal. 13. Kemudian diterbitkan olah Cohen Stuart dalam KO 1875, IX:19-20. Damais  menerbitkannya  dalam EEI  IV,1955:  168-169.  Boechari bersama A.S. Wibowo menerbitkannya dalam PKMN, 1985/6: 41-42. Prasasti ini disimpan di Museum  Nasional  Jakarta  dengan  nomor  inventaris  E.11  a-b.
Unsur  penanggalan  yang tercantum:
1.//o// swasti śakawarşātita  808[3]asujimāsa  tithi  pañcami  suklapakşa  wās umanis buddha wāra...

Prasasti Ayam Tĕas I

Prasasti dituliskan di satu lempeng tembaga berukuran 25 x 9 cm dengan tebal 0,11  cm,  ditulisi  9  baris di bagian depan dan 6 baris di bagian belakang. Prasasti ditemukan di daerah Purworejo, Jawa  Tengah. Isi prasasti menjelaskan mengenai desa-desa di wilayah Ayam Tĕas yang telah dijadikan  daerah perdikan oleh Srī Mahārāja Rake Watukura Dyah Dharmodaya Mahāsambhu dan mengatur  jumlah pedagang yang diperbolehkan memasuki desa-desa tersebut serta membebaskan desa-desa itu dari kehadiran para mangilala drabya haji[4]. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum Nasional Jakarta dengan nomor inventaris E.69. Prasasti ini diterbitkan oleh Stuterheim  dalam  JBG,  1938:  hal.121-122,  137.  Damais menerbitkannya dalam  EEIIV, 1955: 40. Boechari bersama A.S. Wibowo menerbitkannya dalam PKMN, 1985/6: 138-139. Sarkar menerbitkannya dalam Corpus vol. II, 1972: 1-3.
Unsur penanggalan yang tertulis:
a.1. // swasti śakawarşātīta 822 punah poşyamāsa tithi aşţami śuklapaksa ha 2. ka wŗwāra..

Prasasti Ayam Tĕas II

Prasasti ini ditulis di satu lempengan tembaga berukuran 35,3 x 12,2 cm dengan tebal  0,22  cm,  ditulisi kedua belah sisinya dengan 11 baris di bagian depan dan sembilan baris di bagian belakang. Isi prasasti sama dengan prasasti Ayam Tĕas I. Prasasti disimpan di Museum Nasional Jakarta dengan nomor inventaris E.74. Prasasti ini diterbitkan oleh Stutterheim dalam JBG,  1941-1947: 118. Damais menerbitkannya dalam EEI  IV,  1955:137-138.  Boechari bersama A.S.  Wibowo menerbitkannya dalam PKMN, 1985/6: 155.
Unsur penanggalan yang tertulis:
1.// swasti śakawarşātīta  82[2]  [puna]h  poşyamāsa  tithi  aşţami śuklapaksa haka wŗ wāra... 

Prasasti Rumwiga I 

Prasasti Rumwiga I dituliskan diatas satu lempeng  tembaga berukuran panjang 32,5 cm, lebar  12,12 cm, dan tebal 0,2 cm, ditulisi 11 baris dibagian depan dan 13 baris di bagian belakang. Isi prasasti tentang pemberian anugerah berupa pengurangan pajak yang ditanggung warga desa Umārita kepada majelis desa Rumwiga. Prasasti Rumwiga I ditemukan di desa Payak, kecamatan Srimulyo,  kabupaten  Bantul tahun 1981 dan sekarang disimpan di Kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala DIY di Bogem dengan nomor inventaris 6B.637. Prasasti ini diterbitkan olah Suhadi dalam BA IV no 1, 1983: 37-41.
Unsur penanggalan yang tertulis
1a. 1.  //0//  swasti śakawarşāātīta 826 poşya māsa tīthi trītiya kŗşņapakşa tu pa śu wāra...
____________________________________________

Prasasti-Prasasti dengan Unsur Penanggalan Lebih dari 5 Unsur  Berikut  ini  disajikan  data  prasasti  yang  unsur  penanggalannya  lebih  dari  lima  unsur penanggalan.  

Prasasti Wuatan Tija

Prasasti Wuatan Tija adalah sebuah prasasti yang patah menjadi dua[5]. Bagian yang pertama dituliskan diatas lempeng tembaga dengan ukuran panjang 35 cm, lebar bagian  tepi  12,4 cm dan lebar bagian tengah 11,4 cm dan tebal 0,2 cm.  Sedangkan  lempeng kedua berukuran 35 x 11,6 cm dan tebal 0,17 cm. Prasasti ini ditemukan di desa Manggung, Kelurahan Ngalang daerah Wonosari pada tahun 1924. Satu bagian dibeli oleh Nyonya Resink-Wilkens sedangkan bagian satunya dikirim ke Oudh .Bur. pada tahun 1925. Isi prasasti adalah peresmian sīma di daerah Wuatan Tijaoleh Srī Mahārāja Rake Lokapāla kepada putranya Dyah Bhūmijaya yang telah kembali setelah diculik. Sekarang prasasti ini disimpan di museum Sonobudoyo, Yogyakarta. Prasasti ini diterbitkan oleh Stutterheim dalam OV, 1925: 172-173 dan TBG 75, 1935:437-443. Damais menerbitkannya dalam TBG 83, 1949: 2-6.  Sarkar menerbitkannya dalam Corpus vol.I, 1971:250-261. Suhadi menerbitkannya dalam BPA 37, 1986:105-112.
Unsur penanggalan yang tertulis: 
1a. 1.//0// swasti (śaka)warşātita (80)
2 poşyamāsa (tithi) pañcamīśu(kla)pakşa ha po bu wara (u)ttar(ā)şā(dhā) nakşatra (dhruva) yoga...

Prasasti Ramwi (Ngabean VI)

Prasasti dituliskan diatas satu lempengan tembaga berukuran 36,5 cm x 21 cm dan tebal 0,15 cm. Bagian depan prasasti bertuliskan 15 baris dan bagian belakang 13 baris  tulisan.  Prasasti  ini  didapat  dari  daerah  Kedu,  Magelang  tahun  1870  dan  kemudian dibeli oleh Batavia Society. Isi prasasti adalah perintah Srī MahārājaRakaiKayuwangi  Sajjanotsavatungga  kepada  Rakai  HaluPu  Catura untuk membatasi tanah bagi dharmma di Pastika dan di Ramwi untuk dharmma di  Ramwi. Prasasti Ramwi sekarang disimpan di Museum Nasional Jakarta dengan nomor inventaris E.10.Prasasti ini diterbitkan oleh Cohen Stuart dalam KO XV, 1875: 24-26. Damais menerbitkannya  dalam EEI IV, 1955:38.  Boechari   bersama A.S. Wibowo menerbitkannya dalam PKMN,1985/6: 39-41.
Unsur penanggalan yang tertulis:
1a.1.// swasti śakawarşātita  804  caitramāsa  tithi  sasti  śuklapakşa  tu  pahing  wŗnaksatra posya yoganya wadhrti uttarasthāna..

Prasasti Munggu Antan

Prasasti Munggu Antan merupakan prasasti batu berbentuk lingga  berukuran  tinggi 70 cm  dan  diameter 24 cm. Prasasti  ini  berisi  peresmian daerah perdikan di Munggu Antan  untuk   biara di Gusali oleh sang pamgat Munggu dan adik perempuannya sang  hadyanPalutungan  atas  perintah  dari  Srī  Mahārāja  Rake Gurunwangi. Prasasti ini didapat dari desa Tumbu, distrik Balak, residen  Kedu. Prasasti kemudian dibawa ke Magelang dan kemudian disimpan di Museum Nasional Jakarta  dengan nomor inventaris D.93. Prasasti ini diterbitkan oleh Brandes dalam OJO  XVIII, 1913.  Damais menerbitkannya dalam EEI IV, 1955:39. Sarkar menerbitkannya dalam Corpus vol. I, 1971: 288-290.
Unsur penanggalan yang tertulis:
1a.  1.  //  swasti śakawarşātita  808  phalguņamāsa  trayodaśi śuklapakşa  wūrukung kaliwuan wŗhaspati wāra puşyā nakşatra śobhana yoga... 

Prasasti Poh Dulur (Balak)

Prasasti dituliskan diatas satu lempengan berukuran 36,5 x 19 cm dengan tebal 0,21  cm.  Bagian  depan  ditulisi  11  baris  dan  bagian  belakang  10  baris.  Prasasti  ini  ditemukan di desa Balak, Magelang dan kemudian menjadi milik Letnan Tionghoa di Malang.  Pemiliknya kemudian menyerahkannya ke Batavia Society. Isi Prasasti adalah mengenai pemberian hadiah kepada raja RakeLimusDyahDewendra. Prasasti ini disimpan di Museum Nasional Jakarta dengan nomor inventaris E.46. Prasasti ini diterbitkan  dalam  NBG, 1911:59. Damais menerbitkannya dalam EEI IV:191-192. Boechari bersama A.S. Wibowo menerbitkannya dalam PKMN, 1985/6: 107-109.
Unsur penanggalan yang tertulis:
1a.  1.// swasti śakawarşātita 812 kārtikamāsa  tithi pañcami śuklapakşa tunglai pon somawāra hana [...] buddha...

Prasasti Taji

Prasasti Taji dituliskan diatas empat lempengan tembaga dengan ukuran :  a.48 x 14,5 cm, tebal 0,2 cm  ditulisi pada satu sisi dengan 10 baris. b.47 x 15 cm, tebal 0,18 cm ditulisi pada satu sisi dengan 12 baris. c.48 x 15 cm, tebal 0,2 cm ditulisi pada satu sisi dengan 11 baris. d.49 x 14,5 cm, tebal 0,21 cm ditulisi pada dua sisi dengan 12 baris di bagian depan dan 3 baris di bagian belakang. Isi  prasasti  tentang  peresmian tanah di wilayah Taji menjadi daerah perdikan  untuk bangunan suci “kuil Dewasabhā“ dan sawah di Taji dijadikan daerah perdikan untuk kuil itu oleh Rakryān Watu Tihang Pu  Sanggrāma dhurandhara atas perintah Srī Mahārāja RakeWatukura Dyah Balitung. Prasasti Taji ditemukan di wilayah Panaraga tahun 1868 dan kemudian  disimpan di Museum Nasional  Jakarta  dengan nomor inventaris E.12. Prasasti ini pertama kali dibahas oleh Kern dalam NBG  20,  1882:   51. Holle menerbitkannya dalam TBG 27, 1882:544-548. Brandes menerbitkannya dalam OJO XXIII, 1913: 28-31. Damais menerbitkannya dalam EEI IV, 1955:40. Sarkar menerbitkannya  dalam  Corpus,vol  II,  1972:  4-14.  Boechari  bersama A.S. Wibowo menerbitkannya dalam PKMN, 1985/6: 42-46.
Unsur penanggalan yang tertulis:
1a. 1. //0// swasti śakawarşatītā 823 caitramāsa dwitīya kŗşņapaksa wurukung pahīng budha wāra ādityastha anurādhanakşatra mitradewatā warīyā       
2. nyoga taithilakaraņa...

Prasasti Telang II

Prasasti Telang II merupakan dua lempeng prasasti yang masing-masing dituliskan diatas dua lempeng tembaga. Set prasasti yang pertama berukuran panjang 39  cm,  lebar18 cm dan tebalnya 0,18 cm. Keadaan prasasti patah pada sisi kiri dan huruf pada bagian  tepi  aus  semua. Isi prasasti menjelaskan mengenai perintah dari Srī Mahārāja Rake Watukura Dyah Balitung Srī Dharmmodayamahāśambhu yang diturunkan kepada RakeWlar Pu Sudarsana untuk melaksanakan janji dari raja yang disemayamkan di Śatasŗnga untuk mendirikan tempat penyeberangan   melewati sungai di Paparahuan dan meresmikan daerah perdikan di desa Telang, Mahe dan Paparahuan untuk memelihara tempat penyeberangan itu. Set prasati yang kedua berukuran panjang 11,5 cm, lebar 33,5 cm dan tebal 0,18 cm.  Isi set prasasti kedua menyerupai isi set yang  pertama, yaitu perintah dari Srī Mahārāja RakeWatukura Dyah Balitung Srī Dharmmodayamahāśambhu yang diturunkan  kepada Rakryān Mapatih i Hino Pu Dakşa Bahubajra Pratipakşaksaya, Rakai HaluPu Wirawikrama, Rakai Sirikan Pu Samara Wikranta, Rakai Wka Pu Bhaswara, tiruan Pu Śiwāstra, manghuri Pu Cakra, wadihati Pu Dapit, makudur Pu Samwŗda dan Rake Wlar Pu Sudarśana untuk mendirikan bangunan suci dan perahu untuk  sungai di Paparuhan. Prasasti Telang II ditemukan di tepi  sungai Bengawan Solo dan kemudian dibahas oleh Stutterheim dalam TBG 74, 1934:269-295. Sarkar menerbitkannya dalam Corpus vol.II:42-50. Suhadi menerbitkan  prasasti  ini  dalam  BPA  37,  1986:44-48. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum  Mangkunegaraan  Solo.
Unsur penanggalan yang tertulis:
Set pertama: 1a. //0// [swasti śakawarşatītā 825 poşa]māsa tithi şaşţi kŗşņa wu ka wu wāra hastā nakşatra brahma yoga...
Set kedua: 1a. 1. //0// swasti śakawarşatītā 825 poşamāsa tithi şaşţi kŗşņa wu ka wu wāra..

Prasasti Rumwiga II

Prasasti Rumwiga II ditulis diatas dua buah lempeng tembaga. Lempeng pertama berukuran panjang 38,3 cm,  lebar 16,5 cm dan tebal 0,3 cm sedangkan lempeng  kedua berukuran  panjang 39 cm, lebar 21,2 cm dan tebal 0,25 cm. Isi prasasti tentang pemberian  anugerah kepada desa Rumwiga.  Tempat  ditemukannya sama dengan   prasasti Rumwiga I dan sekarang tersimpan di Kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala  DIY  di  Bogem.  Lempeng pertama bernomor inventaris 6B.639 dan lempeng kedua bernomor 6B.638.Suhadi menerbitkan prasasti ini dalam BA IV no 1, 1983: 41-47.
Unsur penanggalan yang tertulis:
1a. 1. //0// swasti śakawarşatītā 827 śrawaņa māsa tithi pratipāda śuklapakşa pa u śu wāra aslesa nakşatra warīyān yoga..

Prasasti Poh (Randusari I)

Prasasti Poh ditulis di atas lempeng tembaga. Isi prasasti tentang turunnya perintah dari Srī Mahārāja RakeWatukura Dyah Balitung Srī Dharmmodayamahāśambhu kepada Rakryān Mapatih i Hino dan RakaiWwatan untuk  meresmikan  daerah perdikan di desa  Poh  dan  desa  Rumasan  di  daerah Nyū. Prasasti ini diterbitkan    oleh Stutterheim dalam INI, 1940:3-28. Damais menerbitkannya  dalam  EEI IV, 1955:42-44.  Sarkar  menerbitkannya dalam Corpus vol. II: 51-52. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum Sriwedari, Solo. 
Unsur penanggalan yang tertulis: 
1b.   1.   //0// swasti śakawarşatītā 827 śrawaņamāsa tithi trayodaśi śuklapakşa paniruan pon budhawāra aiśānyasthāna pūrbwāşādhanakşatra aświdewatā wiskambhayoga...

Prasasti Mantyāsih I

Prasasti Mantyāsih I dituliskan diatas dua buah lempeng tembaga berukuran panjang 49,3 cm, lebar 22,2 cm, tebal 0,3 cm ditulis 25 baris di lempeng pertama dan lempeng kedua ditulis 23 baris. Isi prasasti ini membicarakan mengenai anugerah dari Srī Mahārāja Rake Watukura Dyah Balitung Srī Dharmmodayamahāśambhu berupa daerah perdikan kepada sekelompok patih di Mantyāsih yang akan dipakai secara bergantian oleh mereka dan  keluarga mereka masing-masing selama tiga tahun sebagaiimbalan dari jasa mereka ketika acara pernikahan raja, penyembahan kepada beberapa dewa dan usaha mereka melindungi desa Kuning saat bahaya. Prasasti  ini  merupakan prasasti yang sangat penting untuk mengetahui sejarah Jawa Tengah  karena memuat silsilah    dinasti raja-raja Matarām dengan nama raja Sañjaya di puncak silsilah itu. Prasasti ini diterbitkan oleh Stutterheim dalam TBG 67:172-215. Damais menerbitkan  dalam EEI IV, 1955: 42-43. Sarkar  menerbitkannya  dalam Corpus vol. II, 1972:64-84. Prasasti Mantyāsih I sekarang  disimpan  di  Museum  Sriwedari, Solo. 

Unsur penanggalan yang tertulis:
1a. 1. //0// swasti śakawarşatītā 829 caitramāsa tithi ekādaśi kŗşņapakşa  tu u śa wāra pūrwwabhadrawādaņakşatra ajapādadewatā indrayoga...

Prasasti Mantyāsih II

Prasasti Mantyāsih II dituliskan di batu berbentuk blok berpuncak setengah lingkaran berukuran tinggi 85 cm, lebar 57 cm, dan tebal 15 cm. Prasasti ditulisi pada kedua sisinya, 17 baris  didepan dan 18 baris dibelakang. Isi prasasti hampir sama dengan  prasasti Mantyāsih I namun lebih singkat. Tempat ditemukannya tidak diketahui secara pasti, namun diketahui berasal dari Jawa Timur, menurut Rouffaer dalam NBG  1909:  80  berasal dari Matesih. Prasasti ini kemudian diterbitkan oleh Brandes  dalam  OJO  XXVII, 1913:35-36. Damais  menerbitkannya dalam EEI IV, 1955:118-120. Sarkar menerbitkannya dalam Corpus vol. II, 1972: 82-84.
Unsur penanggalan yang tertulis:
1a. 1. //0// swasti śaka(warşa)tī(tā)
2. 829 (cai)tra(māsa) (ti)thi
3. (ekāda)śi kŗşņapakşa tu u śa wāra pūrwwa 
4. (bhadrawādaņa)kşatra (a)japā(da)dewatā indrayo(ga)...

Prasasti Sangsang

Prasasti Sangsang ditulis pada dua buah lempeng tembaga, lempeng pertama berukuran 36,5 x 17,5 cm dan tebal 0, 3 cm ditulisi 14 baris di bagian depan dan 15 baris di bagian belakang. Sedangkan lempeng kedua  berukuran 39 x 13,5 cm dan tebal 0,3 cm ditulisi 14 baris didepan dan 11 baris dibelakang.  Dari  kedua  lempeng  ini, lempeng pertama tulisannya kurang bagus sehingga berkesan si penulis tidak begitu  mengerti  apa  isi  yang  dituliskannya. Kedua lempeng ini berisi mengenai anugerah dari Srī Mahārāja RakeWatukura Dyah Balitung Srī Dharmmodayamahāśambhu kepada Samgat Lamwa Pu Layang berupa daerah  perdikan di Sangsang wilayah Lamwa pada lempeng pertama dan daerah perdikan di Wukajana, Tumpang dan Wurutlu kepada Samgat Kalangwungkal Pu Layang  pada lempeng  kedua. Uang yang didapat di Sangsang akan disumbangkan  kepada dewa yang disemayamkan di wihara di Hujung Galuh dan di ketiga tempat lainnya disumbangkan untuk dewa di wihara di Dalinan. Prasasti ini  diterbitkan oleh van Naerssen dalam BKI 95, 1937:441-444. Damais menerbitkannya dalam EEI IV, 1955:47.  Sarkar  menerbitkannya dalam Corpus vol. II:85-98. Prasasti ini sekarang berada di Royal Colonial Institute of Amsterdam dengan nomor inventaris 856.1 dan 2.
Unsur penanggalan yang tertulis:
1a.//0// swasti śakawarşatītā 829 baiśākhamāsa tithi caturthi kŗşņapaksa mawulu wagai somawāra uttarāşādhanakşatra śuklayoga...

Prasasti Kinĕwu

Prasasti Kinĕwu merupakan prasasti yang dipahatkan dibelakang arca Ganesha, berukuran tinggi 110 cm dan lebar 39 cm, ditulisi 18 baris dibagian kaki dari arca. Isi prasasti merekam pemberian anugerah berupa sawah dari Srī MahārājaRakeWatukuraDyahBalitung  SrīIśwara Keśawasamarottungga kepada para rama di Kinwu yang telah memberi raja emas sebesar 5 karşa.. Prasasti ini diterbitkan oleh Cohen  Stuart  dalam TBG 18, 1871:109-117. Brandes  menerbitkannya  dalam  OJOXXVI,  1913:33-35. Damais menerbitkannya dalam EEI IV, 1955:48. Sarkar  menerbitkannya prasasti ini dalam Corpus vol. II:108-112. Barret-Jones menerbitkannya dalam Early Tenth Century Java From the Inscriptions, 1984:158-159. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum Blitar.
Unsur penanggalan yang tertulis: 
1. //0// swasti śakawarşatītā 829 mārgasiramāsa tithi dwāda 2. śi śuklapaksa ha wa śu wāra bharaņinakşatra siddhayoga yamadewatā...

Prasasti Sugih Manek

Prasasti Sugih Manek ditulis diatas batu berukuran tinggi 94 cm, lebar 72 cm dan tebal 18 cm, bertuliskan 30  baris didepan dan 31 baris dibelakang. Isi prasasti adalah pemberian anugerah dari Srī Mahārāja  Srī  Dakşottamabāhubajrapratipakşakşaya kepada Rakai Kanuruhan untuk menjadikan desa di daerah Limus dan  Tampuran sebagai daerah perdikan untuk kuil di Sugih Manek, dimana pemujaan dewa harus dilakukan setiap   harinya. Prasasti ini ditemukan di wilayah Singasari, Pasuruhan dan sekarang disimpan di Museum Nasional Jakarta dengan nomor inventaris D.87. Prasasti ini diterbitkan oleh Brandes dalam OJO XXX, 1913: 37-42. Damais menerbitkannya dalam EEI IV: 50-51. Sarkar menerbitkannya dalam Corpus vol. II, 1972: 145-160. 
Unsur penanggalan yang tertulis:
a.3.    swasti śakawarşatītā  837  asujimāsa  tithi  dwitīya śuklapakşa  ma  po  bu  wāra 
4. agneyadeśa citrānakşatra wedŗtiyoga twaşta dewatā...

Prasasti Er Kuwing

Prasasti Er Kuwing (Barāhāśrama)

Prasasti Er Kuwing ditulis diatas lempeng tembaga berukuran 29,9 cm x 39 cm, ditulisi pada satu sisi namun patah sehingga hanya tersisa 27 baris tulisan. Isi prasasti adalah pemberian anugerah dari Srī Mahārāja SrīDakşottamabāhubajrapratipakşakşaya yang membebaskan desa di Poh Galuh dan Er Kuwing untuk bhaţāra di Barāhāśrama di Serayu[6] dari pajak-pajak yang membebani desa-desa itu. Prasasti ini dibeli oleh C. van Doorn  pada tahun 1858 dan  diperoleh  dari J.G. von Schmidt auf Altenstadt, sekarang tersimpan di Rijkmuseum  voor  Volkenkunde Leiden, dengan nomor inventaris 2120. Prasasti ini diterbitkan  oleh  Cohen  Stuart  dalam  KO  XVII, 1875:27-29. Sarkar menerbitkan prasasti ini dalam Corpus vol.II, 1972:183-191.
Unsur penanggalan yang tertulis:
1 ...ha ka wŗ wāra pūrbwbhadrawādanakşatra ajapāda dewata warīyān yoga...

Prasasti Lintakan

Prasasti Lintakan ditulis diatas tiga buah lempeng tembaga masing-masing berukuran 55,5 x 24 cm tebal 0,3 cm, bagian atas ada lubang kecil, bertuliskan di satu sisi masing-masing berisi 17, 20 dan 22 baris. Isi  prasasti adalah peresmian daerah perdikan di Kasugihan, Lintakan, Tunah dan Wru oleh  Srī  MahārājaRakaiLayangDyahTlodhongSrīSajjanasannatanuragatanggadewa untuk upacara caru bagi ayahnya yang  dimakamkan di Turumangambil. Tempat ditemukannya prasasti ini tidak diketahui, dulunya dimiliki oleh Pangeran Ngabehi di Yogyakarta lalu diberikan kepada Batavia Society  tahun  1865  (Sarkar, 1972:162) dan sekarang  tersimpan di Museum Nasional Jakarta dengan nomor inventaris E.13 a-c. Prasasti ini diterbitkan oleh Cohen Stuart dalam KO I, 1875: 1-6. Damais menerbitkannya dalam EEI IV, 1955:51. Sarkar menerbitkan dalamnya Corpus vol.II, 1972:162-182. Boechari bersama A.S. Wibowo menerbitkannya dalam PKMN, 1985/6: 46-52.
Unsur penanggalan yang tertulis:
1.// swasti śakawarşatītā 841 śrawaņamāsa  tithi  dwādaśi śuklapakşa  mawulu  umanis somawāra mūlanakşatra waidhŗti yoga nairitideśa...

Prasasti Hariñjing B

Prasasti ini dituliskan diatas batu, tinggi 122 cm, lebar 76 cm dan tebal 18 cm, berisi anugerah dari Srī  Mahārāja Rake Hyang Dyah Tlodhong kepada Rakryan Mapatih i HinoMahāmantri SrīKetudhara. Prasasti ini sekarang tersimpan di Museum Nasional Jakarta dengan nomor inventaris D.173. Prasasti ini diterbitkan oleh Damais  dalam EEI IV, 1955:52. Sarkar  menerbitkannya  dalam  Corpus vol.II, 1972:196-197.
Unsur penanggalan yang tertulis:
1.// swasti śakawarşatītā 843 aśujimāsa tithi pañcadaśi śuklapakşa wāra ha u  2.bu nakşatra uttarabhadrawāda ahnibudhnadewatā dhŗwayoga...

Prasasti Palĕbuhan

Prasasti Palĕbuhan dituliskan diatas sebuah lempeng tembaga. Keadaan prasasti ini patah di sisi yang lebih pendek dan dibagian bawahnya sudah aus sekali, berukuran  13 x 26 cm dan tebal 0,3 cm. Prasasti ini  ditemukan di daerah Gorang Gareng, Madiun (Sarkar, 1972:215; Barret-Jones, 1984:17). Prasasti ini berisi peresmian  daerah  perdikan di Palĕbuhan oleh Srī Mahārāja Pu Wagiswara. Prasasti ini telah diterbitkan  dalam TBG 75:420-421. Sarkar menerbitkannya dalam Corpusvol. II, 1972:215-219. Keberadaan prasasti ini sekarang tak diketahui.
Unsur penanggalan yang tertulis:
a.1. //0// swasti śakawarşatītā 849 beśākhamāsa tithi pratipāda śuklapakşa...
2. wāra bhariņi nakşatra toga dewatā...

Prasasti Kinawĕ (Tañjung Kalang)

Prasasti ini dituliskan diatas batu berpuncak lancip dengan tinggi 123 cm lebar 86 cm dan tebal 12 cm. Prasasti  dituliskan  sebanyak 16 baris namun yang dapat dibaca hanya 13  baris. Isi prasasti ini menarik  karena  peresmian daerah perdikan di Kinawĕ daerah Kadangan dilakukan oleh  RakeGununganDyahMuatan, ibu dari Dyah Bingah, untuk  putranya dan cucu-cucunya namun tidak untuk anak-anak dari suaminya. Hal ini dilakukannya  setelah  memberikan uang kepada Srī MahārājaWawa. Prasasti ini ditemukan di desa Tanjung Kalang, Berbek dan sekarang disimpan di Museum Nasional Jakarta dengan nomor inventaris D.66. Brandes menerbitkan prasasti ini dalam OJO XXXII,  1913:49. Damais menerbitkannya dalam EEI IV, 1955:53-54. Sarkar menerbitkannya dalam Corpus vol.II, 1972:224-226.
Unsur penanggalan yang tertulis:
a.3. ...// swasti śakawarşatītā 849
4. phālgunamasa tithi pañcami śuklapakşa wu wa wŗ
5. wāra wuku tolu dakşiņa deśa kŗttikānakşa wiska
6. mbha yoga dahana dewatā...

Prasasti Sangguran

Prasasti Sangguran ditulis diatas batu besar berukuran tinggi lima kaki, lebar empat kaki dan tebalnya satu kaki, ditulis di kedua sisinya dan di salah satu sisi samping. Sisi depan bertuliskan sebanyak 38 baris, sisi belakang ditulis 45 baris dan sisi samping ditulis 15 baris. Isi prasasti ini adalah anugerah yang diberikan oleh SrīMahārājaRakaiPangkajaDyahWawaSrīWijayalokanāmottunga kepada desa Sangguran di wilayah Waharu yang dijadikan daerah perdikan untuk bhaţāra di kabhaktyan di daerah perdikan yang diurus oleh sebauh  kelompok  juru gusali di Manañjung. Tempat ditemukannya prasasti ini tidak diketahui, kemungkinan berasal dari   Ngendat, di timur-laut Malang dan sekarang berada di Minto House di Skotlandia. Prasasti ini diterbitkan  oleh Brandes dalam OJO XXXI, 1913:42-49. Damais menerbitkan dalam EEI IV, 1955:102-103.  Sarkar  menerbitkan  dalam Corpus vol.II, 1972:227-248.
Unsur penanggalan yang tertulis:
a.3. // swasti śakawarşatītā 850 śrawanamāsa tithi caturdaśi śuklapakşa wu ka śa wāra hastānakşatra wişņu dewatā sobhagya
4. yoga

Catatan kaki

[1] Baca: Jyaişţa
[2] Nama ukuran luas
[3] Angka tahun prasasti ini menurut Damais dalam EEI IV hal.168-169 seharusnya tahun 818 Ś karena pada tahun 808 Ś ada seorang raja bernama Gurunwangi. Boechari juga menyetujui pendapat Damais dan  dalam  PKMN  memberikan  catatan  bahwa  angka  tahun  prasasti  ini  seharusnya  818  Ś.  Untuk  analisis  dipakai angka tahun 818 Ś/896 M.
[4] Abdi dalĕm raja. 
[5] Hal  ini  pertama  kali  disadari  oleh  Krom  dengan  beberapa  pertimbangan  yaitu  kedua  fragmen  menyebut  Rakai  Kayuwangi  yang  memberi  daerah  perdikan  untuk  anaknya,  Dyah  Bhūmijaya  dan  fragmen Resink berakhir di bagian tengah sapata sedangkan fragmen Museum dimulai dari bagian itu.
[6] Nama sungai di daerah Dieng. 
Baca Juga

Sponsor