[Historiana] - Kekuasaan Singasari di Mojokerto salah satunya dibuktikan dengan Prasasti Gondang. Batu prasasti ini ditemukan di sawah milik Atkim, Dusun Rejoso, Desa/Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto.
Kerajaan Tumapel atau yang lebih dikenal dengan Singasari mencapai
kejayaannya saat dipimpin Kertanegara pada 1268-1292 Masehi. Wilayah
kerajaan ini meliputi Mojokerto jauh sebelum Majapahit berdiri.
Prasasti yang dipahat pada batu andesit tersebut mempunyai diameter 127 cm. Bagian yang tampak setinggi 54 cm. Sebagian besar batu ini masih terpendam di dalam sawah yang kini ditanami jagung.
Pada salah satu permukaan datar batu tersebut, terukir 3 baris kalimat menggunakan aksara Jawa Kuno. Baris pertama berbunyi "I ... titi ... nirat bo/wa(?)", baris kedua "iguna bala sasana", sedangkan baris ketiga bertuliskan angka tahun. Yaitu 1197 saka atau 1275 masehi.
"Berdasarkan angka tahunnya, prasasti ini dibuat pada masa kekuasaan Raja Kertanegara dari Kerajaan Singasari. Prasasti ini menandakan wilayah Singasari sampai Mojokerto sebelum ada Majapahit. Jadi, Gresik, Surabaya sampai Mojokerto menjadi daerah kekuasaan Singasari," kata Arkeokog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho saat meninjau Prasasti Gondang, detiknews.com Jumat (5/6/2020).
Wicaksono lanjut menjelaskan, pada umumnya prasasti dibuat oleh raja zaman Singasari maupun Majapahit untuk menetapkan sebuah wilayah menjadi tanah perdikan, atau tanah bebas pajak. Prasasti yang dikeluarkan oleh raja lazimnya terbuat dari batu berbentuk gunungan wayang.
Pada setiap prasasti berisi pujian-pujian untuk raja, nama para pejabat yang hadir saat pembuatan prasasti, isi prasasti dan kutukan-kutukan. Tidak jauh dari tempat prasasti dipasang, biasanya terdapat bangunan suci. “Karena hasil pajak yang tidak dipungut oleh raja pada zaman dulu digunakan untuk merawat bangunan suci,” terang Wicaksono.
Menurut Wicaksono, Prasasti Gondang berbeda dengan prasasti lainnya yang dikeluarkan oleh raja pada masa Singasari maupun era Majapahit. Karena batu prasasti tersebut tidak berbentuk gunungan wayang.
“Kalau ini (Prasasti Gondang) bukan prasasti utuh seperti gunungan wayang, lebih pada peringatan peristiwa tertentu. Sepertinya bukan diterbitkan oleh Kertanegara, tapi dibuat oleh raja bawahan yang semasa dengan Kertanegara,” ungkapnya.
Kondisi Prasasti Gondang saat ini boleh dibilang cukup memprihatinkan. Padahal telah ditangani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim. Mereka juga telah menunjuk pemilik sawah sebagai juru peliharanya. “Melihat kondisinya yang memprihatinkan, kami akan segera laporkan ke Dinas Kebudayaan supaya diberi cungkup agar tidak semakin parah ausnya,” tandas Wicaksono.
Kertanegara naik tahta sebagai Raja Tumapel menggantikan ayahnya Wisnuwardhana pada tahun 1268 masehi. Dia Tewas karena pemberontakan Jayakatwang tahun 1292 masehi. Menantunya, Raden Wijaya lantas melanjutkan kekuasaan trah Ken Arok dan Ken Dedes dengan mendirikan Kerajaan Majapahit.
Pada setiap prasasti berisi pujian-pujian untuk raja, nama para pejabat yang hadir saat pembuatan prasasti, isi prasasti dan kutukan-kutukan. Tidak jauh dari tempat prasasti dipasang, biasanya terdapat bangunan suci. “Karena hasil pajak yang tidak dipungut oleh raja pada zaman dulu digunakan untuk merawat bangunan suci,” terang Wicaksono.
Menurut Wicaksono, Prasasti Gondang berbeda dengan prasasti lainnya yang dikeluarkan oleh raja pada masa Singasari maupun era Majapahit. Karena batu prasasti tersebut tidak berbentuk gunungan wayang.
“Kalau ini (Prasasti Gondang) bukan prasasti utuh seperti gunungan wayang, lebih pada peringatan peristiwa tertentu. Sepertinya bukan diterbitkan oleh Kertanegara, tapi dibuat oleh raja bawahan yang semasa dengan Kertanegara,” ungkapnya.
Kondisi Prasasti Gondang saat ini boleh dibilang cukup memprihatinkan. Padahal telah ditangani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim. Mereka juga telah menunjuk pemilik sawah sebagai juru peliharanya. “Melihat kondisinya yang memprihatinkan, kami akan segera laporkan ke Dinas Kebudayaan supaya diberi cungkup agar tidak semakin parah ausnya,” tandas Wicaksono.
Kertanegara naik tahta sebagai Raja Tumapel menggantikan ayahnya Wisnuwardhana pada tahun 1268 masehi. Dia Tewas karena pemberontakan Jayakatwang tahun 1292 masehi. Menantunya, Raden Wijaya lantas melanjutkan kekuasaan trah Ken Arok dan Ken Dedes dengan mendirikan Kerajaan Majapahit.
Sumber:
- "Prasasti Gondang, Bukti Kekuasaan Kerajaan Singasari di Mojokerto"ditayangkan 05 Jun 2020 oleh Enggran Eko Budianto. detiknews.com Diakses 10 Juni 2020
- "Prasasti Gondang, Saksi Kejayaan Kerajaan Singosari di Mojokerto" ditayangkan 6 Juni 2020 gaekon.com Diakses 10 Juni 2020
- "Prasasti Gondang, Peninggalan Singosari yang Terbengkalai" Ditayangkan 05 Juni 2020 oleh Tritus Julan. sindonews.com Diakses 10 Juni 2020.