Saat ini, kompleks Candi Batujaya merupakan areal persawahan dan pemukiman penduduk. Sebagian besar bangunan purbakala di lokasi tersebut masih tertimbun dalam 'unur' atau 'lemah duwur' (tanah darat menyembul diantara pesawahan). Sampai dengan pertengahan tahun 2004 ini, penggalian dan penelitian di kompleks percandian di Batujaya masih terus berlangsung di bawah pengawasan Tim Peneliti Situs Batujaya dari Universitas Indonesia.
Komplek candi Batu Jaya terdapat 46 titik sebaran candi di areal 5 km, tetapi tidak menutup kemungkinan kalau candi itu akan bertambah, seiring ditemukannya unur unur yang lain. Adapun candi yang sudah dipugar dan sudah memiliki bentuk candi meski belum sempurna ada 4 buah yang dinamakan : 1. Candi Jiwa atau Batujaya I, 2. Candi Blandongan atau BatuJaya V, 3 Candi Serut atau Batujaya VII, dan 4. Candi Sumur atau Batu jaya VIII.
Walaupun belum didapatkan data mengenai kapan dan oleh siapa candi-candi di Batujaya dibangun, namun para pakar arkeologi menduga bahwa candi-candi tersebut merupakan yang tertua di Jawa, yang dibangun pada masa Kerajaan Tarumanegara (Abad ke-5 sampai ke-6 M). Sampai tahun 1997 sudah 24 situs candi yang ditemukan di Batujaya dan baru 6 di antaranya, umumnya merupakan hanya sisa bangunan, yang sudah diteliti. Tidak tertutup kemungkinan bahwa masih ada lagi candi-candi lain di Batujaya yang belum ditemukan. Yang menarik, semua bangunan candi menghadap ke arah yang sama, yaitu 50 derajat dari arah utara.
Candi Candi di Komplek Batu Jaya ini umumnya terkubur di dalam tanah sedalam antara 1 hingga 3 meter, jadi pelataran candi berada dibawah 1- 3 meter dari permukaan sawah, alhasil candi candi itu rawan tergenang. Tetapi berkat perhatian pemerintah terhadap situs peninggalan sejarah ini sekeliling candi dibuat tembok penahan air dan didalamnya terdapat drainase untuk mengalirkan air menuju ruang pompa yang akan menarik keluar areal candi.
1. Candi Jiwa
Situs candi jiwa merupakan sebuah gundukan tanah seperti bukit kecil yang oleh penduduk disebut unur jiwa berbentuk lonjong, dengan ketinggian 2 m dari permukaan tanah sawah dan sebagian lagi terkubur 2 meter dibawah ppermukaan sawah di sekitarnya dan luas kurang lebih 500 m2.Candi jiwa mulai di pugar pada tahun 1996 sampai 2001 oleh Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala,Departemen Pendidikan Nasional (sekarang menjadi Direktorat Peninggalan Purbakala Dep. Kebudayaan dan Pariwisata), melalui Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala (sekarang Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala) BP3 Serang .
Candi Segaran I (Candi Jiwa) Sumber: Hasan Djafar 2010 |
Candi Jiwa terletak pada kedalaman 2 meter ddibawah permukaan sawah, menilik dari bentuknya candi ini relatif lebih mendekati sempurna ketimbang candi yang lain di sekitarnya. Mulai dari penampang alas candi terdapat semacam selasar atau jalan selebar 1,5 meter yang mengelilingi candi, juga terdapat batu yang disusun rapi, menyerupai taman. Candi ini tidak memiliki anak tangga karena memang candi ini dibuat bukan untuk upacara di atasnya melainkan dibersembahyang di sekeliling candi. Jalan menuju candi sudah di beton dari perkampungan menuju posisi candi
Badan candi sempurna hingga tampak atas candi, yang berbentuk bunga padma atau bunga teratai, diduga diatas candi ini terdapat patung budha yang jika dilihat dari bangunan candi yang berukuran 19 X 19 meter, maka patung buda diatasnya seharusnya meiliki tinggi lebih dari 4 meter.
Situs Batu Jaya terdiri dari beberapa lapisan budaya. Ditenggarai sejak masa sebelum masehi, wilayah ini dikenal dengan huniam masyarakat budaya Buni. Hasil temuan di Situs percandian Batujaya, khususnya Candi Segaran II ditemukan kerangka jenazah dan bekal kubur berupa gelang emas, penutup mata emas dan ornamen emas serta pecahan gerabah.
Kerangka manusia di Candi Segaran II |
Penutup mata Jenazah di Candi Segaran II |
Gelang emas ditemukan di pemakaman kuno Candi Segaran II |
2. Candi Blandongan
Pada mulanya candi ini hanya berbentuk gundukan tanah merah yang ditumbuhi pohon pisang dan pohon perdu lainnya. Sekelilingnya adalah pematang sawah yang merupakan tanah produktif.Situs ini pertama kali di survei oleh tim arkeologi FSUI pada tahun 1984, antara tahun 1992 dan 2000 situs ini di eskapasi oleh Puslit Arkenas, dan menghasilkan penemuan sebuah reruntuhan candi
Candi ini sebagian badannya menjorok kedalam tanah atau permukaan alas candi berada di kedalamanan antara 2-3 meter lebih rendah dari permukaan sawah di sekitarnya. Untuk keperluan penampakan candi secara keseluruhan, petugas candi membuat pelataran sekeliling candi dengan menjorok kedalam tanah sekitar dua meter dari penampang sawah di sekelilingnya, dengan demikian candi ini posisinya lebih rendah 1-3 meter dari penampang sawah sehingga rawan tergenang, beruntung pompa air sudah siap di setiap sudutnya agar pelataran candi ini tetapi kering. Bila ukuran candi berkisar antara 25 X 25 meter, maka pelataran candi dibuat lebih besar yakni sekitar 45 X 45 Meter M2.
Candi Segaran V (Candi Blandongan) Sumber: Hasan Djafar 2010 |
Candi Blandongan berdenah bujur sangkar dengan ukuran 25 x 25 m.di bagian atas kaki pada keempat sisi candi terdapat tangga masuk dan pagar langkan. Candi ini seolah bertingkat karena dari 25 x 25 meter persegi di bagian tengah candi masih terdapat sebuah bangunan dengan ukuran 10 x 10 m. Antara badan candi dengan pagar langkan terdapat sebuah lantai bata dengan di lapisi beton stuko setebal 15 cm, bagian atas atau atap badan candi sudah runtuh dan tidak diketahui bentuknya. Bagian atas badan candi ini diduga berbentuk stupa yang massif, berupa susunan bata yang kemudian dilapisi dengan beton stuko, dugaan ini didasarkan atas temuan pecahan beton stuko berbentuk lengkung seperti bulatan stupa dengan ketebalan 20 cm, pecahan beton stuko ini ditemukan tersebar dalam onggokan dilantai selasar dan sudut utara dinding langkan. Pecahan genta stupa tersebut bagian luarnya halus dan bagian dalamnya memperlihatkan bekas-bekas bata menempel.dengan ukuran lebar diperkirakan 6 m, dan tinggi tidak dapat diketahui.
Terracotta Buddhist Votive Tablet Candi Segaran V, Batujaya, Karawang. Size: 6x4x050 cm. |
Benda emas di Candi Segaran V |
3. Candi Serut
Situs ini terletak dikampung gunteng pada kordinat 107008’51’’ BT dan 06003,23’’ LS.Pada tahun 1989 Bakosurtanal bersama Fakultas Geografi UGM dan Ditlinbinjarah mengadakan penelitian Geoarkeologi melalui penjajagan geo-listrik (geoelectric prospecting ), dari penelitian penjajagan ini diperoleh kepastian adanya sisa bangunan candi. Melalui tiga kali eskavasi hampir seluruh kaki candi dapat dinampakan dengan ukuran 13,65 x 10,70 m, dan tinggi yang tersisa pada dinding bangunan sekitar 1,80 cm. Tinggi seluruh bangunan candi sekitar 2,30 m.
Kondisi candi ini cukup menggenaskan karena posisi miring, dari kemiringan ini membuat candi ini diduga roboh, bukti robohnya candi terdapat tumpukan batu bata disebelahnya. Dari kondisi fisik candi terdapat lubang pada dinding candi sebagai bekas balok yang diduga sebagai pilar untuk alas candi. Masih didalam candi ini juga terdapat lubang segi empat ukuran 1 x 1 meter yang kedalamanya belum diketahui, lubang ini sementara diperkirakan sebagai sumur.
Pada dinding sisi timur laut di sudut utara dan sudut timur terdapat tembok memanjang yang membentuk garis lurus dengan arah barat laut-tenggara. Candi Tlj Ia tidak memiliki tangga naik atau pintu masuk di keempat sisinya, kaki candi mempunyai bentuk konstruksi seperti sebuah “Bak” yang berdiri diatas sebuah pondasi. Situs ini mulai di pugar pada tahun 2007 sampai saat ini oleh Bp3 serang, penelitian pun masih berlanjut sampai saat ini.
Penggalian candi baru sebatas pinggiran dinding candi dan air masih menggenang, sehingga candi masih nampak terkubur sebagian, mungkin karena posisi yang miring inilah sehingga penggalian dihentikan karena khawatir akan semakin rusak oleh beban candi yang miring. Jika Candi sudah dibuatkan pelataran sesuai pada titik pondasi maka akan terlihat utuh.
Dilihat dari penampang luar candi ini mirip dengan pondasi rumah biasa yang terdapat kamar kamar didalamnya dan lengkap dengan sumur, plus lantai papan.
4. Candi Sumur (Segaran IX)
Situs terletk ditengah sawaah disebelah barat kampung sumur pada koordinat 107009’ 04’’ BT 06003’34’’ LS pada tahun 1992 situs ini pertama di ekskavasi olehpuslit arkenas menghasil penemuan berupa bangunan bata empatpersegi panjang berukuran 7,35 x 10,55 m barat daya ketebalan dindingnya sekitar 1,70 m, sedangkan timur laut ketebalan dindingnya lebih dari 4 mSitus ini telah dibuatkan atap dan pagar keliling agar pengunjung bisa nyaman karena posisi situs berada di tengah sawah dan lebih rendah beberapa meter dar permukaan sawah.
Sampai tahun 2016 diketahui terdapat 62 unur dan 51 di antaranya terkonfirmasi memiliki sisa-sisa bangunan. Banyaknya temuan ini menyisakan banyak pertanyaan yang belum terungkap secara pasti mengenai kronologi, sifat keagamaan, bentuk, dan pola percandian.
Sampai 2014, empat candi di Situs Batujaya (Batujaya I atau Candi Jiwa, Batujaya V atau Candi Blandongan, Talagajaya I atau atau Batujaya VII atau Candi Serut, dan Talagajaya IV atau Batujaya VIII atau Segaran IX atau Candi Sumur) telah atau sedang dipugar.
Sampai 2014, empat candi di Situs Batujaya (Batujaya I atau Candi Jiwa, Batujaya V atau Candi Blandongan, Talagajaya I atau atau Batujaya VII atau Candi Serut, dan Talagajaya IV atau Batujaya VIII atau Segaran IX atau Candi Sumur) telah atau sedang dipugar.
Inskripsi ditemukan di Candi Segaran IIA berbunyi "Ye dharma..." atau "Ajnanac ciyate karmma..." sebuah mantra dalam agama Buddha.
Berikut data nama Candi di situs percandian Batu Jaya beserta letak koordinatnya:
- Candi blandongan batujaya (-6.055833,107.153889)
- Candi jiwa (Segaran 1) (-6.057222,107.151361)
- Situs Damar (segaran III) (-6.05,107.153056)
- Situs Segaran IV (-6.056389,107.151389)
- Situs Segaran VII (-6.056944,107.151111)
- Situs Segaran VIII (-6.056944,107.154167)
- Situs Segaran IX (-6.059444,107.151111)
- Situs Serut Ia (-6.056389,107.1475)
- Situs Serut Ib (-6.056389,107.1475)
- Situs Serut Ic (-6.056389,107.1475)
- Situs Serut Id (-6.056389,107.1475)
- Situs Lingga Teluk Buyung (-6.055,107.146667)
- Situs Teluk Buyung / TLB III (-6.053611,107.146111)
- Situs Teluk Buyung / TLB IV (-6.053611,107.146111)
- Situs Asem Teluk Buyung V (-6.053611,107.146111)
- Situs Silinder Teluk Buyung / TLB VI (-6.048333,107.147778)
- Situs Gundul Teluk Buyung/TLB VII (-6.048333,107.147778)
- Teluk Buyung VIII/TLB VIII (-6.055556,107.145833)
- Sawah Minan Teluk Buyung XIV (-6.05225,107.150417)
- Situs Lempeng (-6.056667,107.149444)
- Teluk Buyung IX/TLB IX (-6.051389,107.149611)
- Teluk Buyung X/TLB X (-6.051389,107.149611)
- Sawah Keramat Teluk Buyung XI/TLB XI (-6.05225,107.150417)
- Sawah Dabot Teluk Buyung XII/TLB XII (-6.05225,107.150417)
- Sawah Ali Teluk Buyung XIII/TLB XIII (-6.05225,107.150417)
- Sawah Raim Teluk Buyung XV/TLB XV (-6.05225,107.150417)
- Situs Galengan (-6.05225,107.150417)
- Situs Segaran X (-6.059444,107.151111)
Referensi
- "Kepustakaan Candi Jawa Barat - Candi di Jawa Barat: Candi Situs Batujaya" Perpustakaan Nasional Republik Indonesia perpusnas.go.id Diakses 23 Juli 2020.
- Manguin, Pierre-Yves & A. Mani, Geoff Wade. 2011. "Early Interactions Between South and Southeast Asia: Reflections on Cross-Cultural Exchange". Singapore: Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS Publishing)