Cari

Carita Pantun Badak Pamalang


 

[Historiana] - Sumber "Carita Pantun Badak Pamalang" diperoleh dari cerita Juru Pantun Ki Samid, Cisolok Sukabumi. (Carita pantun Badak Pamalang, dipantunkan oleh Ki Samid, Cisolok Sukabumi, dipublikasikan oleh Ajip Rosidi taun 1971, diterbitkan oleh PPP & F Sunda Bandung).

Ringkasan Cerita:

Badak Pamalang adalah putera Prabu Munding Malati dan Putri Geulis Aci Malati. Prabu Munding Malati adalah kakak (sepupu) Kasep Munding Sanggawati, putra mahkota Pajajaran yang berangkat mengembara ketika Badak Pamalang masih dikandung ibunya dan berusia satu bulan dalam kandungan. Ketika Badak Pamalang lahir, ia memperlihatkan kelainan-kelainan yang ajaib. Pertama, ia tidak dilahirkan dengan adanya darah dan cairan lainnya. Kedua, dia sangat mulus dan tampan. Ketiga, ia tidak memiliki pusar. Pada usia tiga hari secara ajaib ia menjerit-jerit minta diberi nama. Ibunya, Geulis Aci Malati berturut-turut memberinya nama Prabu Kalang Kidang, kemudian Prabu Geulang Rarang. Ia tetap saja menangis. Demikian juga ketika diberi nama Prabu Sanggawaruling oleh dukun beranak.

Ayahandanya, Prabu Munding Malati kesal dan marah lalu mengambil bayi itu dan menendangnya jauh-jauh, dan jatuh pada ranting setangkai kembang cempaka warna.

Dari kahyangan, yaitu dari Gedung Sanghyang Nunggal turunlah nenenda mengambil bayi dan menimangnya sambil menyanyi. Lagu yang dinyanyikan berisi nasihat-nasihat, di antaranya tentang bilangan tahun, windu, bulan dan hari. Hari yang jumlahnya tujuh harus disatukan, manunggal pada diri sang bayi. Di samping itu nenenda mengharapkan bayi menjadi seorang pemberani, jadi lalaki langit lalanang jagat dan memberinya nama Badak Pamalang. Mendengar nama tersebut bayi terdiam dan tidur nyenyak ditangkai bunga campaka warna.

Tersebutlah seekor elang raksasa yang tak berbulu mencari makanan ke tempat itu. Elang ini adalah binatang peliharaan Demang Patih Naga Bali seorang bangsawan dari Negeri Nusa Bali. Badak Pamalang yang masih bayi ditemukan, lalu diambil dan dibawa ke Nusa Bali, disana diberikan kepada anak elang itu. Maka sembilan bulan Badak Pamalang hidup di dalam perut anak elang.

Pada suatu kali ia keluar melalui dubur anak elang yang mati karenanya. Ia pun berhasil membunuh induknya. Karena sarang elang itu berada dalam kebun bunga, pemilik kebun bunga, yaitu Putri Lenggang Kancana, adiknya Demang Patih Naga Bali, ketika ia menemukan Badak Pamalang, ia tertarik dan memungutnya serta merawatnya dengan kasih sayang.

Akhirnya kehadiran Badak Pamalang diketahui dan ditemukan juga oleh Demang Patih Naga Bali. Demang Patih Naga Bali memutuskan untuk membunuh Badak Pamalang karena ia beranggapan Badak Pamalang adalah orang asing dan akan merusak Negara Nusa Bali. Namun setiap akan dibunuh, Badak Pamalang tidak mempan senjata, akhirnya Demang Patih Naga Bali lari ketakutan.

Badak Pamalang mencari ibu angkatnya, Putri Lenggang Kancana. Setelah ditemukan lalu mereka pulang ke Kaputren Lenggang Kancana. Badak Pamalang diberi kawan bermain yaitu seekor ayam yang sakti yang bernama Kentri Haji Malang Dewa. Ayam ini dapat berbicara, dan dari ayam inilah Badak Pamalang mengetahui bahwa di Nusa Bali ada bangsawan-bangsawan (asing) yang dipenjarakan oleh penguasa Negara Nusa Bali. Badak Pamalang minta diantar Kentri ke penjara.

Badak Pamalang berhasil membuka penjara dan membebaskan para tahanan di antaranya Kasep Munding Sanggawati, putera mahkota Pajajaran yang juga pamandanya, beserta pengiring dan pembantunya, yaitu Uwa Parawa Kalih, Uwa Kidang Pananjung dan Jaksa Gelap Nyawang, serta istrinya Lenggang Pakuan. Ketika mereka saling memperkenalkan diri, tahulah Badak Pamalang bahwa mereka bukanlah orang lain.

Penyebab Kasep Munding Sanggawati dengan para pengiringnya ditangkap dan dipenjarakan oleh raja Nusa Bali karena melanggar nasihat orang tua, yaitu tidak hormat kepada tuan rumah. Meskipun sebenarnya keberangkatan rombongan itu dalam rangka persiapan Kasep Munding Sanggawati untuk menjadi raja yang sempurna.

Badak Pamalang memerangi Demang Patih Nusa Bali dan para ponggawanya yang terkenal gagah sakti, seperti Munding Rarangin dan Gajah Rarangin. Namun mereka dapat dikalahkan oleh Badak Pamalang. Akhirnya Kasep Munding Sanggawati menjadi raja di Nusa Bali.
Baca Juga

Sponsor