Cari

Antara Bahasa Arab, Kesucian, dan Realitas Budaya: Perspektif Baru Lewat Musik VELINKA Rhythms

[Historiana] -  Dalam sejarah bangsa kita, ada satu kecenderungan yang sudah berurat akar: apa pun yang berbahasa Arab sering kali langsung diasosiasikan sebagai sesuatu yang Islami, suci, bahkan sakral. Padahal, bahasa Arab pada dasarnya adalah bahasa — sama halnya dengan bahasa Sunda, Jawa, atau Prancis — yang digunakan dalam berbagai konteks, mulai dari religi, politik, budaya populer, bahkan satir.



Kecenderungan ini muncul dari warisan kolonial dan pendidikan pascakemerdekaan, di mana Arab kerap dimaknai secara tunggal sebagai representasi Islam yang murni. Akibatnya, muncul kekaburan antara identitas kultural dan nilai-nilai keagamaan, seolah semua yang berbau Arab pasti “islami” dan semua yang bukan Arab dianggap “asing” atau “kurang beriman”.


🎵 Di sinilah VELINKA Rhythms mengambil posisi yang unik dan berani

Channel YouTube VELINKA Rhythms hadir bukan hanya sebagai kanal musik biasa. Ia muncul sebagai respons kreatif terhadap stereotipe tersebut. Beberapa karya di channel ini menyisipkan elemen bahasa Arab — tetapi bukan untuk dakwah atau syiar, melainkan untuk menggali sisi sensual, absurd, bahkan kelam dari dinamika manusia modern.

Contohnya, lagu berjudul "La Terja" atau "القذف – alqadhf (fitnah)", tidak berkisah tentang kesalehan, tapi tentang bagaimana seorang manusia baik justru difitnah di negeri yang dipenuhi kemunafikan. Di lagu lainnya, seperti "HARAM – Veiled Desire", bahasa Arab dipakai untuk menyampaikan ketegangan cinta yang terlarang, sebuah tema yang tak akan mungkin lolos jika hanya dilihat dari sudut pandang ‘kesucian’.


Saudi Arabia, Dan ini sejalan dengan gelombang besar yang sedang terjadi di Timur Tengah

Di bawah visi ambisius Mohammed bin Salman (MBS), Arab Saudi — negeri yang selama ini dianggap "jantung dunia Islam" — justru sedang berbenah. Visi 2030 milik MBS menargetkan transformasi besar-besaran: dari negara konservatif menuju negara modern yang lebih terbuka pada seni, hiburan, dan ekspresi budaya non-religius.

  1. Konser musik kini digelar terbuka di Riyadh.

  2. Festival film dan konten kreatif tumbuh pesat.

  3. Perempuan mulai tampil sebagai DJ, musisi, hingga pembuat film.

Dengan kata lain, Arab tidak lagi identik dengan kesunyian masjid atau khutbah, melainkan juga dengan dentuman bass, lirik puitis, dan dinamika perasaan yang luas.


🌐 VELINKA Rhythms: Mencerminkan Dunia Baru Itu

Channel ini bukan bagian dari arus mainstream. Tapi justru di sinilah kekuatannya. VELINKA bukan hanya memainkan musik — ia sedang menguji batas persepsi budaya kita, dan mengajak penonton untuk lebih terbuka terhadap percampuran identitas, bahasa, dan ekspresi.

Melalui beat industrial, vokal berbisik, dan narasi antarbangsa, VELINKA Rhythms menjadi cermin kecil dari pergeseran besar di dunia Arab — dan juga di dalam diri kita sendiri.


🎧 Jelajahi Karya VELINKA:

🔗 https://www.youtube.com/@VELINKARhythms

Baca Juga

Sponsor