Prasasti Pasir Muara Foto: disparbud.jabarprov.go.id |
Mandala Pasir Muara termasuk dalam daftar Kabuyutan atau Kemandalaan di Tatar Pasundan.
Lokasi Mandala Pasirmuara
Lokasi keberadaan Mandala Pasirmuara dapat diketahui dari Prasasti Pasirmuara. Prasasti Pasir Muara, berada di Kampung Pasir Muara, Desa Ciaruteun Ilir, Kec. Cibungbulang Bogor Jawa Barat. Secara geogrfis terletak pada koordinat 106° 41' 30,8" BT dan 06°31' 40,8" LS. Prasasti ini terletak kira-kira 1 km dari batu prasasti Kebon Kopi I (Prasasti Tapak Gajah). IPrasasti Pasir Muara terletak kira-kira 1 km dari batu prasasti Kebon Kopi I (Prasasti Tapak Gajah). Anda akan melihat tulisan berbahasa Sansakerta sebagai berikut:
Ini sabdakalanda rakryang juru pengambat I kawihaji panyaca pasagi marsandeca.Terjemahan dari tulisan tersebut adalah:
“Ini tanda ucapan rahyang juru pengambat, Berpulihkan haji sunda dalam tahun 854 Saka bahwa pemerintah daerah dipulihkan kepada Raja Sunda”.
Prasasti Ciaruteun Foto: Asosiasi Museum Indonesia |
vikkrantasyavanipat eh srimatah purnnavarmmanah tarumanagarendrasya visnoriva padadvayam
Inilah (tanda) sepasang telapak kaki yang seperti kaki Dewa Wisnu (pemelihara) ialah telapak yang mulia sang Purnnawarmman, raja di negri Taruma, raja yang gagah berani di dunia.Tempat ditemukannya prasasti ini merupakan bukit (bahasa Sunda: pasir) yang diapit oleh tiga sungai: Ci Sadane, Ci Anten dan Ci Aruteun. Sampai abad ke-19, tempat ini masih dilaporkan sebagai Pasir Muara, yang termasuk dalam tanah swasta Tjampéa (= Ciampea, namun sekarang termasuk wilayah Kecamatan Cibungbulang). Tak jauh dari prasasti ini, masih dalam kawasan Ciaruteun terdapat Prasasti Kebonkopi I.
Menurut Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara parwa 2, sarga 3, halaman 161 disebutkan bahwa Tarumanagara mempunya rajamandala (wilayah bawahan) yang dinamai "Pasir Muhara".
Nama Sunda pertama kali disebut dalam sebuah prasasti yaitu Kebon Kopi II. Prasasti berangka tahun 854 Saka (932 M) dan berbahasa Melayu Kuna. Isi prasasti dintaranya berbunyi “berpulihkan hajiri Sunda”, ditafsirkan artinya sebelumnya telah ada raja Sunda dan paling tidak setelah Kerajaan Tarumanagara yaitu sebelum tahun 932 M berakhirnya Kerajaan Tarumannegara sesuai dengan berita Cina abad ke – 7 (666 dan 669 M yang merupakan berita tarakhir mengenai Kerajaan Tarumanagara).
Referensi
- Danasasmita, Saleh & dkk. 1984. " Rintisan penelusuran masa silam Sejarah Jawa Barat". Publisher, Proyek Penerbitan Buku Sejarah Jawa Barat, Pemerintah Propinsi Daerah Tiongkat I Jawa Barat
- Purbatjaraka, Dr. R.M. Ng., 1951. "Riwayat Indonesia I", Djakarta: Jajasan Pembangunan.
- Ekadjati, Edi S. 1995. "Sunda, Nusantara, dan Indonesia Suatu Tinjauan Sejarah". Pidato Pengukuhuan Guru Besar