Cari

Gunung Padang dan Saha Urang Sunda Teh? - Cara Pandang Baru

[Historiana] - Pertanyaan tentang Saha Urang Sunda Teh? Siapakah orang Sunda itu? yang telah kita singgung di posting sebelumnya: Saha Urang Sunda Teh? - Siapakah Orang Sunda itu? dan Siapakah yang Membangun Piramida Gunung Padang?

Dengan tidak bermaksud menggurui para Inohong, sinareng para ahli, tulisan ini ingin memberikan cara pandang berbeda. Dalam berbagai situs mengenai Kesundaan, sebagian besar tentunya mengacu ke sumber sejarah kerajaan Sunda-Galuh kemudian berakhir Pajajaran. Merunut ke belakang, ada juga yang membahas hingga kerajaan Salakanagara, yang merupakan kerajaan tertua di Nusantara.
Sumber-sumber acuan yang digunakan menyebabkan munculnya keterbatasan point of view, karena sejarah dengan referensi di atas akan bersinggungan dengan agama Buhun, Sunda Wiwitan, Hindu, Budha kemudian Islam. Akibatnya, kita akan mengupas ke-Sunda-an dalam kacamata agama-agama tersebut. Menurut saya, sumber yang bisa dikatakan sumber primer dan mendekati objektivitas adalah berdasarkan Sunda Buhun dan Sunda Wiwitan. Mengapa demikian? Kita sadar bahwa agama Hindu, Budha juga Islam datang dari luar Tatar Sunda. Dalam berbagai kisah di dalam agama Hindu, Budha dan Islam banyak berkisah mengenai kehidupan masyarakat sebelum dan saat kitab tersebut ada untuk wilayahnya. 

Sumber-sumber Islam, banyak mengupas seputar masyarakat dan sejarah jazirah Arab. Sementara itu Hindu dan Budha tentu banyak bercerita kisah-kisah epik perjuangan, keyakinan dan pengajaran hidup di wilayah agama tersebut lahir, yaitu Hindustan. Hindustan mencakup wilayah luas, India sekarang, Afganistan, Rusia (bangsa Tartar), Mongol, Pakistan, Iran, Turki dan Usbekiztan. Untuk pembahasan ini baca posting: Tanah Air Bangsa Arya dan Sekitarnya.


Lalu, bagaimana dengan kisah yang mencertiakan Sunda dan Sundaland (Nusantara)? Akankah kita menggunakan sumber-sumber sekunder dari kitab suci yang selama ini ada? Ini sebagai initial information saja. Sumber ilmiahnya tentu melalui bukti arkeologi.

Kurun Waktu: Sebuah Proposal Baru dalam Sumber Sejarah
Seperti dalam posting sebelumnya pada awal tulisan di atas, adanya penemuan "Piramida Gunung Padang" Cianjur, menjadi sejarah Sunda (dan) Sundaland menjadi GELAP. Sejarah harus ditulis Ulang! Mengingat kurun waktu (time line) sumber kitab agama Hindu, Budha, dan Islam adalah jauh lebih muda dengan cabon dating piramida Gunung Padang Cianjur. Lebih kurang usia Gunung Padang 10.000 tahun bahkan lebih (sekitar 9200-8910 SM).

Jadi kisah yang selama ini disusun menjadi buyar dan berantakan. Perlu penelitian yang baru mengenai Siapakah orang Sunda itu? Saha urang Sunda teh?

Jadi siapakah penghuni tatar Sunda mulai dari berakhirnya jaman es (9500 SM) sampai munculnya Salakanagara/Tarumanagara? Mereka yang membangun megalithik seperti piramida di beberapa tempat di pesisir selatan tatar Sunda.

Sejarah Tertua di dunia berkaitan dengan Mesopotamia (dari Bahasa Yunani). Daerah yang kini menjadi Republik Irak itu pada zaman dahulu disebut Mesopotamia, yang dalam bahasa Yunani berarti "(daerah) di antara sungai-sungai". Dengan bidang tanah yang panjang dan sempit berbentuk seperti bulan sabit dan tanahnya yang subur, daerah ini juga disebut "Bulan Sabit Subur". Nama Mesopotamia sudah digunakan oleh para penulis Yunani dan Latin kuno, seperti apa Polybius (abad 2 SM) dan Strabo (60 SM-20 M). Tanah subur ini telah menumbuhkan banyak peradaban kuno yangg megah yang secara kolektif dikenal sebagai sebagai peradaban Mesopotamia. Inilah peradaban paling awal di Asia Barat dan salah satu yang tertua di dunia.

Menurut keyakinan Kristen dan Yahudi seperti dalam Perjanjian Lama, ada usaha menghubungkan keluarga Abraham (yang lalu disebut "Bapa Orang Beriman" dan diakui oleh tiga agama monoteistik dunia, Islam, Kristen, dan Yahudi ) dengan Mesopotamia.

Adakah pembahasan tentang orang-orang di wilayah Timur Jauh atau Asia Tenggara? TIDAK ADA. Padahal time line atau kurun waktu budaya Mesopotamia ada di muka bumi, di saat yang sama sudah ada peradaban di Asia Timur Jauh dan Tenggara. Jepang misalnya, negara yang memiliki sumber sejarah sendiri dan bukti arkeologi tua. Uniknya lagi, Jepang mengakui bahwa leluhurnya dari Sundaland (Nusantara). Semenatara kita sendiri tidak tahu apa-apa mengenai leluhur kita? baca juga: Atlantis: Bangsa Jepang Turunan Jawa Sundaland? - Out of Sunda? Provenance of the Jōmon Japanese

Candi Borobudur Bukan Peninggalan Nabi Sulaiman? 
Saya kutip lagi tulisan ini. Sebuah pertanyaan atas buku yang sudah cukup populer, kontroversial, juga mendapat sambutan luas  khalayak tentang: “Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman” karya KH. Fahmi Basya.Masyarakat Internasional telah lama mengetahui bahwa, Borobudur merupakan peninggalan agama Buddha terbesar yang telah diakui secara internasional. baca lengkapnya: Candi Borobudur Bukan Peninggalan Nabi Sulaiman. Banyak pro-kontra dengan hal ini.

Banyak yang memaki saya dengan tulisan tentang Borobudur. Tenang.... saya sudah bangga jika ada peninggalan luar biasa di negeri ini. Tetapi tidak HARUS dikaitkan dengan ajaran agama dari negeri seberang. Masih banyak bukti arkeologi yang sedang menunggu kita temukan. Saya yakin akan diketemukan. 

Bagaimana mencari Sumber Informasi awal Sejarah Sendiri?
  1. Sumber-sumber tak terluis (lisan tutur tinular). Sumber-sumber ini bisa berupa legenda dan mitos lokal khususnya di wilayah Sunda. Akan ada banyak kisah yang mesti ditelisik, karena ada secuil sejarah mengenai asal-usul ka-Sunda-an.
  2. Secara supranatural. Pandangan ini mugkin banyak ditentang orang. Namun sekali lagi, saya mengatakan kita mencari sumber informasi awal secara lokal. Secara supranatural BUKAN berarti melalui bantuan Jin saja. Bagi orang-orang yang telah memiliki kesempurnaan ilmu spiritual, bukan lagi kita menyebutnya supranatural dalam pandangan sempit. Ia akan melihat rekaman alam di masa lalu dalam suatu wilayah. Nah, hal ini bisa dijadikan informasi awal
  3. Secara Arkeologis. Ini adalah cara Ilmiah yang hanya baru bisa dilakukan jika ada petunjuk-petunjuk awal berdasarkan informasi awal.
Bangsa Indonesia dari sejak jaman Pra Sejarah, Sejarah, dan saat ini agar kita bisa memetakan apa yang terjadi dengan bangsa ini sehingga kondisinya seperti sekarang ini menjadi bangsa yang lemah, tidak percaya diri, bangsa yang menjadi konsumen dari berbagai produk bangsa lain. 

Apabila kita coba flash back ke belakang sebagai sarana kita bercermin, mengkaji diri sendiri, bangsa sendiri karena tanpa kita mau mengkaji diri sendiri tidak mungkin kita bisa bangkit dari keterpurukan. Tentu kita semua sepakat secara ilmiah Budaya suatu Bangsa itu ada karena ada jejak-jejak peninggalan peradabannya itulah yang disebut Cagar Budaya yang mana terbagi dua menjadi benda cagar budaya dan situs cagar budaya. Sebenarnya Cagar Budaya itulah bukti otentik, empiris, ilmiah suatu peradaban budaya yang ada, kalau bukti empiris/ ilmiah suatu budaya itu hilang maka yang ada budaya hanya tinggal cerita , legenda dan juga hanya mithos yg ditulis dalam buku-buku yg disimpan di rak dan kemudian males dibaca juga.

Jepang, China dan Korea adalah contoh bangsa yang ajeg. Keajegan Jati Diri mereka karena berawal pada akar sejarahnya sendiri, tidak memfoto-copy dari bangsa lain. Cermin bagi kita.



Kapan bisa dimulai?
Mengenai ajuan cara baru menelusuri sejarah ke-Sunda-an dengan cara di atas hanya bisa dilakukan manakala semua pihak membantu.
  • Harus ada saling percaya sesama warga Sunda, khususnya para Inohong. Kudu paheuyeuk-heuyeuk leungeun babarengan mengungkap data dan bukti arkeologi yang masih tersimpan secara pribadi, keluarga atau wilayah tertentu. Keberhasilan mengungkapkan kebesaran Kasundaan, semua pihak akan diuntungkan, bahkan bangsa dan negara Indonesia akan harum di mata Internasional.
  • Jangan ada pihak yang menganggap pencarian bukti artefak di masa lalu sebagai upaya "membangkitkan" lagi berhala. Apapun upaya yang dilakukan akan dihambat. Bukti tertua peradaban Payahyangan ada di kabuyutan-kabuyutan. Sayangnya beberapa kabuyutan kuno dan kuburan raja-raja Sunda banyak tidak diketahui akibat di sulih ngaran, lantaran situasi politik saat runtagna Pajajaran. Lama-lama, bukti arkeologis akan hilang ditelan bumi.
  • Jangan menganggap kisak-kisah legenda dan Mitos sebagai upaya dan tindakan sesat menyesatkan. Akibatnya, para sesepuh yang mengetahui "Sasakala" atau asal-usul suatu wilayah enggan menceritakan kisah sebenarnya.
  • Berikan perlindungan kepada nara sumber yang mengetahui sejarah dan bukti-buktinya. Saya tahu beberapa tempat sengaja disembunyikan para sesepuh akibat Situasi Kemasyarakatan dan Politik kekinian tak mendukung untuk itu. Ada pihak yang masih belum "turun gunung" urun rembug dalam pencarian identitas JATI SUNDA. Beda dengan wilayah Jawa Tengah dan Timur, dimana masyarakat sangat terbuka menerima kepercayaan lokal KEJAWEN dibandingkan masyarakat Jawa Barat dalam menilai SUNDA WIWITAN.
  • Lindungi para Peneliti yang ingin mengungkapkan sejarah bangsa dengan sepenuhnya. Upaya-upaya menghilangkan sejarah sudah sering terjadi di negeri ini.
  • Kita sebagai warga bangsa sudah siap menerima bukti bahwa budaya leluhur bangsa ini sangat digdaya. Hanya segelintir orang saja yang mungkin mengganggu prosesnya. Hal ini sudah saya alami dalam menelusuri (napak tilas) karuhun Sunda.
Semoga saat itu segera datang dan sejarah dengan sangat mudah terbuka. Berdamailah dengan diri... mulai lagi kita mengaji diri, yen urang mah urang dieu ulah sok kabawa ku sakaba-kaba
Mulailah dengan membuka hati saudaraku...


Bangsa urang mah ti anggalna oge welas asih ka sasama, 
sabanda sariksa, 
silih asah, silih asih, silih asuh

Sekarang sudah mulai bangkitnya kesadaran Urang Sunda ku Pamingpin Putra Galuh, Mang Emil, adanya Rebo Nyunda. Semoga upaya kebangkitan Sunda di Purwakarta oleh Bupati Purwakarta dapat dipahami oleh kita yang mengaku Sunda.



Caaag
Mugia Rahayu Sagung Dumadi
Baca Juga

Sponsor