Cari

Naskah Sanghyang Hayu | Naskah Sunda Kuno

Naskah Sanghyang Hayu
[Historiana] - Adanya pandangan bahwa terdapat hubungan secara timbal balik (kausalitas) antara manusia dengan alam semesta. Pandangan demikian, dalam masyarakat Sunda tergambarkan dalam salah satu teks naskah Sunda Kuno (NSK) yang berjudul Sang Hyang Hayu.

Naskah Sanghyang Hayu kini menjadi koleksi Perpustakaan Nasional Jakarta, dengan kode kropak: Br.634 (Serat Catur Bumi), Br.636 (Serat Buwana Pitu), Br.637 (Serat Sewaka Darma), dan Br.638 (Serat Dewa Buda). Keempatnya berbahan nipah ditulis dalam model aksara Gunung dengan tinta.

Pada tahun 1988, Ayatrohaédi melakukan transliterasi dan terjemahan Br.638. Penulis sendiri pada tahun 1990/1991 berhasil mentransliterasi ketiga kropak lainnya, termasuk mentransliterasi ulang kropak Br.638. Dilihat dari nama yang tertempel pada tiap-tiap kropak jelas berbeda judulnya, namun ketika dibaca keempat kropak itu isinya sama, semua diawali dengan Ndah Sang Hyang Hayu ‘Inilah Pengetahuan Tentang Kebajikan’. Di antara keempat kropak itu hanya satu yang secara jelas mencantumkan angka tahun, yaitu Br.634: panyca warna catur bumi (1445 Saka/1523 Masehi). Naskah Sang Hyang Hayu ini terdapat pula dalam koleksi Kabuyutan Ciburuy Garut.

Menurut teks naskah Sang Hyang Hayu, tata ruang jagat (kosmos) terbagi menjadi tiga susunan. Ini menggambarkan bahwa, konsep tata ruang masyarakat Sunda secara kosmologis cenderung bersifat triumvirate ‘tiga serngkai, tritunggal’. Dalam tatanan ini, mereka berupaya mencari makna dunia menurut eksistensinya, yakni menyangkut keluasan atau lingkupnya yang mengandung segala macam dunia dengan seluruh bagian dan aspeknya sehingga tidak ada sesuatu pun yang dikecualikan. Ini artinya masyarakat Sunda memiliki pandangan tentang kesejajaran antara makrokosmos dan mikrokosmos, antara jagat raya dan dunia manusia.


Baca Juga

Sponsor