Cari

Dharma Patanjala: Naskah Sunda Kuno di Jerman | Jejak Hindu di Tanah Sunda

[Historiana] - Beberapa Naskah Sunda Kuno (NSK) yang diyogianya menjadi bahan pengetahuan Urang Sunda sendiri banyak tidak diketahui. Kini, Urang Sunda "Pareumeun Obor" kehilangan jejak sejarah masa lalunya. Kondisi ini mulai berubah seiring dengan dipublikasikannya naskah-naskah Sunda Kuno yang menjadi secercah cahaya sejarah Ki Sunda.

Satu diantaranya adalah Naskah "Dharma Patanjala". Naskah ini berada di Berlin, Jerman. Transliterasi dan pembahasan Naskah ini telah menjadi Buku oleh Andrea Acri dengan judul "Dharma Patanjala: Saiva Scripture from Ancient Java: Studied in the Light of Old Javanese and Sanskrit Texts" Diterbitkan oleh Publisher: Aditya Prakashan tahun 2017.

Buku ini menyajikan dalam bentuk terjemahan bahasa Inggris, yang membahas tentang Dharma Patanjala, sebuah naskah Saiva Jawa Kuno- berbahasa Sansekerta yang ditulis pada daun lontar dari Jawa Barat yang berasal dari abad ke-15. Penulis menyebutkanya "Jawa Kuno" untuk Naskah Sunda.

Latar belakang budaya dan doktrinal dari teks, serta aspek kodologis dan filologinya, diperkenalkan dalam Bagian I. Bagian II menyajikan edisi diplomatik teks yang beranotasi dengan reproduksi dari naskah kuno pada halaman yang berhadapan (recto-verso), diikuti oleh edisi kritis dengan Terjemahan beranotasi bahasa Inggris. Bagian III adalah studi sistematis yang berfokus pada interpretasi religi (doktrinal) yang diajarkan dalam Dharma Patanjala dibandingkan dengan teks-teks Sansekerta (Sanskrit) sejenis dari India Sub-kontinental dan kitab suci Sunda.

Penulis Dharma Patanjala mengadopsi berbagai Patanjala astangayoga sebagai pengganti salamayoga Saiva yang umum dalam teks-teks Jawa Kuno lainnya, dan menyelaraskannya dengan kerangka doktrin Saiva. Ketika menguraikan sistem hibridanya, penulis mengikuti tradisi komentar untuk Sanskrit Yogasutras yang terkait erat, namun tidak identik, dengan Yogasutrabhyaya. Dharma Patanjala juga mendokumentasikan tradisi awal teks-teks spekulatif (Tattva), yang sebelumnya hanya diketahui oleh kami melalui dua kitab suci Jawa Kuno, yaitu Vrhaspatitattva dan Tattvajnana. Teks yang penting ini mengisi kesenjangan dalam pengetahuan kita tentang teologi dan filsafat Saiva di Indonesia pra-Islam, dan juga menyoroti asal-usul dan perkembangan Saivisme di Subbenua India.

Doktrin keagamaan dalam naskah Patanjala menyangkut: Tuhan, Jiwa, Kosmos, Manusia, Karma, Pengetahuan tentang Benar dan Salah.

Jejak Hindu Tanah Sunda

Naskah Dharma Patanjala adalah salah satu manuskrip Sunda Kuno yang membuktikan adanya jejak Hindu di tanah Sunda. Meskipun demikian, kita belum mengetahui secara menyeluruh mengenai para penganutnya. Apakah sluruh rakyat Pasundan menganut Agama Hindu atau hanya di kalangan menak/bangsawan kerajaan saja.

Dalam naskah tersebut ada kalimat: “Siwa lawan Maya punika kaupamiang aji ring biang" yang artinya Siwa dan Maya sama seperti ayah dan ibu. Andrea Acri menyebutkan bahwa kata ‘siwa’ telah mengalami adaptasi dan asimilasi dari kata ‘Å›iva’ Demikian salah satu analisisnya. Acri membandingkan teks tersebut dengan sumber-sumber naskah Hindu India, Bali dan Jawa.

Filosofi India, selain empiris dan intelektual, adalah mistik dan spiritual (Zuhry, 2013: 4). Pengetahuan itu tidak berhenti pada elaborasi empiris atau intelektual karena kedua jenis pengetahuan tidak dapat menjelaskan di luar, pemikiran abstrak. Karena itu semua harus mengarah pada pengetahuan spiritual. Pengetahuan spiritual yang dimaksud adalah perwujudan dari semangat individu yang bersifat mikro (atman / purusha atau roh / jiwa), tidak dapat diubah, abadi (Zimmer, 2003: 6). Melalui perwujudan roh individual ini, roh universal alam semesta dapat segera dipahami. Spiritisme adalah 'payung besar' untuk memahami filosofi India yang nantinya bisa menjadi 'generalisasi' yang diterapkan pada teks-teks filsafat (tattwa) yang ditemukan di nusantara.

Dharma Patanjala Ditulis tahun 1467 Masehi

Dalam kolofonnya disebutkan bahwa naskah ditulis pada tahun 1467 di Antiraga, tempat yang lokasinya tidak diketahui. Naskah itu adalah bagian dari koleksi manuskrip pra-abad ke-16 dari Jawa Barat yang pada suatu waktu sebelum tahun 1758 telah ditemukan di wilayah antara Merapi-Merbabu di Jawa Tengah.

Naskah Dharma Patanjala (dok. Andrea Acri)

Kemungkinan besar, Naskah ini sebagai bagian dari pertukaran naskah-naskah antar agama. hermitages (kabuyutan) yang terletak di dua wilayah ini. Pemerintah kolonial Belanda membeli koleksi itu pada tahun 1851 atas nama Perkumpulan Seni dan Sains Kerajaan Batavia. Tampaknya, seorang peneliti Sansekerta: Rudolf Friederich, yang bekerja di Royal Society melakukan penelitian arkeologi dan filologi naskah ini, dan mempresentasikan manuskrip Dharma Patanjala kepada rekan senegaranya Karl Schoemann yang tinggal di Bogor dan Batavia antara 1845 dan 1851 ketika ia menjadi tutor anak-anak Gubernur Jenderal Rochussen. Naskah itu dimasukkan di Staatsbibliothek di Berlin setelah kematian Schoemann pada 1877.

Acri menyediakan edisi diplomatik dan kritis dari teks Dharma Patanjala. Edisi diplomatik, jelasnya, dimaksudkan untuk mereproduksi teks karya dalam bentuk sedekat mungkin dengan negara tempat juru tulis abad ke-15 mengawetkan karya tersebut. Dalam publikasi ini kami diberi reproduksi faksimili dari naskah nipah-palem asli dan edisi diplomatik paralel disertai dengan komentar paleografi dan kodikologis. Acri membenarkan perlunya edisi diplomatik karena akses kami ke Dharma Patanjala bergantung pada satu naskah yang merupakan bagian dari tradisi naskah di Jawa Barat tentang sedikit yang diketahui. Dalam hal ini ia mengingatkan kita bahwa praktik-praktik yang memberi bentuk pada bentuk di mana karya tersebut direproduksi mengungkapkan informasi berharga tentang latar belakang sosial-ekonomi para juru tulis dan nilai-nilai estetika peradaban yang menjadi bagiannya.

Referensi

  1. Acri, Andrea. 2011. Dharma Patanjala: A Saiva Scripture from Ancient Java. Amsterdam: Egbert Forsten, Groningen, The Netherlands. Sample halaman bukunya Dharma Patanjala
  2. Zimmer, Heinrich. 2003. Sejarah Filsafat India. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  3. Zuhry, Ach. Dhofir. 2013. Filsafat Timur: Sebuah Pergulatan Menuju Manusia Paripurna. Malang: Madani.
Baca Juga

Sponsor