Cari

Senjata Tradisional Sunda (Jawa Barat - Banten - Jakarta)

[Historiana] - Selama ini kita mengenal senjata tradisional Jawa Barat (Sunda) adalah Kujang. Selain Kujang, ada beberapa Senjata tradisional yang digunakan di Tatar Pasundan dari zaman kuno bahkan ada yang tetap eksis hingga hari ini.

Kujang
Secara umum kujang dikenal sebagai senjata dan pusaka orang Sunda yang berasal dari Jawa Barat. Kujang mempunyai latar belakang sejarah yang panjang, hal ini dinyatakan secara teoritis; jumlah lubang 1 pada bilah kujang adalah simbol letak kota praja disebut Sunda tahun 670 M saat Tarumanegara dipimpin Maharaja Purnawarman (mengacu kujang sebagai peta). Pada zaman Pajajaran Mangukuhan kujang menjadi sebuah pusaka lambang pemersatu antara Sundapura dan Galuh melalui Perjanjian Galuh pada tahun 739 M (Kuntjoro, 2000). Apabila mengacu pada latar belakang sejarah penciptaan kujang tersebut, maka keberadaan kujang jauh lebih tua dari keberadaan provinsi Jawa Barat. Baca juga: Kujang - Kajian Historis dan Filosofis

Bedog Pamoroan
Bedog (Golok)
Golok atau bedog sunda sangat beragam, karena tiap daerah di Jawa Barat memiliki variasi bentuk tersendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan, fungsi, dan karakteristik masing-masing masyarakat penggunanya. Golok (bedog) sunda umumnya memiliki bilah dengan panjang lebih kurang 30 cm sampai dengan 40 cm, namun ada pula bilah golok yang berukuran pendek atau kurang dari 30 cm. Golok (bedog) sunda yang memiliki panjang bilah lebih dari 40cm disebut kolewang atau gobang.


Golok/Bedog Pamoroan
Bedog atau Golok Pamoroan panjangnya 40-50 cm dan lebarnya 3,5 cm. Lazim digunakan sebagai golok untuk berburu, dikenal juga jaman sekarang dengan nama internasional survival golok.

Golok/Bedog Pameuncitan
Ukuran panjang 25-27 cm dengan lebar 3 cm. Lazim digunakan untuk menyembelih hewan, karena pameuncitan diambil dari kata ‘peuncit’ dalam bahasa Sunda yang artinya sembelih.

Umumnya digunakan untuk berkebun dan bertani, pokoknya segala kegiatan di ladang.

Golok/Bedog Pamugeulan 
Biasanya berukuran panjang: 23 cm dengan lebar 24,5 cm. Umumnya digunakan untuk menebang pohon atau kegiatan-kegiatan berat, dikenal sebagai golok. kelapa pada jaman sekarang.

Golok/Bedog Sotogayot
Berukuran panjang 25 cm dan lebar 27 cm. Umumnya digunakan untuk memotong bilah-bilah bambu atau untuk pengerjaan material bambu.

Golok/Bedog Dapur
Biasanya berukuran panjang: 20 cm dan lebar 23 cm. Digunakan untuk jenis kegiatan masak memasak dan aktifitas dapur, tapi bukan golok daging, karena golok daging sudah disebut sebagai pameuncitan.

Golok/Bedog Panguseupan 
Berukuran panjang Panjang: 17 hingga 20 cm dengan lebar: 3 cm. Digunakan untuk kegiatan memancing, panguseupan diambil dari kata kerja nguseup yang dalam bahasa sunda artinya mancing.


Golok/Bedog Cepot 
Berukuran panjang: 15 hingga 17 cm dengan  lebar hingga 9 cm. Banyak orang yg menganggap golok ini hanya untuk hiasan, padahal sebenarnya pada dasarnya golok ini diciptakan untuk membelah seperti halnya Kapak.

Bedog Cepot. Foto: Pasundan Metal Merch
Golok/Bedog Salungkar
Golok Sulangkar adalah Golok Kramat Asli Warisan budaya Banten dan Golok ini di Gunakan Masyarakat Banten Sebagai Senjata Saat Melawan Penjajah, Dahulu Orang Banten Menggunkan Golok Sulangkar ini di Oleskan dengan Racun Agar Melumpuhkan Musuh. Racun yang di Oleskan Adalah Ular Tanah, Katak Budug dan Kalajengking.

Golok Salungkar. Foto: budaya-indonesia.org

Golok Betok
Golok Betok merupakan fase awal asal muasal senjata dalam sejarah nusantara. Bahkan, sebelum senjata khas Jawa Barat kujang ada, Golok Betok sudah ada konsepnya terlebih dahulu. Namun, karena Kerajaan Padjajaran memohon kepada Sang Empu agar dibuatkan secepatnya sebuah senjata bernama kujang, pembuatan Golok Betok menjadi tertunda. “Saat ini keberadaan Golok Betok yang dulunya biasa digunakan para jagoan dari Betawi sudah hampir punah.

Golok Betok. Foto: Kompas.com



Referennsi

  1. "Senjata Tradisional Jawa Barat. GPS Wisata Indonesia. gpswisataindonesia.info Diakses 30 Mei 2019
  2. "Golok Salungkar" Budaya-Indonesia.org Diakses 30 Mei 2019
Baca Juga

Sponsor