Cari

Wawacan Carios Munada | Kesusatraan Sunda

foto: BpNB

[Historiana] - Sebuah naskah Sunda kelompok Babad yang terdapat pada koleksi perpustakaan Universitas Leiden, Belanda, dengan nomor katalodus Lor. 6482. Tebal naskah itu 177 halaman, ditulis dengan huruf Latin, dalam bentuk wawacan

Ekadjati (1983) menyajikan hasil telaahnya atas naskah ini dalam sebuah seminar.

Peristiwa yang dilukiskan terjadi pada sekitar tahun 1840. Munada adalah seorang saudagar di Cianjur, yang berdagang kuda, kerbau, dan lain-lain, terutama untuk keperluan kereta pos. Sebenarnya ia seorang Cina, bukan pula kelahiran Cianjur, nama aslinya Liem Siang.

Walaupun telah memeluk agama Islam, ia tetap pada kebiasaannya mengisap candu dan berjudi. Setelah pindah ke Bandung, ia berdagang berbagai jenis kain dan barang konsumsi, serta dapat bergaul dengan para priayi.

Akibat perjudiannya, ia makin banyak menanggung hutang. Berkat bantuan asisten residen, yang bernama Nagel, Munada masih dapat tertolong dan sanksi hutang-hutangnya kepada pemerintah. Tetapi akhirnya ia ditangkap juga karena menggelapkan hasil penjualan ternak asisten residen itu.

Di samping memiliki banyak kekayaan, Nagel rupanya senang main perempuan. la memperoleh seorang selir bupati pada waktu itu, yang melayaninya setiap malam. Akibatnya, selir itu mengandung dan bayi yang dilahirkannya terpaksa diakukan sebagai anak Bupati Bandung. Anak tersebut kelak diangkat menjadi Wedana Ujungberung.

Tersebut hoofd jaksa Bandung, yaitu R. Demang Mangunagara, yang menaruh dendam kepada Ashen Residen Nagel karena juru simpanannya yang bernama Mas Suradireja ditangkap. Orang kepercayaan itu ditangkap dengan tuduhan membunuh istrinya sendiri dengan racun. Pertemuan orang ini dengan Munada di penjara menghasilkan sebuah rencana pembunuhan, yang akan dilakukan atas bupati Bandung dan Asisten Residen Nagel.

Pembunuhan dilakukan pada malam sabtu, tanggal 30 Desember 1842. Pada malam itu sebuah rumah di kampung Kaum Desa Cibadak, sebelah mesjid Agung, dibakar. Dalam suasana panik itu, Munada beserta komplotannya dapat membunuh Asiten Residen Nagel, tetapi tidak atas Bupati Bandung.

Keterlibatan Demang Jaksa Mangunagara dalam pembunuhan itu akhirnya tercium juga, penyelidikannya dilakukan oleh jaksa Surialaga dari Purwakarta. Semua yang terlibat dihukum buang. Dalam proses pemeriksaan, Demang jaksa masih sempat memfitnah Bupati Bandung sehingga ia dipindahkan ke Cianjur. Kedudukan bupati Bandung dipegang oleh puteranya yang bernama Raden Suriakartahadiningrat.

Sumber: Ensiklopedi Sastra Sunda. Kemendikbud RI pdf. Diakses 26 Desember 2019.
Baca Juga

Sponsor