Cari

Pembagian Waktu dan Musim dalam Budaya Sunda | Mengenal istilah Wanci


[Historiana] - Waktu atau wanci (dalam bahasa sunda) merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian.Orang Sunda menggunakan ciri-ciri waktu atau wanci untuk menentukan waktu dalam sehari semalam sebelum mempunyai arloji atau bekér. Istilah waktu pada umumnya didasari oleh pengalaman kejadian, dan alam sekitarnya yang memberi ciri bahwa orang sunda sangat bersahabat dengan alam sekitarnya.

Istilah waktu untuk orang sunda dalam sehari semalam berdasarkan keadaan alam

1. Wanci Tengah Peuting (jam 00.00)

Tengah Malam atau dalam Bahasa Sunda disebut Tengah Peuting. Dalam sistem penanggalam modern, Tengah malam adalah saat pergantian (transisi) dari suatu hari ke hari berikutnya bersamaan dengan pergantian tanggal. Tengah malam merupakan kebalikan dari tengah hari. Pada masa modern ada waktu tengah malam, yang menandai perubahan hari, pada pukul 00:00:00.  Namun dalam budaya Sunda pergantian malam dimulai saat sareupna, kira-kira pukul 18.00 WIB.

2. Wanci Tumorek (jam 01.00)


Istilah waktu dalam Budaya Sunda dengan sebutan "tumorek" adalah berasal dari kata "torek". Torek artinya tidak dapat mendengar apa-apa alias tuli. Secara siloka atau perumpamaan sebagai penggambaran situasi dimana telinga tidak dapat mendengar suara apapu. Maksudnya suara aktivitas manusia di sekitar lingkungannya.



3. Wanci Janari Leutik (jam 02.00)

Waktu menunjukan pukul 2 disebut dengan Janari Leutik. Jika diasosiasikan ke dalam sistem jam modern, menunjukkan waktu pukul 2 dinihari.

Waktu Janari ini berlangsung hingga datangnya Janari gede (pukul 3 WIB).




4. Wanci Janari Gede (jam 03.00)

Dalam bahasa Indonesia modern disebutkan pukul 3 dinihari. Namun dalam Bahasa Sunda untuk istilah yang menunjukkan waktu pukul 3 ini disebut Janari Gede.

Asal-usul kata "Janari" ini mungkin dari bahasa Sansekerta yang artinya muda atau awal. Dengan demikian, istilah waktu dalam Bahasa Sunda dimaksudkan sebagai situasi waktu awal yang dihitung dari tengah malam (tengah peuting).


5. Wanci Kongkorongok Hayam (jam 04.00)

Waktu ini menunjukkan pukul 4 yang ditandai dengan suara ayam berkokok atau dalam Bahasa Sunda menyebutnya "Kongkorongok Hayam". Konon, ayam akan berkokok ketika melihat semburat cahaya dilangit. Bila kita ingat dengan kisah Sangkuring yang gagal karena suara ayam berkokok. Ayam-ayam itu berkokok karena melihat semburat cahaya di langit yang dikiranya sebagai sinar matahari (panonpoe), padahal hasil rekayasa dari Dayang Sumbi untuk menggagalkan Sangkuriang.

Kisah lainnya, mitos Ayam berkokok sebelum tiba waktunya pada saat pagi hari, pada zaman dulu orangtua selalu berkata bahwa itu pertanda ada gadis (tak bersuami) sedang hamil.

Manusia modern mempunyai keterangan lain: "itu hanya pertanda bahwa keesokan harinya matahari akan segan muncul." Mungkin saja, ayam berkokok karena melihat kedatangan Malaikat. Wallahualam bisawab.


6. Wanci balébat 05.00)

Pukul 5 pagi hari dalam Budaya Sunda kuno disebut Wanci Balebat. Balebat menggambarkan nuansa langsit yang berwarna akibat sinar matahari. Balebat bisa diartikan sebagai fajar.

Dalam bahasa Inggris Sunrise dimana sealalu dinantikan orang Bule disaat mereka di negeri tropis seperti Indonesia.  Situasi Balebat atau Sunrise sangat indah dengan langit berwarna. Warna yang menunjukkan keindahan, keagungan sekaligus harapan menjelang pagi.

7. Wanci carancang tihang (jam 06.00)

Wanci Carangcang tihang menunjukkan pukul 6 pagi hari. Jika digambarkan sebagai situasi di masa lalu adalah saat mulai nampak tiang-tiang bangunan atau tiang pepohonan. Saat diamana cahaya matahari telah menyinari langit sehingga buana terlihat jelas untuk manusia segera memulai aktivitasnya.


Sederhananya, carangcang tihang adalah hari mulai terang.

8. Wanci murag ciibun/meleték sarangéngé/Meletek panonpoe (jam 07.00)

Pukul 7 pagi disaat matahari mulai menunjukkan sinarnya. Saat ini juga suka disebut "murag cai ibun" -ciibun artinya "jatuhnya air embun". Sebuah pengambaran embun-embun yang semula berada di atas dedaunan mulai jatuh karena situasi mulai hangat akibat munculnya sinar matahari.

Meletek artinya terbit. Meletek Panonpoe artinya terbitnya matahari.


9. Wanci Ngaluluh Taneuh (jam 09.00)

Ngaluluh taneuh artinya menggarap tanah. Jadi, ini menunjukkan mulainya petani menggarap ladangnya. Penggambaran waktu ini berkaitan dengan penggarapan ladang atau huma karena Masyarakat Sunda saat itu bercirikan masyarakat agraris.





10. Wanci haneut moyan/laér kanjut (jam 08.00)

Waktu ini menunjukkan saat orang-orang berjemur. Moyan dalam bahasa Sunda yang artinya "berjemur".

Penggambaran ini biasanya terjadi pada para lansia (lanjut usia) seperti aki, nini dan uyut yang sedang moyan (berjemur). Selain itu juga waktu yang tepat bagi bayi yang baru lahir untuk moyan di waktu ini


11. Wanci rumangsang (jam 09.00)

Rumangsang artinya "gerah". Situasi ini menggambarkan sinar matahari mulai panas dan membuat udara menjadi hareudang atau gerah.

Kata "rumangsang" ini setara dengan kata "merangsang" alias "bikin panas"




12. Wanci pecat sawed (jam 10.00

Waktu ini disebut "Pecat Sawed" artinya lepasnya Sawed pada kerbau. Sawed adalah tali dari kulit untuk mengikat leher kerbau pada pasangan bajak. Jadi biasanya sekitar jam 11 ini waktunya melepas tali dari leher kerbau.

Masyarakat agraris Sunda ini sangat terlihat dalam istilah-istilah waktu Sunda yang digunakan. Aktivitas berladang atau bersawah pun digunakan.


13. Wanci manceran/tengah poé/Tangange (12.00)

Waktu matahari sangat memancar (manceran) adalah tengah hari (tengah poe) atau pukul 12.00.

Istilah lainnya juga disebut Tangange. Asalh kata dari "Tengah" dengan akhir "e" yang diartikan sebagai "tengahnya". Maksudnya tengahnya posisi matahari.



14. Wanci Kalangkang Satangtung (jam 14.00)

Kalangkang artinya bayangan, dan satangtung asal kata dari nangtung yang artinya berdiri. Jadi sekitar jam 14 ini panjang bayangan orang berdiri akan sama dengan tinggi orang itu.

Waktu ini sampai dengan datangnya Wanci mengok ngulon.



15. Wanci Mengok ngulon (jam 15.00)

Waktu ini menunujukkan bahwa posisi matahari berada di sebelah barat. Mengok artinya ngalieuk atau "mengarah ke". Ngulon berasal dari kata "kulon" yang artinya barat.






16. Wanci tunggang gunung (jam 16.00)

Waktu tunggang gunung sekira pukul 16.00 adalah saat matahari berada di puncak gunung. Menandakan matahari akan segera tenggelam.








17. Wanci sariak layung (jam 17.00)

Matahari sudah tenggalam dan menyisakan lembayung (layung). Hari mulai senja. saat bianglala merah merona di ufuk barat.







18. Wanci sareupna (jam 18.00)

Waktu yang menunjukan saat hari mulai gelap. Mitos Sandekala muncul diwaktu Sareupna ini.

Disebut sandekala, konon katanya hantu suka berkeliaran ketika matahari mulai tenggelam. Dahulu, orangtua suka melarang (menakut-nakuti) anak-anak berada di luar rumah atau melarang kita tidur ketika sareupna. Mitos ini ada hingga sekarang.



19. Wanci harieum beungeut

Kata "harieum" kata jamak dan berasal dari kata "hieum" yang artinya gelap. adalah warna merah tua yang hampir hitam. Sedangkan "beungeut" artinya muka atau wajah. Waktu ini menunjukkan sekitar pukul 19 malam. Hari memang sudah gelap.




20. Wanci sareureuh budak (jam 20.00)

Wanci Sareureuh Budak terdiri dari 3 kata. "Wanci" artinya waktu. "Reureuh" yang artinya istirahat, dan "budak" artinya anak kecil. Waktunya bagi anak untuk istirahat (tidur).






21. Wanci Tumoke (jam 21.00)

Tumoke berasalah dari kata "toke" atau tokek. Sekira pukul 21.00 biasanya mulai terdengar suara tokek berbunyi: "Toke.. toke..."

Penggambaran situasi dimana saat ini masih banyak binatang tokek di perkampungan. Sehingga istilah waktu menggunakan binatang tokek mulai berbunyi.



22. Wanci sareureuh kolot (jam 22.00)

Sareureuh berasal dari kata "reureuh" yang artinya istirahat. Kolot artinya tua (dewasa). Waktunya orang dewasa istirahat/tidur.

Jadi di saat itu, oang Sunda dewasa/tua sudah istirahat atau tidur pada pukul 22 malam. Kondisi yang masih sama di pedesaan sekarang. Namun sangat berbeda atau berbanding terbalik di daerah perkotaan.



24. Wanci Indung Peuting (jam 23.00)

Indung peuting berasal dari kata Indung dan peuting. Indung artinya "ibu" atau "induk". Peuting artinya malam. Indung peuting "Induknya malam" atau diartikan jelang tengah malam.








Nama Waktu yang Berhubungan dengan Hari

1. Isuk-isuk (jam 05.00-10.00)
2. Beurang (siang)
3. Pabeubeurang (jam 11.00-14.30
4. Pasosoré (jam 15.00-18.00)
5. Peuting (malam)
6. Poé ieu (hari ini)
7. Isukan (besok)
8. Pagéto (besok lagi)
9. Pagéto amat (dua hari berikutnya)
10. Kamari (kemarin)
11. Mangkukna dua hari yang lalu)
12. Tilu poé ka tukang (tiga hari yang lalu).


Usum-Usuman (Musim)

Usum-usuman atau musim yaitu waktu yang menunjukan musim atau waktu tertentu, seperti musim hujan, musim durian.Usum-usuman bisa dibagi sababaraha waktu, saperti dihandap ieu.

Waktu yang Berhubungan dengan Keadaan Alam

1. Usum mamaréng
2. Usum ngijih (musim hujan)
3. Usum dangdarat
4. Usum katiga (musim kemarau)
5. Usum barat (musim angin grdénu dari arah barat, dicampur hujan)
6. Usum selatan (angin musim dari arah barat-timur).

Waktu yang Berhubungan dengan Keadaan Mayarakat

1. Usum ngagebug (musim banyak orang sakit, dan meninggal)
2. Usum sasalad (musim banyak penyakit menular)
3. Usum parepok (musim kawin atau nikah)
4. Usum paceklik (musim kekurangan banyak makanan)
5. Usum tigerat (musim paceklik)
6. Usum nguyung (musimpaceklik).

Waktu yang Berhubungan dengan Penyawahan

1. Usum nyambut
2. Usum tebar
3. Usum tandur
4. Usum ngarambét
5. Usum celetu
6. Usum beukah
7. Usum rampak
8. Usum beuneur héjo
9. Usum pibuateun
10. Usum panén.

Waktu Tatanén di Huma

1. Usum nyacar
2. Usum ngahuru
3. Usum ngaseuk
4. Usum ngoréd/ngoyos
5. Usum dibuat/ngétém.


Referensi

  1.  Hidayat, Rachmat Taufiq, spk.2005.Peperenian Urang Sunda.Bandung:Kiblat
Baca Juga

Sponsor