Cari

Penyebutan Galuh dalam Prasasti yang Ada di Negeri Belanda

[Historiana] - Oleh Alam Wangsa Ungkara. Beberapa hari ini, kita dihebohkan dengan pernyataan Budayawan betawi Ridwan Saidi yang menyebutkan bahwa Kerajaan Galuh tidak ada. Alasannya bahwa tidak ada sumber otentik yang mengatakan "Galuh" secara letter lecht. Mari kita kupas!

Sebenarnya bebrapa ahli sejarah memberikan tanggapannya mengenai bukti otentik keberadaan Kerajaan Galuh. Diantaranya Prof Hj Nina Herlina Lubis, Prof A Sobana, Prof. Agus Aris Munandar dan lain-lain. Hampir semua ahli menyebutkan sumbernya Prasasti Kawali dan naskah babad. Namun Ridwan Saidi "keukeuh" bahwa sumber prasasti tersebut tak bisa dipakai karena tidak menyebut Galuh secara tersurat. Apalagi sumber naskah babad sama sekali tidak diperhitungkan Ridwa Saidi.

Galuh yang terkenal berlokasi di antara Garut dan Kawali. Disi lain Jawa Tengah terdapat sebuah kerajaan di sekitar lereng Gunung Slamet yang dikenal sebagai Kerajaan Galuh Purba. Ada banyak nama tempat (topinimi di Jawa Tengah menggunakan kata Galuh.  


Nama "Galuh" banyak terdapat di jawa Tengah.Sedangkan di Jawa barat hanya berada di Majalengka, yaitu Kecamatan Rajagaluh. Kalau kita buka peta yang cukup detail akan banyak tempat dengan nama Galuh di sekitar perbatasan Jabar-Jateng : Rajagaluh (Cirebon), Galuh (Purbalingga), Galuhtimur (Bumiayu), Sirahgaluh (Cilacap), bahkan di Kulonprogo dekat perbatasan Kedu ada desa Samigaluh. Bahkan di Jawa Timur ada nama Hujung Galuh. Diduga keras bahwa semua tempat tadi pada masa lampaunya pernah dikuasai Galuh Purba.

Pada 1970-an, para sejarawan yang tergabung dalam Tim Peneliti Sejarah Galuh berhasil mengumpulkan informasi terkait kedudukan Galuh dalam narasi sejarah kerajaan-kerajaan di Nusantara. Dalam laporan tahun 1972, Galuh Ciamis dan Tinjauan Sejarah, tim peneliti tersebut berhasil mengumpulkan nama-nama kerajaan yang masih berkaitan dengan Galuh.

Menurut Mumuh Muhsin Z, dalam "Ciamis atau Galuh", kata “galuh” secara bahasa mengandung tiga makna. Pertama, kata galuh berasal dari bahasa Sansekerta galu, yang berarti “permata yang paling baik”. Kedua, kata galuh berasal dari kata aga, berarti “gunung” dan lwah, berarti “bengawan, sungai, laut”. Ketiga, kata galuh bisa dimaknai juga galeuh (bahasa Sunda) yang berarti “bagian di dalam pohon yang paling keras”.

"Arti-arti kata tersebut jelas sangat simbolis dan sarat muatan makna yang sangat dalam,” ucap sejarawan dari Universitas Padjadjaran itu.

Ada lebih dari 10 nama kerajaan yang terkait dengan Galuh. Lokasinya pun tidak hanya di Jawa Barat sebagai daerah yang diyakini sebagai wilayah kekuasaan kerajaan Galuh. Berikut beberapa di antaranya: Kerajaan Galuh Sindula, berlokasi di Lakbok, ibukota Medang Gili; Kerajaan Galuh Rahyang, berlokasi di Brebes, ibukota Medang Pangramesan; Galuh Kalangon, berlokasi di Roban, ibukota Medang Pangramesan; Galuh Lalean, berlokasi di Cilacap, ibukota Medang Kamulan; Galuh Pakuan, ibukota di Kawali; Galuh Kalingga, Galuh Tanduran, dan sebagainya.

Berdasar informasi tersebut para peneliti meyakini jika Galuh adalah sebuah kerajaan dengan ibukota yang berpindah-pindah. Mereka tidak menetap di satu wilayah saja. Sejalan dengan itu, Nugroho Notosusanto dan para peneliti sejarah, dalam Sejarah Nasional Indonesia Jilid II, juga menyebut Galuh sebagai pusat kerajaan yang berpindah.

Baiklah. Pembahasan Kerajaan Galuh tak terlepas dengan kerajaan Sunda dan Kalingga-Mataram kuno. Mengingat sumber naskah menyebutkan bahwa luas wilayah Kerajaan Galuh mencakup bagian barat Propinsi Jawa Tengah dan bagian Timur Propinsi Jawa Barat. Baiknya kita menengok sumber Prasasti yang ada di Jawa tengah.

Prasasti Er Kuwing (Barāhāśrama)

Prasasti Er Kuwing (Barāhāśrama). Foto: Rijkmuseum, Leiden Belanda
Prasasti Er Kuwing ditulis diatas lempeng tembaga berukuran 29,9 cm x 39 cm, ditulisi pada satu sisi namun patah sehingga hanya tersisa 27 baris tulisan. Isi prasasti adalah pemberian anugerah dari Srī Mahārāja Srī Dakşottamabāhubajrapratipakşakşaya yang membebaskan desa di Poh Galuh dan Er Kuwing untuk bhaţāra di Barāhāśrama di Serayu dari pajak-pajak yang membebani desa-desa itu. Prasasti ini dibeli oleh C. van Doorn  pada tahun 1858 dan  diperoleh  dari J.G. von Schmidt auf Altenstadt, sekarang tersimpan di Rijkmuseum  voor  Volkenkunde Leiden, dengan nomor inventaris 2120. Prasasti ini diterbitkan  oleh  Cohen  Stuart  dalam  KO  XVII, 1875:27-29. Sarkar menerbitkan prasasti ini dalam Corpus vol.II, 1972:183-191.

Penyebutan istilah "desa" adalah "sebuah wilayah" atau negeri. Seperti menyebut "Desa Banten" , "Desa Kawali" yang berarti wilayah atau negeri. Istilah desa berubah menjadi makna seperti sekarang setara village dimulai ketika pemerintahan Mataram Islam berpengaruh di Tatar Pasundan.

Untuk membuktikan secara historis kapan kerajaan Galuh berdiri, keberadaan prasasti dan berita-berita sezaman amat penting. Ada beberapa prasasti yang memuat informasi mengenai Galuh, meski sebagian ditemukan tanpa penjelasan tentang lokasi dan waktunya. Dalam prasasti berangka tahun 910, seorang raja bernama Balitung disebut sebagai “Rakai Galuh”.

Isi Prasasti:
  1. |......................... ha, ka, wre, wara, phurbwa-bhadra wada-naxatra, adjapada dewata, wariyan *(°na?)-yoga , i-rika diwasa-ni adjnja cri
  2. maha-radja rakai hino, cri daxottama bahu-badjra prati|(paxa?) ketu-widjaya, rake sirikan • pn suparnna, rakai w'ka pu hanuman, rakai bawang puttara, kumonnakan • i-kanang wanua i poh galuh, muang ri er kuwing , kapua watak • layang
  3. | (wan)ua i poh galuh pirak • ka 1 ing sa-tahun • sa-tahun, hop '(hopa?) awur • s'kar tahun • p'djah lek, arik-arik • prakara, pangguhan-ni-kanang wanua ri er kuwing pirak • ka 1 ing •
  4. sa-ta|(hun) .............................s • nya, t'gal [• nya, luah-nya, ring l'bak • ring hunur , sa-pinasuk • ni l'mah-ni-kanang wanua i poh galuh mwang ri er kuwing, kasangsipta tumama ri bhatara ring baraha-
  5. crama ing sarayu i........................| (tapa?)hadji, muang tan * katamana de sang manak • katrini , pangkur, tawan, tirip, kring, padammapuy, maniga, lwa, malandang, manghuri, makalangkang,
  6. pamanikan, tapaha|(dji?)..................... (u)ndahagi, manimpiki, pandai mas, pandai tambaga, pandai w'si, k'di, walyan, paranakan, widu, mangidung, tuha padahi, sambal, sumwul, watak • i dalam,
  7. singgah | ........................ di, tan • tumama ri-kanang wanua ri poh galuh muang ri er kuwing, sa-mangkana sa-prakara-ni sukha duhkha-nya kabaih, mayang tan'mawuah, danda kudanda bhan-
  8. dihala ityaiwa|(m-adi?) ........................ tun • ta molaha i-kana i pratiti-nya muhun wengi, tan • k'na de-ni sa-prakara-ning sukha duhkha ya tan • gawayakan • i-kanang kukarmma, yapuan • gawaya-
  9. kan • i-kanang | ................. ti kambang dula, taliket, tan* lupta, i-kana kabaih de-ni kanang w'katun, i bhatari, pakna-ni-kanang wanua i poh galuh muang ri er kuwing , d'maka pun *
  10. punana| ................. ngaterakna mareng galuh, magawaya raga wlu 6 raga pasagi 6 mesya kambang tan-alayu, muang nilot-
  11. palasari, pawuata i c,ri maha-radja pisan • ing sa-tahun *| ................ bhatara ing barahagrama , muang mamawa ron • smat , sarbwa phala phali, wras • tjatur-warnna kukusan 1 ing sawulu-sawulu , pindaku-
  12. kusan 4(?) wawanya mate|(her?) ................ li bras tjatur-warnna wawanya inangsean • rakryan mapatib i balu pu ketu-widjaya, rakryan • sirikan  • pu suparnna, rakryan • w'ka pu hanuman,
  13. rakryan • bawang puttara | ........................ (wi)n(e)ban • pasak-pasak • mas * ma 8 w'diban • kalyaga yu 1 sowang-sowang, mangburi pudara, balaran pu manja(?), pu larhyang, pu khatwangga, dalinan •
  14. pu tanggelan, pa| ................... yu 1 sowang-sowang, muang sa-kwaih sang mamuat udjar, kandamuhi dapunta widyanidhi, watu warani pu manghalangi, wisaga pu wiryya, hudjung galuh pu
  15. katjat, |......................  (ma)nak • katrini , i pangkur • dedelan , i tawan • t'luk , i tirip • likuan , wineh pasak-pasak 1 mas • ma 4 w'dihan •
  16. rangga yu 1 sowang-sowang, rakryan • layang pu |.................. ken • kalyaga wlab 1 sang tuban • i layang mas • su 1 ma 4 ki-nabaihan-nira , w'dihan • rangga yu 1 sowang-sowang , wadihan pu
  17. dapit'mas'ma 4 w'dihan '"rangga yu 1 | (sowang-sowang ?) ................ ma t'gal , tuhan • i makudur • sang wawaha , mangrang-kappi pu gurun , kapua wineh mas • ma 4 w'dihan • rangga yu 1
  18. sowang-sowang, patib i layang wulung katak • si hu| ................ si tjatja, wabuta pasaranak • si lutjira, tetebantin(°ten ?) • si kewe , kapua wineh mas • ma 4 w'dihan • rangga yu 1 sowang-
  19. sowang, tunggu durung-ning patib wulung katak • |.................. wahuta tebebanten • si giwa , wineh mas 'ma 2 w'dihan • rangga yu 1 sowang-sowang, parudjar • ning patih wulung katak • si adja, pa-
  20. rudjar • ning patib kayu wangi si te| ................... (pilu)nggah-ning wahuta pasaranak • si ciwa , i pager • sinurat , pilunggah-ning wahuta tetebanten • i rangu si basanta, i tutung kris • si pawana,
  21. wineh mas • ma 1 w'dihan • hlai 1 | .................... mapkan(°ptan?) • i taridjan si kini , wineh mas • ma 2 w'dihan • yu 1 sowang-sowang, pilunggah-ning wahuta i hino si mahendra, si djambah, si bhoga,
  22. wineh mas ■ ma 1 so|(wang-sowang) .................. ma t'pi siring i kapuhunan • si adjita, i watu warak • si cresti, i bawuara si ba-sita , i pahinger • si mangi , i parampuyan • si buteng , i limosusu
  23. si surupuh, | .................. rama i mangulihi si dadhi, talahan-tan • i layang dapunta kesari, rama i layang pu ranya, djuru si
  24. bala-dewa, rama i poh galuh kaki luki, djuru kaki lua, |.................... tuan, si datar, si yoni, parudjar * si ruridu , si alya , wariga si dhana, si busut, rama ri er kuwing kaki klo, djuru kaki katang-
  25. garan, gusti kaki ridhi, tuha | .......................... la, wariga si tinuan • si gala, wineh w'dihan • yu 1 sowang-sowang, renanta praria 6 wineh ken • wlah 1 sowang-sowang, anung kinon * Cri maha-radja
  26. su| .................. wang sam'gat • tinuan(oru° ?) * sang wruan, sang mawadju hadji lumaku manusuk • sima , i wadihati sang ra-baner * pu guwindi , i makudur * sang patalesan pu nala, wineh ma
  27. • |(s?) ................. (s)ima, mateher • i-kanang patih i layang muang wahuta, djuru katririi, tamblang panjdjang, tuha tahil, pangurang, muang soara-ni-kanang rama t'pi siring kabaih matuha

\kelanjutannya terputus....


Prasasti Siman

Dalam prasasti Siman, berangka tahun 943, terdapat nama Galuh yang berkuasa atas sebuah wilayah.

Sementara pada naskah Carita Parahiyangan, dalam Carita Parahiyangan: Naskah Tititlar Karuhun Urang Sunda abad ka-16, kisah tentang kerajaan Galuh dimulai ketika era politik kerajaan Tarumanegara di Tatar Sunda berakhir. Ketika para penguasa bekas Tarumanegara mendirikan Sunda, beberapa orang menolak bergabung. Di bawah pimpinan Wretikendayun, mereka pun akhirnya mendirikan kerajaan yang kemudian berpusat di Galuh (Ciamis) pada abad ke-7.

Menurut sejarawan Sunda Budimansyah, Wretikendayun dan penerus kerajaan Tarumanegara, Trarusbawa, sepakat membagi wilayah Tatar Sunda menjadi dua bagian dengan batas kekuasaan di Sungai Citarum. Hal itu dilakukan untuk menghindarkan kedua kerajaan itu dari pertikaian dan kepentingan politik lainnya.

“Citarum ke arah timur, sampai Ciserayu di selatan dan Cipamali di utara, menjadi wilayah kerajaan Galuh. Lalu dari Citarum ke arah barat menjadi wilayah kerajaan Sunda. Jadi Galuh dan Sunda (Pakuan Pajajaran) lahir secara bersamaan,” ucap Budiansyah seperti dikutip dari historia.id.

Di dalam naskah Carita Parahiyangan juga diceritakan tentang raja-raja yang pernah berkuasa di Galuh. Termasuk intrik yang terjadi antara para penguasa Galuh. Seperti cerita tentang Raja Sena, penguasa ke-4 Galuh yang dikalahkan oleh Rahyang Purbasora, saudaranya sendiri. Akibatnya Sena diasingkan ke Gunung Merapi bersama keluarganya. Beberapa tahun kemudian penerus Sena, Sanjaya, berhasil membalaskan dendam pendahulunya.

Nama Galuh sebagai pusat kerajaan disebut berkali-kali dalam Carita Parahiyangan. Nama-nama tempat yang disebutkan di naskah ini juga umumnya terletak di Jawa Barat bagian timur, yang merupakan wilayah Galuh sesuai perjanjian dengan penerus Tarumanegara. Jadi, kata Nina, dapat disimpulkan bahwa pada abad ke-8 M pernah ada Raja Sanjaya yang berkuasa di Galuh.


Data prasasti Tulangan

Prasasti Tulangan berangka tahun 832 Śaka. Prasasti Tulangan berbahan tembaga. Kini disimpan copy-nya di Rijksmuseum, Leiden - Belanda. Aslinya telah hilang.

Tempat Ditemukan:Jedung, Mojokerto, Jawa Timur.
Disimpan:Prasastinya telah hilang, namun kopiannya disimpan di Rijksmuseum, Leiden.
No. Inventaris:-Bahan:Tembaga.
Jumlah:-
Ukuran:-
Aksara dan Bahasa:Jawa Kuna.
Tahun Dikeluarkan:832 Śaka.
Raja:Śrī  Mahārāja  Rakai  GaluḥDyaḥGaruda  Mukha  Śri Dharmmodaya Mahāsambu.
Jenis Prasasti:Sīma(?)
Referensi:Alih  aksara  dalam OJO.  XXVIII:  36-37,  terjemahan oleh  Edhie  Wurjantoro  dalam  „Bahan  pekuliahan epigrafi‟

Alih aksara prasasti Tulangan:

  1. // swasti śaka warṣatīta 832, bhadrawāda māsa tīthi pancami śu
  2. kla pakṣa, tu u śu wāra maḍaŋkuṅan rudradewatā harmmaṇa yo
  3. ga. irika siwaśa nyaḥ wurut, manambaḥ i ṣrī mahārāja raka galuḥ dya
  4. garuda muka śri dharmmodaya mahāsambu muaŋ rakryan mahāmantri iŋ
  5. hino, dyaḥ dakṣottama bāhubajrā prapakṣakṣaya, prayojananira ma
  6. tanyan panambaḥ uminta ikanaŋ lmaḥ tulaṅan pin--nikaŋ alas la
  7. mwaŋ kulon ṅaranya iŋ ṅūpasūla hlat katakotanā sambantaya kṛ

Terjemahan:

  1. Selamat  tahun  Śaka  yang  telah  berlalu  832  (tahun),  hari  Jumat  Legi peringkelan Tunglai wuku Maḍaŋkuṅan
  2. tanggal  5  paroterang  bulan    Bhadrapāda  tahun  dewanya  Indra  yoganya Hārmmaṇa
  3. ketika Dyaḥ Wurut menghadap Śrī Mahārāja Rakai Galuḥ Dyaḥ
  4. Garuda Mukha Śri Dharmmodaya Mahāsambu dan Rakryan Mahāmantri
  5. Di Hino (bernama) Dyaḥ Dakṣottama Bāhubajrā Prapakṣakṣaya, adapun maksud/ sebabnya
  6. menghadap yaitu meminta tanah di Tulaṅan ... berupa hutan 
  7. dan  barat  namanya  di  Ūpasūla  berbatasan  yang  menjadikan  sebab ketakutannya.

Misteri penyebutan Śrī Mahārāja Rakai Galuḥ Dyaḥ Garuda Mukha Śri Dharmmodaya Mahāsambu. Sedangkan prasasti ini ditemukan dari Mojokerto Jawa Timur. Siapah dia? Apakah Galuh yang dimaksud sama dengan Galuh Pakuan?

Prasasti Sangsang 829 Saka (Ada di Amsterdam, Belanda)

Prasasti Sangsang TM-856-1. Foto: Rijkmuseum, Leiden belanda
Prasasti Sangsang TM-856-1. Foto: Rijkmuseum, Leiden belanda

Prasasti Sangsang ditulis pada dua buah lempeng tembaga, lempeng I berukuran 36,5 x 17,5 cm dan tebal 0, 3 cm ditulisi 14 baris di bagian depan dan 15 baris di bagian belakang. Sedangkan lempeng II berukuran 39 x 13,5 cm dan tebal 0,3 cm ditulisi 14 baris didepan dan 11 baris dibelakang.  Dari  kedua  lempeng  ini, lempeng I tulisannya kurang bagus sehingga berkesan si penulis tidak begitu  mengerti apa isi yang dituliskannya. Kedua lempeng ini berisi mengenai anugerah dari Srī Mahārāja RakeWatukura Dyah Balitung Srī Dharmmodayamahāśambhu kepada Samgat Lamwa Pu Layang berupa daerah  perdikan di Sangsang wilayah Lamwa pada lempeng pertama dan daerah perdikan di Wukajana, Tumpang dan Wurutlu kepada Samgat Kalangwungkal Pu Layang  pada lempeng  kedua. Uang yang didapat di Sangsang akan disumbangkan  kepada dewa yang disemayamkan di wihara di Hujung Galuh dan di ketiga tempat lainnya disumbangkan untuk dewa di wihara di Dalinan. Prasasti ini  diterbitkan oleh van Naerssen dalam BKI 95, 1937:441-444. Damais menerbitkannya dalam EEI IV, 1955:47.  Sarkar  menerbitkannya dalam Corpus vol. II:85-98. Prasasti ini sekarang berada di Royal Colonial Institute of Amsterdam dengan nomor inventaris TM 856-1 dan TM 856-2.

Proses oksidasi dan defraksi lepeng prasasti membuat pembacaan menjadi sulit di beberapa bagian.


Lempeng I, 
RECTO
  1. svasti sakavarsātita 829 baisākhamāsa tithi caturthi krsnapaksa mavulu vagai somavara uttarāsādhanaksatra suklayo
  2. ga tatkāla anugraha sri mahārāja rakai vatu kura dyah balitung sri dharminodaya mahāsambu tumurun i rakryān mapatih i (hi)
  3. no pu daksottama bahubajra pratipaksaksaya kumon samgat lamva pu layang anak vanua i patapān tutugan ning tanda
  4. sumusuka ikanang vanua i sangsang vatak lamva gavai ku 2 dravya hajinya mas su 7 mas kavahutān su 2 suvur hinavuha
  5. vu sambandhā nya kinon sumusuka ikanang vanua vuara kutl i hujung galuh vatak lamva ya ta pinulih samgat lamva pinahayunira jina
  6. yyakan nira vihara ya sambandha nya r, inanugrahan kinon sumusuka ikanang i^vanua i sangsang simā punpunnana nikanang vihāra gavai
  7. nira kunang parnnahlianya n sIma tan katamāna de sang manak pangkur tatun tirip muang soara ning mangilala drabya haji kring pada
  8. m pamanikan maniga lva malanjang manghuri makalangkang tapa haji air haji tuha gosali tuha dagang tuha nambi tuhān hanjama
  9. n undahagi manimpiki pandai vsi valyan paranakan vidu mangidung tuha padahi varahan sambal sumbul vatak i dalam si
  10. nggah paznrsi hulun haji ityaivamadi tan tumama i rikanang vanua parnnah ni parmmasanya tumama I bhatara i vihara i hujung galuh
  11. deyanya mavaih mannangahanang tang (mannanga hana ing?) parmasan ing katandan samangkana sukaduhkha nya mayang tan mavuah danda kunda bhandihaladi tuma
  12. ma i bhatara atah ikana ajña haji kinonnakan ikanang masamvya-vahara hana ng kana hinghlngana kvaihhanya pandai mas pandai vsi ta
  13. mbaga gang(s)a tlung ububan ing sasima macadar 4 mangarah lumpang 3 mangulang tlung tuhan ing sasima kboanya 20 ing satuhan sapi
  14. 0...... (40 vdus) 80 andah vantayan 1 parahu — bhatara 1 masunghara 3 tan patundana magulungan tlung pasang samangkana tan

VERSO
  1. knān (a i para)masan yāpuan pinikul daganganya kadyanggāning mabasana masa(yang) makacapuri kapas vungkudu tāmbra gangsa sobuban i satuhā
  2. n garam padak Inga gula saprakarā ning dual pinikul kalima bantal i satuhān pikul pikulananya tlung tuhān ing sasi
  3. ma ikanang samangkana tan knāna de sang mangilala drabya haji yapuan Ivih kvaih nya sangkai nikanang panghinghing iriya knāna ikana sakalvih
  4. nya de sang mangilala sodhāra haji kunang ikanang manambul mañavring mangapus manglākha dandaha nira mamungus mangubar manahab manuk
  5. mamisandung manganammanam mamukat vungkudu manarub mangdyun manggula manghapu ityaivamadi kapua ya tribhāgān saduman umarā
  6. i bhatāra saduman umarā i sang mangilala drabya haji saduman umarā i sang makmit sima mangkana ājna haji panghinghing i rihāh mapamvyavahā
  7. ra hana ngkāna mangasiakan samgat lamva pasambah i sri mahārāja vdihan pilih magong yu 1 vdihan jagā yu 1 mas su 1 māra rakryān mapati(h)
  8. i hino inangsian vdihan kalyāga yu 1 mas su dhava kryan i halu pu virairikrama inangsian vdihan talyāga yu 1 mas su 1 rakryā
  9. n vka pu kutak inasan vdihan kalyāga yu 1 mas su 1 rakryan sirikan pu variga inangsian vdihan kalyāga yu I mas su 1 samga
  10. t tiruan pu sivastra inasian vdihan kalay yu 1 mas su 1 raka i pagar vsi pu yayak inangsian vdihan yu 1 mas ma 8 samgat
  11. mamrati pu uttara irasisan vdahan yu 1 mas mā 8 samgat vadhihati pu dhapit makudur pu samvrda pangkur pu ranjan tavan pu parjaluan kapu
  12. a vineh pasak pasak vdihan yu 1 mas mā 8 savang sovang samgat juru i tadangayan samgat valimvangan pu sima inasisan vdiha
  13. n kalyāga yu 1 mas ma 8 tuhān i vavihati sang vimngkuvan adhikara vinaih vdihan yu 1 ma 5 i makudur sang miramira vinaih vdiha
  14. n yu 1 mas ma 5 satangya i valimvangan tamvuk daangi kapua vinaih vdihan yu 1 mas ma 3 vahuta knam marula vahuta
  15. vdinua hujung masib dhan kapua vinaih vdihan yu 1 mas mā 2 soang sovang sang vadya dadis anak vanua i kilipan vinaih vdihan yu...

Lempeng II,
RECTO

  1. . ...pkan si tuvuku par ajar si sidra malavai si basanta vinaih vdihan  yu 1 sovang rāma maratā kaki kundu muang si vlya vinaih vdihan  yu 1 soang rāma māgman i vuru tlu tumpang
  2. si mandon rāma ni rasuk parujar si daheng rama ni kanti vinaih vdihan yu 1 soang gusti i tumpang sang ganggang rama ni baladi parujar sang landu rama ni bhanda vinaih vdihan
  3. yu 1 soang gusti ing vukajana si butê rāma ni bantin parujar si gamana rama ni krama vinaih vdihan yu 1 soang rakryān ahjatan pu sagara samgat tunggu pu.. .vinaih vdiha
  4. n yu 1 soang rama tpi siring gusti i dalinan si kekeh, rama ni dvi muang si vlat parujar si ganal rāma ni savasti muang si hala rama ni ngvine vinaih vdihan yu 1 soang
  5. i mahariman kalang si knoh rama ni santêl gusti si puñjo rama ni padmi muang si sarah rama ni gadik parujar si desi rama ni raksi muang si sarana rama i kisik vi
  6. naih vdihan yu 1 soang i huvus ning mavaih mas pasakpasak muang vdihan pinarnah saji sang makudur manguyut vidhan sang hyang kulumpang yu 4 batu-batu
  7. mas ma 4 vidhan yu 1 sang hyang brahma yu 1 mas ma 1 pangisi tamvakur pinakasavur savur sang manguyut veas kukusan 1 vsi ikat 1 mas ma 4 pa
  8. da 1 vsi nya ikat 10 mas ma 1 vdus 1 hayam lanang hiring 1 hantalu ning hayam 4 tandas ning kbo 1 kumol 1 pras maanuka 1 skul dinyun 5 tu
  9. lung tapak; liman 1 pasilih goluh yu 1 argha padya indit 5 tamvata prakara kavah 1 dyun 1 dang 1 buri I panglivettan 1 tarai 1 papanjutan
  10. 1 saragi cpak 1 gasa prakara saragi magong 1 tahas I saragi inuman 3 vsi vsi prakara vadung 1 patuk patuk 1 tvak 1 tampilan 1 kris 1 lukai 1 kampi
  11. t 1 tatah 1 jara 1 gurumbhāgi 1 pamajsa 1 nakhaccheda I gulumi I siku siku 1 linggis 4 landuk 1 i sampun-i saji sang manguyut pinarnah mangdiri samgat kalang vu
  12. ngkal muang samgat anakbl dyah sucintê muang dyah kina dyah vaita dyah savita mavaih pancopacara i sang mamuat ujar tlas sang mamuat ujar vinaih pa
  13. ñcopacāra maskar sira majnu mapangalih mangdiri dumunung ing vitana panguyutan malungguh humarep kidul humarapakan sang hyang kudur sang vahuta hyang kudur malu
  14. ngguh humarep vaitan samangkana sang patih vahuta malungguh i pungkuran sang vahuta hyang kudur ikanang rāma i vukajana i tumpang i vuru tlu muang


VERSO
  1. rāma tpi siring kabaih malungguh humarêp lor rainanta umunggung vaitan ning vitana umarêm kuluan samapta palungguh nira kabaih mamangmang sang makudu
  2. r manêtêk hayam linandasakan i sang hyang kulumpang mamantin-gakan hantalu ring vatu sima matêhêr manapathai ikana ling nira indah kita sang hyang sahana
  3. nta sang malmah sang mathani sakvaih ta hyang ring purba daksina pakima uttara agnaiya nairiti bayabya aisanya sang hyang ring satya dharmma kala mrtyu krodha visva ka
  4. ma visnu ing maddhya i sor i ruhur tasmat kabuat karma nikanang vuang anyaya umulahulaha i keng sima samgat kalang vungkal pu layang ngunivaih ya
  5. n ruddha ya tan tamua phala ning dadi kadyanggan nikanang hayam pgat tan baluy matpung hantalu remek remuk tan valuy i luirnya mangkana ikanang vu
  6. ang duracara yan ulahulaha ikaing sima umara ya ring alas patukan ning ula umara ya ing tgal alapan ni glap tan pahudan umara ya ring uai villêttan
  7. ni tuviran têtêkên de ning vuil pingpingtubimvan paiicamahapataka pangguhanya matangya kayatnakna ikeng ajna haji panganugraha Sri mahara
  8. ja raka i vatu kura i samgat kalang vungkal pu layang sumusuka i kanang vanua i vukajana i tumpang i vuru tlu sima pumpunana nikanang bihara i dalinnan gavai nira
  9. makaphala svastha sang hyang dharma muang prajah kabaih kahlamanya hinyunnakan ton-tonan mamidu sang tangkil hyang sinalu macaritta bhimma kumara mangigal kica
  10. ka si jaluk macarita ramayana mamirus mabanol si mungmuk si galigi mavayang buatthyang macarita bimma ya kumsra matêhêr manghyunnakan sa
  11. ng kapua ramanta tpi siring kabaih māvuran umilu pamuatoh rakryān muang makarungakan haji sang trpan pu mitra muang pu malavang hulis umi

TERJEMAHAN
Lempeng I, RECTO


  1. Selamat! Tahun Saka berakhir, 829, bulan Vaisakha, hari keempat. dari setengah gelap bulan, mavulu vagai, Senin, bulan lunar Uttarasadha, (selama) paro terang atau sukla (?)
  2. Pada saat itu, nikmat raja agung yang terkenal, raka i Vatukura, djah Balitung Sri Dharmmodaya mahasambhu, disampaikan kepada rakryan mapatih i hi-
  3. no Pu Daksottama bahubtyrapratipaksaksaya, menyampaikan bahwa samgat Lamva (yaitu.) Pu Layang, penduduk Patapan yang berada di bawah tanda harus
  4. tandai desa Sangsang di bawah Lamva, garni 2 kupang. Di sini, iuran kerajaan akan menjadi emas 7 swarna, dan emas dari persatuan vahuta akan menjadi 2 swarna untuk digunakan dalam perayaan!
  5. Kesempatan itu adalah bahwa ia ditugasi untuk menandai desa: ada tempat tinggal para bhikkhu di Hujung galuh di bawah Lamva. Ini sekarang diperbaiki oleh Lamva samgat; itu diperindah olehnya
  6. Ia “diberkati” olehnya dengan sebuah biara. Ini adalah alasan mengapa bantuan diberikan oleh biara itu (yang) menjadi satuan
  7. atau wilayah (atau Samgat Lamva). Selain itu, dalam kaitannya dengan fakta bahwa ia telah menjadi bebas pajak, wialayah yang tidak diinjak oleh para penarik pajak (tiga): pangkur, tavan, tirip dan semua "pengumpul pajak kerajaan", lingkaran, padam,
  8. pamanikan, maniga, lva, malanjang, mangkari, makalangkang, tapa haji, haji udara, tuha golali, tuha dagang, tuha nambi, tuhan hunjaman,
  9. undahagi, manimpiki, pandai wsi, valyan, paranakan, vidu, mangidung, tuha padan, varahan, sambal sumbul, vatak i dalam,
  10. singgah, pamrsi, dan sebagainya. (Ini) mungkin tidak menginjak desa. Bagian dari bagian moneter mereka diberikan kepada dewa Vihara di Hujung Galuh.
  11. Tugas mereka (terdiri dari) memberi (dan) menyetor (?) Bagian moneter mereka dengan badan tanda yang bersatu. Sama halnya, insiden baik dan buruk (mis., Kepemilikan bebas), seperti pinang mekar yang tidak menghasilkan buah segala macam hukuman karena mencaci maki dan sebagainya, dapat muncul (untuk pertimbangan)
  12. hanya untuk dewa. Perintah kerajaan (selanjutnya) menahbiskan bahwa para pedagang harus didefinisikan dalam jumlah mereka: pandai emas, pandai besi,
  13. tembaga dan kuningan (mungkin hanya) tiga bellow di setiap pegangan bebas; macadar 4; apa yang dikemas, tiga bundel; gembala (?), master tiga 'per free hold. (Mengenai) kerbau, 20 untuk setiap "tuan" (yaitu, gembala); sapi
  14. (40; kambing) 80; telur, satu kandang; kapal (datang ke?) dewa, 1; 3 masunghara (kapal) tanpa mengambil (perahu lain) di belakangnya; gerobak transportasi, 3 tim. Semua ini mungkin tidak


VERSO
  1. disentuh dalam keuntungan uang (mereka). Sekalipun komoditas mereka seperti (komoditas) atau pedagang pakaian, pedagang hasil karya tembaga, dan orang-orang yang datang ke dalam tembok kota untuk elang dengan: kapas, vungkudu, tembaga (dan) kuningan (dari) setiap bengkel atau setiap pandai besi,
  2. garam, padak? minyak wijen, gula, (lalu), atau semua komoditas yang pikul (gratis setiap) bantal kelima untuk setiap "tuan": (harus ada) tiga "tuan" di setiap kepemilikan bebas.
  3. Semua hal-hal seperti itu tidak boleh disentuh oleh para penagih pajak kerajaan. Jika ada lebih dari batas yang ditentukan ini, (lalu) dari apa yang lebih dari batas yang ditentukan ini, setiap surplus dapat disentuh
  4. oleh "pengumpul pajak kerajaan". Selain itu, sehubungan dengan pembuatan cat hitam, cat ungu-merah, pemintalan (?), Pembuatan lac (pernis kayu), sambungan (?) Atau mamungus (?) Untuk pembuatan cat merah (?), Pembuatan pembungkus ( ?), penjeratan
  5. burung, pembuatan segala macam pekerjaan anyaman, memancing dengan (?) Vungkuduy pembuatan atap, pot, gula, jeruk nipis dan sebagainya: (keuntungan) semua ini dapat dibagi menjadi tiga bagian: satu sebagian akan pergi
  6. kepada dewa; satu bagian akan pergi ke "penagih pajak kerajaan"; satu bagian akan pergi ke pelindung pahlawan gratis. Begitulah perintah kerajaan tentang spesifikasi pedagang
  7. menuju ke sana. Samgat Lamva memberikan penghormatan kepada raja agung yang terkenal itu dengan 1 set kain pilih-magong, 1 set kain jaga (dan) emas 1 suvarna. Rakryan mapati {h)
  8. i Hino kain kalyaga 1 set dan emas 1 suvarna. Rakryan i Halu (yaitu.) Pu Viravikrama menerima kalyaga-kain 1 set dan emas 1 suvarna. Rakryan
  9. (atau) Vka (yaitu.) Pu Kutak menerima kain 1 set kalyaga dan 1 suvarna emas. Rakryan (atau) Sirikan (yaitu.) Pu Variga menerima kalyaga-kain 1 set dan emas 1 suvarna. Samgat
  10. Tiruan (yaitu.) Pu Sivastra menerima kain kalyaga 1 set dan emas 1 suvarna. Raka dari Pagar Vsi (yaitu.) Pu Yayak menerima kain 1 set dan emas 8 masa. Samgat
  11. Mamrati (yaitu) Pu Uttara menerima kain 1 set dan emas 8 Samgat Vadhihati (yaitu) Pu Dhapit, samgat Makudur (yaitu) Pu Samvrda, samgat Pangkur (yaitu) Pu Ranjan, samgat Tavan (yaitu.) Pu Parjaluan: semua
  12. diterima dalam kain ukuran 1 set dan emas 8 masa masing-masing pada khususnya. Samgat juru atau Tadangayan (dan) samgat Valimvangan (yaitu.) Pu Sima diterima
  13. kalyaga-kain 1 set dan (emas) 8 masa, (masing-masing pada khususnya). Tuhan dari Vadihati: sang Vinungkuvan Adhikara menerima pakaian 1 set dan emas 5 masa. (Tuhan) Makudur: miramira {h) menerima pakaian
  14. 1 set dan emas 5 masa atau Valimvangan semua (ini) menerima kain 1 set dan emas 3 masa. vahuta (yaitu.) Knammarvla (?); vahuta
  15. (siapa) penduduk Hujung masibdhan (?): Semua menerima 1 set kain dan 2 emas masing-masing secara khusus. Sang Vadyadadis, penduduk Kilipan, menerima kain 1 set ...

Lempeng II, RECTO
  1. Para (ma)pakan (yaitu,) Si Tuvuku, parujar (yaitu). Si Sidra, para malabai (yaitu) Basanta diberi kain 1 set, masing-masing. Para rama marata (yang) khaki-Kundu dan Si Vlya menerima baju 1 set, masing-masing. Rama magman Vuru tlu, (dan) Tumpang
  2. (yaitu.) Si Mandon (yaitu) romo Rasuk, parujar (yaitu) Si Daheng (yang) ayah dari Kanti menerima pakaian 1 set, masing-masing. Gusti Tumpang (yaitu) sang Ganggang (yang) ayah dari Baladi, parujar (yaitu) menyanyikan Landu (yang) ayah dari Bhanda menerima pakaian
  3. 1 set, masing-masing. Semangat Vukajana (yaitu) Si Bute (yang) ayah Bantin, parujar (yaitu) Si Gamana (yaitu) ayah Krama, masing-masing menerima pakaian 1 set. Rakryan Anjatan (yaitu) Pu Sagara, sang samgat Tunggu (yaitu) ... menerima kain
  4. 1 set, masing-masing. Rama desa tetangga; semangat Dalinan (yaitu) Si Kekeh (yang) ayah dari Dvi dan si Vlat, parujar (yaitu) Si Ganal (yang) ayah dari Savasti, dan Si Hala (yang) ayah dari Ngvine, menerima kain 1 set, masing-masing.
  5. (Para rama) Mahariman: kalang (yaitu) Si Knoh (ialah) Romo Santel, gusti (yaitu) Si Punjo (ialah) ayah dari Padmi, dan Si Sarah (ialah) ayah Gadik, parujar (yaitu) Si Desi (ialah) ayah dari Raksi, dan Si Sarana (ialah) ayah dari Kisik,
  6. diberi kain 1 set, masing-masing. Setelah selesainya pemberian berbagai jumlah emas dan pakaian, keperluan untuk persembahan diletakkan oleh makudur dan manguyut: pakaian untuk 4 set kulumpang suci, batu semi mulia
  7. (dan) emas 4 masa; potongan kain untuk sanghyang Brahma 4 set, dan emas 1 masa. Mangkuk berisi isinya diletakkan di atas sedotan oleh sang manguyut (sehingga) nasi yang tidak dikukus bisa dikukus, 1 (mangkuk penuh); wsi ikat 1 emas 4 masa;
  8. (beras tanpa tanda) 1 pada; wsi ikat 10, emas 1 masa; kambing 1; unggas hitam 1; telur ayam 4; kepala kerbau 1; kumol 1; persembahan maanuka 1; nasi 5 pot;
  9. tulung tapak liman 1; 1 set kain (?) Dengan batu permata atau warna berbeda; air untuk mencuci kaki, 5 indit; piring (?) terdiri dari 1 panci besar; 1 pot; 1 pot memasak; 1 buri; panci masak nasi; 1 piring; 1 mangkuk lampu minyak:
  10. 1 baskom dengan penutup; barang dari kuningan, (seperti) 1 baskom besar; 1 bean dadih; 3 baskom minum; barang dari besi (seperti) 1 kapak; 1 mattock; 1 pemotong rumput; 1 tampilan; 1 keris; 1 kapak melengkung;
  11. 1 kampit; 1 pahat; 1 penggerek; 1 gurumbhagi; 1 tang besi; 1 gunting kuku; 1 gulumi; 1 persegi panjang; 1 linggis; 1 golok. Setelah persembahan-kebutuhan atau sang manguyut ditata, berdiri samgat Kalangvungkal,
  12. dan para istri: sang samgat (yaitu) dyah Sucinte dan dyah Kina, dyah Vaita, dyah Savita memberikan lima hal persembahan kepada 'mamuatujar'. Setelah mamuatujar diberi
  13. lima hal persembahan, mereka membuat toilette dengan bunga dan cat. Mereka melepaskan diri dengan berdiri dan mengarahkan diri ke arah tenda festival. Mereka pergi untuk mengambil tempat duduk dengan memutar ke arah selatan, dengan wajah ke arah sang hyang kudur. Sang vahuta hyang dari kudur
  14. duduk menghadap ke timur. Sama halnya, para patih dan para vahuta duduk di belakang sang vahuta hyang dari kudur. Para rama dari Vukajana, atau Tumpang, atau Vuru tlu dan


VERSO
  1. para rama atau negara tetangga, semua duduk dengan wajah menghadap ke utara; para penjaga berada di sebelah timur tenda festival dengan wajah menghadap ke barat. Setelah semua duduk, sang makudur mengucapkan sumpah,
  2. potong ayam yang ditumbuk pada lulumpang suci melemparkan telur pada vatu-sima dan mengucapkan sumpah dengan kata-kata: 'Berbaik hatilah, kalian semua dewa
  3. yang menguasai (semua) tanah dan tempat: semua dewa di timur, selatan, barat, utara, barat daya, barat daya, barat laut, timur laut, para dewa kebenaran dan kebajikan, Waktu, Kematian, kemarahan, alam semesta, cinta,
  4. Visnu, (dewa) wilayah tengah, atau wilayah bawah, atau di atas! Orang yang dengan tidak benar mengganggu kebebasan samgat Kalangvungkal (yaitu) Pu Layang, dan
  5. Menghalangi (haknya), sebagai akibatnya dia tidak dapat memperoleh buah kesuksesan! Sama seperti ayam ini (dengan) dipisahkan (lehernya) tidak akan pernah lagi menjadi satu (hidup) utuh, dan (seperti) telur yang dihancurkan ini tidak akan pernah kembali ke cangkangnya, jadi (akan menjadi nasib) yang
  6. orang yang tidak benar yang mengganggu wilayah bebas (pajak)! Ketika dia pergi ke hutan, dia akan digigit ular; ketika dia pergi ke ladang, dia akan tersambar petir tanpa angin atau hujan; ketika dia pergi ke air, dia akan terjalin
  7. oleh monster laut (tuviran); dia akan dibunuh oleh titan; tujuh kali (dihancurkan) dirinya (atau ayahnya?); ia akan menderita (hukuman) lima dosa besar. Itulah alasan mengapa seseorang harus menjaga perintah kerajaan yang berisi kebaikan raja agung yang termasyhur,
  8. raka Vatukura, ke samgat Kalangvungkal (yaitu) Pu Layang yang menandai desa-desa di Vukajana, di Tumpang di Vuru, menjadi wilayah bebas di bawah otoritas Vihdra di Dalinan, yang (sesungguhnya ) fondasinya (i, e., atau samgat Kalangvungkal).
  9. Usahanya dapat menghasilkan kesejahteraan landasan suci, dan semua orang dapat menikmati diri mereka sendiri dan mendapatkan kesenangan saat melihat. Tangkil hyang Si Nalu membacakan Bhimakumara, menari seperti Kicaka;
  10. Si Jaluk membacakan seruling meniup Rdmdyanay dan membuat buffoonry; Si Mungmuk (dan) Si Galigi menunjukkan vayang untuk menghormati para dewa dan mempersembahkan (terutama) Bhimaya-Kumara. Setelah mereka menikmati saya
  11. semua rama (dari) negeri tetangga berisik berserakan. Para rakryan mengatur diri mereka ke permainan (atau judi?) Dan makarungakan haji trpan (yaitu) Pu Mitra dan Pu Malavang mengenakan kain ......

 

Referesi

  1. Muhsin Z., Mumuh. 2012. "Ciamis atau Galuh". Makalah Seminar. unpad.ac.id Diakses 23 Februari 2020.
  2. Sarkar, Himansu Bhusan. 1959. "Corpus Of The Inscriptions Of Java Vol. 2" e-book digitallibraryindia;- versi txt : JaiGyan Diakses 23 Februari 2020.
  3. "Bukti Sejarah Kerajaan Galuh: Kerajaan Galuh di Ciamis dikatakan tidak ada oleh Ridwan Saidi. Namun bukti historis berkata lain." Oleh M. Fazil Pamungkas. Historia.id Diakses 23 februari 2020. 
  4. Stuart, Cohen & Abraham Benjamin. 1875. "Kawi oorkonden in facsimile, mit inleiding en transcriptie". Leiden: Gedrukt bij E.J. Brill  .The University of California, Los Angeles. Digitized by the Internet Archive in 2014. archive.org Diakses 22 Februari 2020.
Baca Juga

Sponsor