Cari

Gambar Baru Virus Corona China Covid-19 dan Sejarah Wabah Dunia Sejak Sebelum Masehi




[Historiana] - Dalam sejarahnya, dunia mengalami kasus wabah yang merenggut banyak korban jiwa. Di awal tahun 2020 ini penyakit flu yang diakibatkan Virus Corona Covid-19 merebak dan menjadi pandemi, mewabah ke seluruh dunia.

Banyak orang penasaran dengan bentuk virus corona. Rocky Mountain Laboratories (RML) yang berlokasi di National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), Amerika Serikat merilis gambar virus corona novel (COVID-19).

Para peneliti di RML mencitrakan sampel virus dan sel yang diambil dari salah satu pasien warga negara Amerika yang terjangkit corona menggunakan dua jenis mikroskop resolusi tinggi yaitu mikroskop elektron pemindaian dan transmisi.

Gambar yang menggunakan mikroskop elektron pemindaian menunjukkan virus corona (berwarna kuning) berada di antara sel-sel manusia (yang digambarkan dengan warna biru, merah muda, dan ungu).

Dilansir Live Science seperti dikutip situs resmi NIAID, peneliti mengatakan COVID-19 terlihat mirip dengan virus corona sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) yang muncul pada 2012 silam.

Tak hanya mirip dengan MERS-CoV, COVID-19 pun diklaim mirip virus corona sindrom pernafasan akut (SARS-CoV) yang pertama kali muncul tahun 2002.

Sebab, ketiganya masih berada di dalam keluarga yang sama yakni keluarga virus corona. Kata Corona sendiri diambil dari Bahasa Latin yang artinya 'mahkota'.

"Kebanyakan virus corona apapun akan memiliki penampilan seperti mahkota. Maka dari itu virus ini dinamakan corona yang diambil dari Bahasa Latin," tulis peneliti.

Virus corona telah memasuki Indonesia.  Update Virus Corona di Indonesia: 117 Terinfeksi, 8 Sembuh, dan 5 Meninggal Dunia (kompas.com 16/03/2020).

Jadi, jumlah pasien positif virus corona di Indonesia menjadi sebanyak 117 kasus. Pada Sabtu (14/3/2020), jumlah kasus yang dikonfirmasi mencapai 96 kasus, yaitu bertambah 27 kasus dibanding hari sebelumnya. Dari 96 kasus tersebut, salah satu pasien yang dikonfirmasi adalah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.


Tak Hanya Corona, Ini 10 Pandemik Paling Mematikan Sepanjang Sejarah

Ratusan tahun lalu, bahkan jauh sebelum masehi, dunia pernah dilanda pandemik mematikan. Serupa virus corona, wabah itu perlahan-lahan menyebar dari satu daerah ke daerah lainnya. Dan tahap selanjutnya berpindah ke negara lain.

Celakanya, nyawa yang diambil bukan puluhan atau ribuan tapi ratusan juta jiwa manusia. Kebayang gak? Berikut, 10 pandemik mematikan sepanjang sejarah manusia.

1. Wabah Athena pada tahun 430 sebelum masehi

Pada tahun 430 sebelum masehi, wabah Athena melanda kota para filsuf, Yunani tatkala perang Peloponnesia terjadi. Para sejarawan memperkirakan ini adalah wabah tifus, cacar dan campak. Namun, ada yang menganggap bahwa itu juga wabah pes. Total kematian yang disebabkan oleh wabah Athena adalah 30.000 jiwa, seperti dilansir dari laman New World Encyclopedia.

Bukan hanya warga sipil biasa, wabah pes ini juga membunuh para jenderal, negarawan berpengaruh hingga penguasa Athena, Pericles. Bukan hanya Athena, Sparta dan sebagian Mediterania timur juga terserang penyakit ini. Akibat wabah ini, 25 persen penduduk Athena saat itu berkurang dan yang selamat memilih mengungsi ke wilayah lain.

Dalam bukunya History of the Peloponnesian War , sejarawan Thucydides yang menjadi penyintas dari wabah ini menceritakan pandemik tersebut. Dia menulis jika wabah itu berasal dari Ethiopia dan lalu ke Mesir kemudian Libya hingga akhirnya ke Yunani dan menyebar ke seluruh Mediterania.

2. Pandemik Yustinianus pada tahun 541-542
Pandemik Yustiniaus (Plague of Justinion) adalah wabah paling mematikan yang pernah terjadi di dunia pada tahun 541-542 masehi atau abad 6 masehi. Wabah ini dianggap endemik paling mematikan pertama yang pernah tercatat dalam sejarah manusia. Bagaimana tidak, wabah ini meminta nyawa sebanyak setengah populasi Eropa ketika itu. Dan penyebabnya lagi-lagi penyakit pes.

Sementara, menurut laman MPH Online, ada 25 juta orang meninggal akibat wabah ini. Daerah yang diserang adalah Kekaisaran Bizantium serta kota-kota pelabuhan Mediterania. Puncaknya, 5.000 orang tewas per hari dan mengakibatkan kematian pada 40 persen populasi kota. Ibu kota Konstantinopel pun tak luput dari serangan wabah ini.

3. Petaka wabah hitam atau black death plague pada tahun 1347-1351

Lagi-lagi bakteri Yersinia Pestis beraksi. Kali ini lebih gila lagi dan fenomena ini dinobatkan sebagai pandemik paling dahsyat dalam sejarah umat manusia karena merenggut 200 juta jiwa atau sepertiga penduduk Eropa saat itu. The black death plague terjadi pada 1347 sampai 1353 masehi. Rupanya, wabah mematikan ini tak hanya terjadi di Eropa saja, tapi juga berbagai negara di Asia, Afrika, Timur Tengah hingga Amerika.

Beragam teori mengenai asal-usul dari pandemik ini. Paling tua adalah maut hitam berasal dari dataran stepa di Asia tengah. Dari daerah ini, menyebar menuju Eropa melalui Jalur Sutra dibawa oleh tentara dan pedagang Mongol. Sementara yang lain melalui kutu yang hidup di tikus.

Hewan pengerat ini menyebar dari satu benua ke benua lain lewat kapal dagang. Diperkirakan, pandemik ini disebabkan oleh virus pes. Maut Hitam di Eropa pertama kali dilaporkan berada di Kota Caffa yang berada di Krimea pada 1347.

4. Pandemik kolera ketiga pada tahun 1852-1860

Pandemik kolera ini terjadi hingga tiga gelombang dan ketiganya bermula dari India. Awalnya, wabah ini menyebar dari delta Sungai Gangga, lalu merambah ke hampir seluruh Asia, Eropa, Afrika dan Amerika Utara. Akibatnya, sebanyak satu juta orang tewas akibat pandemik kolera pada tahun 1852-1860 ini.

Ironisnya, seorang dokter berkebangsaan Inggris, John Snow, menemukan penyebab kolera. Yakni, air yang terkontaminasi oleh penyakit ini. Namun, di saat yang sama, ada 23.000 orang yang tewas akibat pandemik kolera di Inggris. Lalu, John Snow meninggal di tahun 1858, saat pandemik kolera masih berlangsung.

5. Wabah influenza pada tahun 1889-1890

Bagaimana bisa influenza yang kita anggap penyakit ringan, bisa menjadi ganas dan membunuh jutaan nyawa manusia? Pandemik flu terjadi pada tahun 1889-1890 masehi dan disebabkan oleh subtipe virus influenza A H2N2 dan subtipe virus influenza A H3N8, terang laman MPH Online.

Penyebaran flu didukung oleh pertumbuhan populasi cepat, khususnya di daerah perkotaan. Anehnya, kasus pertama virus ini terjadi di tiga lokasi yang terpisah jauh. Yakni di Bukhara, Asia Tengah lalu Athabasca di barat laut Kanada kemudian di Greenland. Akibat pandemik ini, satu juta nyawa manusia hilang sia-sia.

6. Pandemik kolera keenam pada tahun 1899–1923

Rupanya, pandemik kolera belum berakhir. Pada 1899–1923,  wabah kolera keenam terjadi dan menewaskan sekitar 800 ribu orang. Lagi-lagi, pandemik ini dimulai dari India lalu menyebar ke Timur Tengah, Afrika Utara, Eropa Timur hingga Rusia. Konon, penyebarannya dimulai dari Punjab, India ke Afganistan dan ke negara-negara lain.

Sementara, di Amerika Serikat, wabah kolera terakhir terjadi pada tahun 1910-1911. Ini disebabkan oleh kapal uap yang membawa orang yang telah terinfeksi kolera dari Napoli, Italia ke New York, Amerika Serikat. Akhirnya, diputuskan untuk mengisolasi orang yang sakit ke Pulau Swinburne sebagai bentuk karantina.

7. Pandemik flu pada tahun 1918-1920

Kalau sebelumnya pandemik flu hanya menewaskan satu juta orang, pada 1918-1920 pandemik flu menewaskan antara 20-50 juta nyawa! Pandemik influenza ini menginfeksi lebih dari sepertiga populasi di dunia! Menurut laman MPH Online, ada 10-20 persen kematian pada 500 juta orang yang terinfeksi.

Mengapa pandemik flu di tahun 1918-1920 merenggut banyak korban? Dulu, pandemik flu selalu membunuh orang tua atau pasien dengan daya tahan tubuh lemah, tetapi pandemik di tahun 1918-1920 mulai menyerang orang dewasa yang kuat dan sehat. Sementara, anak-anak dan orang dengan sistem imun lemah justru bertahan hidup.

8. Flu Asia pada tahun 1956-1958

ekali lagi influenza menjadi biang kerok dan menyebabkan kematian 2 juta jiwa. Flu Asia terjadi pada tahun 1956-1958 yang dipicu oleh influenza A subtipe H2N2. Virus ini diperkirakan berasal dari Tiongkok di tahun 1956 dan menyebar dari provinsi Guizhou ke Singapura, Hongkong dan Amerika Serikat, tutur laman MPH Online.

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), flu Asia menyebabkan 2 juta kematian dan 69.800 kematian terjadi di Amerika Serikat. Orang-orang yang terjangkiti flu Asia mengalami demam, batuk, menggigil, lemas dan kehilangan nafsu makan, ungkap laman Sino Biological.

9. Flu Hongkong pada tahun 1968-1970

Teror pandemik influenza belum berakhir, pada 1968 flu Hongkong menyerang. Dan wabah ini benar-benar berakhir pada 1969-1970. Meski singkat, flu ini berhasil membunuh 1-4 juta orang, jauh lebih sedikit daripada pandemik di tahun 1918-1919 yang menewaskan 25-50 juta kematian. Penyebabnya adalah virus influenza A subtipe H3N2, terang laman Britannica.

Virus ini sangat menular dan menyebar dengan cepat ke negara-negara Asia Tenggara. Berlanjut beberapa bulan kemudian, virus menyebar ke Amerika Serikat, Inggris, Australia, Jepang serta beberapa negara di Eropa Timur, Amerika Tengah dan Afrika. Gejala flu ini adalah demam, nyeri otot, lemah dan menggigil.

10. Wabah virus HIV/AIDS sejak 1976 hingga sekarang

Terakhir, ada pandemi virus HIV/AIDS, yang pertama kali diidentifikasi oleh Republik Demokratik Kongo di tahun 1976. Kematian akibat AIDS luar biasa, yakni telah menewaskan lebih dari 36 juta orang sejak tahun 1981. Awalnya, virus HIV berasal dari spesies simpanse dan menyebar ke manusia, seperti dilansir dari laman Avert.

Pada September 1982, istilah acquired immune deficiency syndrome (AIDS) pertama kali dicetuskan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Untuk saat ini, ada 19,5 juta orang hidup dengan virus HIV dan menyambung hidup dengan rutin mengonsumsi obat antiretroviral. Kesadaran orang tentang HIV pun menjadi lebih baik sekarang.
Baca Juga

Sponsor