Cari

Aria Bebed Putra Gajah Mada Menurut Prasasti



[Historiana] - Mahapatih Gajah Mada merupakan salah satu tokoh sejarah paling masyhur di nusantara. Kiprahnya sebagai panglima Majapahit dibahas dalam manuskrip-manuskrip dan legenda kuno.

Kisah akhir masa hidup Mahapatih Majapahit, Gajah Mada memang misterius. Ada banyak versi akhir hayatnya. Ada yang menyebutkan ia wafat dan dimakamkankan di beberapa tempat di nusantara ini. Kidung Sunda menyebutnya moksa. Sedangkan dalam Negarakertagama menyebutkan bahwa Gajah Mada didharmakan di Madakaripura. Selain itu, muncul pertanyaan: apakah gajahmada punya anak?

Sangat sedikit kisah mengenai kehidupan pribadi Gajah Mada yang terekam sejarah. Asal-usul sang mahapatih masih menjadi bahan spekulasi hingga sekarang. Begitu juga dengan anak dan istrinya.

Menurut keterangan juru kunci Air Terjun Madakaripura, Suhardi, Gajah Mada menjalin cinta dengan wanita yang dijodohkan dengannya itu sejak remaja, tepatnya di tanah Madakaripura. Menurut sang juru kunci, Gajah Mada memang menghabiskan masa kecil dan remajanya di tempat tersebut. Di sana pula dia belajar ilmu kanuragan dan politik.

Beberapa sumber yang menyebutkan Gajah Mada menikah dengan Ni Gusti Ayu Bebed atau dikenal pula dengan nama Ken Bebed. Antara lain topeng-topeng kuno yang disimpan di Puri Ageng Blahbatuh Bali. Topeng-topeng tersebut berkaitan erat dengan sosok Gajah Mada dan mertuanya, Ki Gusti Pinatih.

Topeng gajah mada
di Puri Blahbatuh, Gianyar Bali
Menurut analisis Noosten dalam artikelnya yang berjudul "Topeng-topeng Bersejarah di Pura Panataran Topeng Blahbatuh (Bali)", Gajah Mada dinikahkan dengan Ni Gusti Ayu Bebed, putri Ki Gusti Pinatih sekaligus saudara angkat Gajah Mada. I Gusti Gede Lanang, seorang mantan punggawa distrik Blahbatuh, Gianyar Bali pada masa itu. Menurut peneliti di atas, topeng sebanyak 21 buah itu menggambarkan tokoh-tokoh sejarah Majapahit dan Bali yang berkisar sekitar tahun 1325-1650.

Ken Bebed mempunyai peran yang cukup besar bagi karir Gajah Mada karena koneksi yang dimilikinya. Ayahnya merupakan salah satu patih di Majapahit.

Menurut kisah yang berasal dari Pulau Bali, rupanya ada kisah yang berkaitan dengan Gajah Mada yang disebutkan memiliki seorang anak. Sumber cerita yang mengisahkan anak dari Gajah Mada adalah Prasasti Aria Bebed , berupa lempengan tembaga terdapat di halaman candi Aria Bebed di Desa Bubunan, Kecamatan Sririt, Kabupaten Buleleng, Singaraja.

Prasasti Aria Bebed ini menyebutkan Ken Bebed sebagai istri sah Gajah Mada. Namun menurut prasasti ini, Gajah Mada juga sempat menikah dan memiliki anak dengan putri pendeta Ki Dukuh Kedangan yang bernama Ni Luh Ayu Sekarini.

Dalam Prasasti itu disebutkan bahwa pada mulanya Gajah Mada tidak mengetahui jika ia punya anak, mengingat Ni Luh Ayu sudah ditinggalkan Gajah Mada, lagipula Gajah Mada waktu itu tinggal di Majapahit. Sementara Ni Luh Ayu Sekarini tinggal di Bali.

Saat di tinggalkan Gajah Mada, Ni Luh Ayu Sekarini dalam kondisi mengandung muda, sehingga Gajah Mada tidak tahu jika Ni Luh Ayu mengandung. Anak yang lahir dari Rahim Ni Luh Ayu Sekarini kelak dinamai Aria Bebed.

Setelah memasuki usia Remaja, Aria Bebed dikabarkan oleh Ibunya, bahwa ayah Biologisnya adalah Gajah Mada. Mendengar pengakuan dari ibunya, Aria Bebed kemudian menuju Majapahit untuk menjumpai ayahnya.

Sesampainya di Majapahit, Aria Bebed duduk di atas batu yang terletak tepat di depan rumah Gajah Mada. Karena disoraki oleh orang-orang dan diusir oleh para pengawal Gajah Mada, Aria Bebed menangis. Mendengar sorak orang banyak dan tangisan seorang ramaja, Patih Gajah Mada keluar.

Sesudah ditanya, siapa nama, asal dan tujuannya datang ke Majapahit, Aria Bebed menjawab dengan jujur " Ia ingin menjumpai Gajah Mada, karena menurut keterangan Ibunya Gajah Mada adalah ayahnya".

Mendengar jawaban Aria Bebed, Gajah Mada membawa anak itu ke dalam rumahnya dan mempertemukanya dengan istrinya Ken Bebed. Kepada Ken Bebed, Gajah Mada mengaku bahwa Aria Bebed adalah putranya. Mendengar pengakuan Gajah Mada, Ken Bebed yang tidak punya anak sangat senang. Oleh Ken Bebed, Aria Bebed dianggap sebagai putra kandungnya sendiri.

Setelah sekian lama tinggal di Majapahit, Aria Bebed meminta diri untuk pulang ke Bali. Gajah Mada dan Ken Bebed meningizinkan. Sebelum Aria Bebed pulang, Gajah Mada memberikan hadiah berupa Pangastulan (Tempat Menyimpan Abu Leluhur Gajah Mada).

Kepada Aria Bebed, Gajah Mada berpesan agar abu yang di Pagastulan di taburkan di sepanjang jalan yang dilaluinya. Tempat yang ditaburi Abu Pagastulan akan menjadi wilayah kekuasaan Aria Bebed. Hendaklah pula Aria Bebed berhenti dan menetap di tempat terakhir yang ditaburi abu Pagastulan. Disitu Aria Bebed akan menjadi penguasa tertinggi.

Aria Bebed kemudian menuju Bali dan menetap di desa Bwahan. Disana Aria Bebed menikah dengan Nyi Ayu Rangga, Putri Pangeran Pasek Wanagiri. Dari perkawinan itu lahir dua orang Putra yakni Aria Twas dan Nyi Gusti Ayu Wanagiri.

Begitulah kisah mengenai Aria Bebed yang tertulis dalam Prasasti Aria Bebed, selain dikenal dengan nama itu prasati tersebut juga dikenal dengan nama Prasasti Gajah Mada atau Babad Gajah Mada. Prasasti tersebut ditulis pada Tahun Saka 1881 (1959 M). Ditinjau dari tahun pembuatannya jelas Prasasti Aria Bebed umurnya amat muda sehingga dalam menanggapi isi kisah yang terkandung didalamnya perlu telaah kritis.


Referensi
  1. Noosten, H.H. dan G.H.R. von Koeningswald. "Maskers en Ziekten op Java en Bali".
  2. Noosten, H.H. dan G.H.R. von Koeningswald. “De Historische Maskers van Poera Panataran Topèng, te Blahbatoe (Bali)”. Majalah DJAWA Nomor 3, Mei 1941.
Baca Juga

Sponsor