Oleh Alam Wangsa Ungkara - Naskah Sunda Kuno merupakan warisan budaya tertulis yang menjadi salah satu bukti peradaban masyarakat Sunda di masa lampau. Naskah-naskah ini umumnya ditulis di atas daun lontar, daluang (kertas dari kulit kayu), atau kertas Eropa. Isi dari naskah-naskah tersebut mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari keagamaan, hukum, sejarah, hingga sastra.Ilustrasi Naskah Kuno
Sejarah Kemunculan Naskah Sunda Kuno
Kemunculan naskah Sunda Kuno diperkirakan terjadi pada abad ke-14 hingga ke-18 Masehi. Masa ini bertepatan dengan periode kejayaan Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh, serta masa transisi ke pengaruh Islam di Tanah Sunda.
Beberapa faktor yang mendorong munculnya naskah Sunda Kuno antara lain:
Pengaruh Agama Hindu-Buddha – Pada masa ini, aksara dan sistem penulisan berkembang seiring dengan masuknya pengaruh dari India. Aksara Sunda Kuno mulai digunakan untuk menuliskan berbagai ajaran dan catatan penting (Noorduyn, 1966).
Pemerintahan Kerajaan Sunda – Kerajaan Sunda dan Galuh memerlukan sistem administrasi dan dokumentasi yang baik, sehingga muncul berbagai catatan hukum, kebijakan kerajaan, serta teks keagamaan (Ekadjati, 1984).
Pengaruh Islam – Seiring dengan masuknya Islam pada abad ke-15 dan 16, muncul pula naskah-naskah yang mengandung unsur Islam, namun masih menggunakan aksara Sunda Kuno sebelum akhirnya beralih ke aksara Pegon (Atja, 1972).
Budaya Literasi dan Tradisi Lisan – Masyarakat Sunda memiliki tradisi lisan yang kuat, dan beberapa kisah serta ajaran yang diwariskan secara lisan kemudian didokumentasikan dalam bentuk tulisan (Danasasmita, 1987).
Isi dan Karakteristik Naskah Sunda Kuno
Naskah Sunda Kuno memiliki berbagai tema dan karakteristik, antara lain:
- Keagamaan: Berisi ajaran Hindu-Buddha, Islam, dan kepercayaan lokal.
- Sejarah: Menceritakan silsilah raja, peristiwa penting, serta mitologi masyarakat Sunda.
- Hukum dan Tata Pemerintahan: Seperti naskah Sewaka Darma yang berisi petunjuk moral dan etika bagi para pejabat kerajaan (Ekadjati, 1984).
- Sastra: Berisi puisi, pantun, serta cerita epik yang menggambarkan kehidupan masyarakat kala itu.
- Ilmu Pengetahuan: Naskah-naskah tentang pengobatan tradisional, pertanian, dan astronomi (Atja, 1972).
Contoh Naskah Sunda Kuno yang Terkenal
- Naskah Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian – Ditulis sekitar abad ke-16, berisi ajaran moral dan etika masyarakat Sunda (Ekadjati, 1984).
- Carita Parahyangan – Sebuah naskah yang berisi kisah sejarah kerajaan Sunda dan raja-rajanya (Danasasmita, 1987).
- Bujangga Manik – Naskah yang menceritakan perjalanan seorang pertapa bernama Bujangga Manik ke berbagai tempat suci di Nusantara (Noorduyn, 1966).
Pelestarian dan Tantangan
Pelestarian naskah Sunda Kuno menghadapi berbagai tantangan, seperti:
- Kerusakan fisik akibat usia dan bahan yang mudah rapuh.
- Kurangnya pemahaman aksara Sunda Kuno, yang menyebabkan sulitnya transliterasi.
- Minimnya perhatian terhadap naskah kuno di kalangan masyarakat modern.
Namun, berbagai upaya telah dilakukan untuk menjaga keberlanjutan naskah ini, seperti digitalisasi, transliterasi, serta penelitian akademis. Lembaga seperti Perpustakaan Nasional dan berbagai universitas di Indonesia turut serta dalam melestarikan warisan ini.
Kesimpulan
Naskah Sunda Kuno merupakan bagian penting dari sejarah dan kebudayaan Sunda. Selain sebagai sumber sejarah, naskah-naskah ini juga mencerminkan kearifan lokal yang masih relevan hingga kini. Upaya pelestarian harus terus dilakukan agar generasi mendatang dapat memahami dan menghargai warisan budaya leluhur mereka.
Daftar Referensi
- Atja. (1972). Sastra Sunda Lama. Jakarta: Balai Pustaka.
- Danasasmita, S. (1987). Bahan-Bahan Kajian Sejarah Sunda. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
- Ekadjati, E.S. (1984). Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan. Bandung: Pusat Studi Sunda.
- Noorduyn, J. (1966). Three Old Sundanese Poems. The Hague: KITLV Press.