Cari

Mengapa Kisah Dajjal Hanya Ada dalam Hadits?

Ilustrasi: 7sahabatilmu
Kisah tentang Dajjal begitu populer, khususnya dikalangan kita, kaum muslim. Benarkah kisah Dajjal hanya ada dalam Hadits?  Mengapa Dajjal tidak disebutkan dalam Al-Qur’an? Pertanyaan ini sering muncul bagi setiap umat manusia. Kita tahu bahwa Dajjal adalah makhluk yang akan keluar dari perut bumi pada hari akhir zaman nanti. Hal ini bisa dijadikan sebagai tanda datangnya hari kiamat. Oleh karena itu, kali ini akan kita bahas kenapa Allah SWT tidak menyebutkan tentang dajjal dalam kitab suci Al-Qur’an.

Disebutkan dalam sebuah hadits, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
"Tiga hal apabila telah muncul (terjadi) maka tiada bermanfaat lagi sebuah keimanan bagi seorang yang belum beriman (sebelumnya): Dajjal, dabbah, dan terbitnya matahari dari arah barat" .
Namun, ada juga yang menganggap bahwa Dajjal secara tersirat disebutkan dalam al-Quran, tetapi tidak tersurat secara langsung menyebut kata Dajjal. Mengapa Dajjal tidak disebutkan dalam Alquran? Pertanyaan ini sering muncul bagi setiap umat manusia.

Ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa tidak disebutkannya Dajjal secara langsung di dalam Alquran, sebagai bentuk penghinaan terhadap Dajjal di hari kiamat yang mengakui dirinya sendiri adalah Tuhan. 

Apa atau Siapakah Dajjal itu?
Dalam bahasa Arab, istilah Dajjal lazim digunakan untuk menyebut “nabi palsu”. Namun, istilah ad-Dajjal, yang dimaksudkan di sini merujuk pada sosok “pembohong” yang muncul menjelang dunia berakhir atau kiamat. Sosok itu juga disebut sebagai al-Masih ad-Dajjal; yang dimaksudkan di sini adalah “Al-Masih Palsu”. Menurut beberapa sumber, istilah ini berasal dari istilah Syria, yakni Meshiha Deghala yang telah menjadi kosakata umum di Timur Tengah selama lebih dari 400 tahun sebelum al-Qur’an diturunkan.

Dalam kamus Lisân al-‘Arab, dikemukakan bahwa Dajjal berasal dari kata dajala, artinya menutupi. Mengapa dikatakan menutupi? Karena ia adalah pembohong yang akan menutupi segala kebenaran dengan kebohongan dan kepalsuannya. Dikatakan “menutupi” karena Dajjal kelak akan menutupi bumi dengan jumlah pengikutnya yang sangat banyak. Ada juga yang berpendapat bahwa Dajjal kelak akan menutupi manusia dengan kekafiran atau ingkar terhadap kebenaran yang datangnya dari Allah Swt.

Menurut Al-Qur’an

Lalu, siapakah sesungguhnya Dajjal menurut rujukan utama dan pertama kita dalam menggali berbagai informasi, utamanya berkaitan dengan agama, yakni al-Qur’an al-Karim? Sayangnya, kata Dajjal ini tidak disebut secara langsung di dalam al-Qur’an. Namun, sumber kedua kita, yakni hadits Nabi Muhammad Saw. banyak menginformasikan tentang Dajjal ini.

Mengapa Dajjal tidak disebut secara langsung di dalam al-Qur’an? Pertanyaan ini perlu kita jawab terlebih dahulu sebelum menelusuri informasi tentang Dajjal dari hadits Nabi Saw. Jawaban yang sesungguhnya, sudah barang tentu, hanya Allah Swt. Yang Maha Mengetahui. Namun, para ulama memberikan pendapat mengenai hal ini.

Penyebutan Dajjal di dalam al-Qur’an sudah termasuk dalam kandungan ayat sebagai berikut:
“Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: ‘Tunggulah olehmu sesungguhnya Kami pun menunggu (pula).” (QS al-An’âm [6]: 158).
Dalam surat al-An’âm ayat 158 di atas disebutkan “tanda-tanda atau ayat Tuhanmu”, yang dimaksudkan adalah tanda-tanda kiamat, dalam hal ini adalah munculnya Dajjal. Sebab, disebutkan dalam sebuah hadits, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
“Tiga hal apabila telah muncul (terjadi) maka tiada bermanfaat lagi sebuah keimanan bagi seorang yang belum beriman (sebelumnya): Dajjal, dâbbah, dan terbitnya matahari dari arah barat.”
Ada yang berpendapat bahwa tidak disebutkannya Dajjal secara langsung di dalam al-Qur’an adalah sebagai bentuk penghinaan kepada Dajjal yang di akhir zaman mengakui diri sebagai Tuhan. Hal ini berbeda dengan disebutkannya Fir’aun di dalam al-Qur’an, meski dia telah mengakui diri sebagai Tuhan, karena Fir’aun telah habis atau selesai masanya sehingga hal ini dapat sebagai peringatan atau pelajaran bagi umat manusia setelahnya. Namun, Dajjal akan hidup di akhir zaman dan akan menjadi ujian bagi umat manusia.

Demikianlah di antara jawaban dari para ulama tentang tidak disebutkannya Dajjal secara langsung di dalam al-Qur’an.

Menurut Hadits

Sedangkan di dalam hadits, melalui pandangan ruhani Nabi Muhammad Saw. yang tajam dan jauh ke depan, beliau banyak menyampaikan kepada para sahabat tentang sosok terkutuk Dajjal ini. Sungguh, informasi tentang Dajjal ini sangat perlu untuk diketahui oleh umat Islam di akhir zaman agar tidak terjebak oleh rayuan dan tipu muslihat Dajjal. Di antara informasi yang disampaikan oleh Rasulullah Saw. tentang Dajjal adalah sebagai berikut:

Dari Anas bin Malik r.a., ia berkata, Rasulullah Saw. telah bersabda:
“Tidak seorang nabi kecuali ia telah memperingatkan kaumnya terhadap sang pendusta yang buta sebelah mata. Ketahuilah bahwa Dajjal itu buta sebelah matanya, sedangkan Tuhanmu tidak buta sebelah mata, dan di antara kedua matanya tertulis kaaf, faa, raa.” (HR. Muslim).
Dari Hudzaifah r.a., ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda:
“Dajjal itu buta mata kirinya, berambut lebat, ia membawa surga dan neraka, nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka.” (HR. Muslim).
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda:
“Inginkah kamu sekalian aku beritahukan tentang Dajjal, suatu keterangan yang belum pernah diceritakan seorang nabi kepada kaumnya? Sesungguhnya ia buta sebelah mata, ia datang dengan membawa sesuatu seperti surga dan neraka. Maka apa yang dikatakannya surga adalah neraka dan aku telah memperingatkan kalian terhadapnya sebagaimana Nabi Nuh telah memperingatkan kaumnya.” (HR. Muslim).
Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW. sebagaimana tersebut, kita mengetahui bahwa Dajjal adalah sosok yang buta mata sebelah kirinya; membawa sesuatu yang dikatakan sebagai surga dan neraka; dan di antara kedua matanya tertulis kaaf, faa, raa.

Itulah ciri utama sosok menyeramkan yang disebut sebagai Dajjal. Sosok itulah yang kelak sebelum kiamat di akhir zaman yang akan muncul. Di kalangan ulama ahli hadits bersepakat bahwa hadits-hadits Nabi Saw. yang menginformasikan tentang Dajjal sebagaimana tersebut adalah sahih. Ini artinya, Dajjal diyakini akan muncul di akhir zaman.

Namun, sosok Dajjal sebagaimana yang disebutkan Nabi Saw., haruskah dipahami apa adanya sebagaimana zhahir hadits; ataukah bisa dipahami dengan pemaknaan yang lain? Di sinilah terjadi perbedaan pendapat di antara para ulama. Semoga di pertemuan mendatang di blog sederhana ini dapat dilanjutkan pembahasan mengenainya.

Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa kaum Quraish bersorak-sorak karena Isa dijadikan sebagai perumpamaan. Mereka bertanya siapakah yang lebih baik, Tuhan orang Quraish atau Isa. Sebenarnya perumpamaan itu tidak ditujukan pada mereka, hanya saja mereka adalah kaum yang suka bertengkar. Isa hanyalah seorang hamba sama seperti nabi-nabi lainnya. Allah memberikan nikmat berupa kenabian pada Isa sebagai bukti akan kekuasaan Allah bagi Bani Israil. Sesungguhnya Isa mengetahui peristiwa hari kiamat itu.

Dalam suatu hadits, Isa merupakan orang yang membunuh Dajjal pada hari akhir nanti. Penyebutan Isa ini menunjukkan bahwa terdapat pembahasan Dajjal di dalamnya meski tak secara langsung. Sebuah hadits juga menjelaskan bahwa Rasulullah pernah bersabda tidak akan datang hari kiamat hingga muncul 10 tanda, yakni keluarnya asap, Dajjal, hewan melata, dan matahari yang terbit dari barat.

Secara mutlak, Dajjal merupakan cobaan atau fitnah paling besar yang ada di bumi ini. Sebuah hadits menjelaskan jika antara penciptaan nabi Adam dan datangnya hari kiamat, tidak akan ada makhluk lebih besar daripada Dajjal.

Pada riwayat Hadits Dajjal lain menyebutkan, Rasulullah berdiri di hadapan manusia dan menyanjung Allah dengan sanjungan untuk-Nya, kemudian beliau menyebut Dajjal dan mengatakan jika ia memperingatkan pada umat manusia bahwa setiap nabi pastilah mengingatkan umatnya mengenai Dajjal. Namun, Rasulullah menyampaikan satu hal mengenai Dajjal yang belum pernah disampaikan oleh Nabi lainnya, yakni Dajjal memiliki  mata sebelah yang buta, sedangkan Allah tidaklah buta.

Selain itu, Rasulullah pernah bersabda bahwa tidak ada yang ditakutkan oleh Nabi kecuali datangnya Dajjal pada umat manusia. Apabila Dajjal keluar sebelum Rasul wafat, maka beliau akan melindungi umat manusia. Sedangkan jika ia datang setelah Rasul wafat maka setiap orang akan membela dirinya sendiri.

Sebagai seorang muslim, kita harus meyakini adanya hari kiamat, meskipun kita tidak tahu kapan peristiwa itu akan terjadi. Kita hanya perlu memperbanyak bekal untuk hari akhir kelak dan menjadi umat Rasulullah SAW sehingga dapat bertemu beliau di surga nanti

Sumber:
Baca Juga

Sponsor