Ilustrasi: womeninthebible.net |
Kisah Ratu Bilqis Ethiopia Queen (Bilqis adalah Ratu dari Etiopia)
Versi yang paling signifikan dari sosok legendaris muncul dalam epik nasional Ethiopia, Cerita Kebra Nagast. menceritakan kaki ratu Bilqis berbulu, kunjungannya ke Solomon (Sulaiman) disertai sebuah rayuan. Menurut tradisi Ethiopia Ratu Bilqis adalah Queen Makeda (nama Ethiopia dari Bilkis) kembali ke ibukota, Aksum dan bulan kemudian melahirkan anak Salomo, Menelik I, yang diyakini sebagai pencetus dinasti kekaisaran Ethiopia. Sumber: bbc.co.uk
Menurut legenda Etiopia Sebelum kunjungan Ratu Saba ke raja Sulaiman, ada rumor bahwa sang Ratu Bilqis kakinya berbulu dan memiliki kuku seperti kambing. Untuk menemukan kebenaran, Salomo (Sulaiman) membangun istana dengan lantai kaca. Percaya bahwa lantai terbuat dari air, ratu mengangkat roknya, mengungkapkan kaki dan kakinya. Raja Salomo (Sulaiman), menurut beberapa tradisi, kemudian menikah dengan Ratu, sementara yang lain menyatakan bahwa ia memberi menikahkannya dengan seorang pemimpin Hamdan.
Melalui naskah Kebra Nagast, Ethiopia melihat negara mereka sebagai bangsa pilihan Allah, rumah peristirahatan terakhir Tabut Perjanjian bahwa Allah memilih Etipia menyimpannya. Ratu Sheba dan anaknya adalah leluhur bangsa Etiopia. Dengan demikian, Sheba dianggap sebagai ibu dari bangsa mereka, dan raja-raja memiliki hak surgawi untuk memerintah karena mereka langsung turunan dari Ratu Bilqis.
Kisah Lantai Seperti Air
Konon, pembuatan lantai yang seperti air adalah akibat adanya perselisihan 2 jin. Satu Jin memercayai bahwa Ratu Bilqis adalah Jin, Sementara yang satunya menganggap bahwa Ratu Bilqis adalah manusia. Untuk membuktikan bahwa Ratu Bilqis adalah Jin atau manusia adalah dengan melihat kakinya. Jika melayang berarti Jin, kalau sebaliknya (menginjak tanah) berarti Manusia.
Mengingat pakaian kebesaran seorang Ratu, bagian bawah menjuntai dan menyapu lantai, hingga kakinya tidak terlihat. Tatkala Ratu Bilqis memasuki istana Raja Sulaiman, ia mengira lantainya adalah air, maka Ratu Bilqis menyingkapkan kainnya. Terlihatlah betis kakinya.
Terbuktilah bahwa Ratu Bilkis menginjak tanak. Artinya Ratu Bilqis adalah Manusia.
Dialog antara 2 jin ini adalah bukti bahwa mereka tidak banyak mengetahui berbagai hal.Himkahnya bahwa Jin pun tidak lebih dari makhluk yang memiliki keterbatasan. Wallahu alam
Baca juga:
Kisah ini telah masyhur dikalangan ahli sejarah dan tertulis di dalam buku-buku Qishashul Anbiyaa.
Ada yang menarik tentang Ratu Balqis ini. Ada yang berpendapat bahwa dia adalah keturunan bangsa jin.
Al-Kalabi berkata, “Ayah Balqis menikah dengan wanita dari bangsa jin bernama Raihana binti As Sakan. Dari pernikahan itu lahirlah Balqis atau Balqamah. Konon, bagian belakang dua kakinya berbentuk seperti kaki binatang ternak dan betisnya berbulu. Kemudian Nabi Sulaiman menikahinya dan memerintahkan jin utk membersihkannya, lalu mereka pun mempersiapkan kamar mandi dan nurah.”
Nurah adalah sejenis batu mengandung kalsium untuk menghilangkan rambut dan bulu.
Ayah Balqis bernama As Sairah, tapi ada yang mengatakan bahwa namanya Syarahil bin Dzil Jadn. Ia adalah seorang raja agung. Konon ia tidak mau menikah dengan seorang perempuan sehingga ia memilih menikah dengan perempuan dari bangsa jin.
Ibnu Asakir ketika ditanya tentang kemungkinan Balqis adalah keturunan jin, beliau menjawab “Jin tidak bisa melahirkan anak dari manusia dan perempuan manusia tidak bisa melahirkan anak dari jin.”
Keterangan bahwa Balqis adalah keturunan jin berasal dari hadits yang diterima oleh Ats-Tsa’labi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, dimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda “Salah satu dari orangtua Balqis adalah bangsa jin.”
Oleh Ibnu Katsir hadits ini divonis sebagai hadits gharib dan sanadnya lemah (dha’if). Wallahu a’lam.
Ath-Thurthusi dalam kitab “Tahrim al-Fawaahisy” pada bab “Min Ayyi Syai’in Yakunu al-Mukhannats?” (Dari Manakah Asalnya Banci?) menyebutkan satu riwayat dari Ibnu Abbas bahwa orang-orang banci adalah anak-anak jin.
Ditanyakan kepada beliau (Ibnu Abbas) “Bagaimana itu bisa terjadi?”
Ia menjawab “Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya melarang kita, ’Janganlah seorang kalian menggauli isterinya yang sedang haidh. Jika ia lakukan itu, maka setan akan mendahuluinya sehingga wanita tersebut hamil dan melahirkan anak banci.’” (HR. Ibnu Jarir).
Riwayat ini tertolak secara medis. Karena wanita yang sedang haidh tidak akan bisa hamil. Sebab indung telur dalam rahim wanita yang sedang hamil itu mati dan rusak.
Sumber:
Ustadz Musdar Bustamam Tambusai, Lc dalam .fimadani.com & berbagai sumber