Cari

Zaman Purba ada Kingkong di Tanah Jawa

Ilustrasi Gigantopithecus: prehistoric-wildlife.com
Penemuan fosil kera raksasa (kingkong?) di Indonesia sangat menarik perhatian. Ini pertama kalinya fosil kera raksasa purba di Indonesia ditemukan di situs Semedo, Tegal, Jawa Tengah. Penemuan tersebut memberi petunjuk bahwa kera raksasa purba atau kingkong pernah hidup di Indonesia, khususnya tanah Jawa.


Fosil yang ditemukan berupa tulang rahang bawah. Semula, fosil itu diduga milik manusia, tetapi saat menganalisis ukuran dua gigi geraham yang besar. Balai Arkeologi Yogyakarta meyakini bahwa fosil tersebut bukan milik manusia, melainkan kera raksasa. Demikian National Geographic Indonesia mengabarkan. Temuan ini mencengangkan sebab selama ini Gigantopithecus atau kera raksasa yang ukurannya mencapai 3 meter dipercaya hanya tersebar di Tiongkok, Asia Selatan, dan wilayah Vietnam yang dekat dengan Tiongkok.

Sejarah penemuan fosil Kera raksasa dimulai tahun 1935 oleh seorang paleontolog Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald ketika mengunjungi toko obat tradisional Cina di Hong Kong dan menemukan sebuah fosil luar biasa besar, gigi mirip dengan graham mulut manusia. Fosil seperti ini sering ditemukan dalam pengobatan Cina tradisional di mana mereka menyebutnya sebaga 'tulang naga', tetapi gigi ini tidak berasal dari makhluk mitos tersebut. 

Penelitian mengungkapkan bahwa fosil itu berasal dari jenis kera raksasa. Von Koenigswald menyebutnya Gigantopithecus yang secara harfiah diterjemahkan sebagai 'kera raksasa'. Sejak penemuan pertama ini lebih seribu tiga ratus gigi telah ditemukan. Diantaranya, banyak ditemukan di pasar obat tradisional Cina. 

Spesies yang paling terkenal dari Gigantopithecus adalah Gigantopithecus blacki yang terbesar. Ini adalah spesies pertama yang diberi nama dan sejauh ini ditemukan di gua-gua di Asia Tenggara dan diwakili oleh gigi dan rahang. spesies lain adalah Gigantopithecus giganteus, Gigantopithecus bilaspurensis yang diyakini tersebar di India dan China jutaan tahun antara periode Miosen dan Pleistosen.
Perbandingan ukuran Kingkong dan manusia. Gambar: prehistoric-wildlife.com

Jenis yang fosilnya dijumpai di Semedo adalah Gigantopithecus blacki. Tulang Gigantopithecus ini ditemukan pada lapisan tanah dengan umur geologi mencapai satu juta tahun lalu. Lokasi penemuan ini mendukung gagasan bahwa kera raksasa pernah menyebar hingga ke Indonesia. Jutaan tahun lalu, daratan Asia dan wilayah Jawa, Sumatera, serta Kalimantan masih tergabung dalam satu pulau raksasa. Kondisi tersebut memungkinkan hewan darat seperti kera raksasa menyebar hingga ke Tanah Air. 
Fosil Rahang Bawag G Blacki Jawa Purba. Foto: thejakartapost.com

Siswanto, Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta, sebagaimana diberitakan National Geographic Indonesia, mengutarakan, kera raksasa purba menghuni Jawa pada masa pleistosen hingga lebih kurang 200.000 tahun lalu. Setelahnya, spesies tersebut punah, diduga akibat perubahan iklim.
Baca Juga

Sponsor