Cari

Misteri Kota Bawah Tanah Agartha ada Dimana? Mungkinkah di Bali?

Ilustrasi Kota Bawah Tanah Agartha. Sumber: pinterest
Mitos Agartha (Agartta, Agharti atau Agarttha) adalah kota legendaris yang dikatakan berada di bawah tanah, di inti bumi. Hal ini terkait dengan teori Hollow Earth dan merupakan subjek populer  Esotericism. Agartha adalah salah satu nama yang dimaksud adalah masyarakat penghuni bawah tanah. 

Keberadaan Agartha sering disamakan dengan legenda Shamballa (juga dikenal sebagai Shambalah atau Shangri-La). Baca juga: Nusantara Negeri Shambala?

Surga legenda Shamballa atau Agartha dikenal dengan nama yang berbeda: disebut juga "Negeri Terlarang", "Negeri Air Putih" / Land of White Water, Negeri Spirits Radiant, Negeri Api, Negeri para Dewa dan "Negeri Ajaib" -wonderland

Dalam literasi Hindu dikenal sebagai Aryavartha (The Land atau Realm of The Aryans, Tanah Mulia / Negeri Kedamaian") - tanah dari mana Veda datang; 

Dalam tradisi Cina dikenal sebagai Hsi Tien, Surga Barat dari Hsi Wang Mu, The Royal Mother of the West.
Rongga bawah tanah, Supercave di China
Sumber: huffingtonpost.com
Dalam budaya Rusia kuno, sebuah sekte Kristen abad kesembilan belas, menyebutnya sebagai Belovodye dan orang-orang Kirghiz sebagai Janaidar. Tapi bagi kebanyakan budaya Asia Kisah legenda kota misterius dikenal dengan nama Sansekerta-nya, yaitu Shambhala, yang berarti 'tempat perdamaian-ketenangan"

Jadi Sambhala sama dengan Agartha?
Sementara ini kisah yang lebih populer, adalah Shambala. Kisahnya berbeda dengan Agartha. Shambala sebagai negeri atas, sementara Agartha adalah negeri bawah tanah. Sedikit perhatian yang serius yang dilakukan para peneliti terhadap dunia bawah tanah. Dengan pengecualian apokrif Adolf Hitler, yang tercatat paling getol mencari sumber-sumber metafisika. Secara umum teori keberadaan Dunia Bawah Tanah tidak didukung oleh ilmu pengetahuan modern. 

Ide dunia bawah tanah mungkin telah terinspirasi oleh keyakinan agama kuno di Hades, Sheol, dan Neraka.  Hades adalah dewa dunia bawah dalam Mitologi Yunani. Sheol adalah kata dalam Bahasa Ibrani yang merujuk kepada dunia orang mati. Kata ini dalam Bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata "Neraka". Dalam bahasa Yunani, kata ini diterjemahkan dengan kata Hades yang terdapat sekitar 61 kata di dalam Septuaginta.

Ferdynand Antoni Ossendowski 1920 buku "Beasts, Men, and Gods" juga membahas Agartha. Mitos "Agartha" juga dikenal sebagai "Shambhala", seperti yang dikenal di India, ranah bawah dihuni oleh inisiasi dan dipimpin oleh 'Masters ", Master yang adalah pemimpin Spiritual kemanusiaan.

Agartha adalah Misteri Besar tentang 'Mahatma' (Great Soul), yang juga dikenal sebagai "The Lord of The World", memainkan bagian dari pemimpin spiritual tertinggi kemanusiaan.

Menurut Alexandre Saint-Yves d'Alveydre (1842-1909) dari Perancis, dunia rahasia "Agartha" dan semua kebijaksanaan dan kekayaan 
"akan dapat diakses bagi seluruh umat manusia, ketika agama Kristen hidup mengikuti perintah-perintah yang pernah disampaikan oleh Musa dan Yesus, yang berarti 'Ketika Anarchy yang ada di dunia kita digantikan oleh Synarchy ". 
Saint-Yves memberikan penjelasan 'kehidupan' dari "Agartha" adalah tempat yang benar-benar ada, terletak di pegunungan Himalaya di Tibet. Versi kesejarahan  "Agartha" didasarkan pada pendapat Saint-Yves yang mengungkapkan keberadaan Agartha melalui 'attunement '. Saint-Yves d'Alveydre menciptakan Archaeometre.


Ada berbagai teori tentang di mana masyarakat ini berada, tetapi sering ditempatkan di Asia Tengah, sebelah utara Tibet. Makna batin dan rahasia mengacu pada pemahaman yang lebih halus dan biasanya disampaikan secara lisan. Alice Bailey mengubahnya menjadi semacam realitas extradimensional atau spiritual. The Roerichs melihat keberadaannya sebagai baik spiritual dan fisik.

Hollow Earth atau teori bumi berongga juga didukung oleh sumber pengetahuan supranatural berdasarkan dari sifat universal seperti Seth. Namun gambarannya menjadi berbeda. Seth adalah Dewa dalam mitologi Mesir.Dalam mitos selanjutnya ia juga adalah dewa kegelapan, dan kekacauan.Dalam mitologi Mesir kuno, Set digambarkan sebagai pemberontak perebut kekuasaan yang membunuh dan memotong-motong jenazah Osiris, saudaranya sendiri. Sedangkan Agartha digambarkan sebagai negeri yang damai dan penuh cinta kasih, mirip dengan legenda Shambala.

Teori lainnya
Sebuah sumber awal untuk kepercayaan peradaban bawah tanah dalam The Smoky God(1908) oleh Willis George Emerson (1856-1918), yang mengklaim sebagai biografi seorang pelaut Norwegia bernama Olaf Jansen. Buku ini menjelaskan bagaimana sekoci Jansen berlayar melalui pintu masuk interior bumi di Kutub Utara. Selama dua tahun ia tinggal dengan penduduk komunitas bawah tanah. Emerson menulis, gambaran gua bawah tanah dengan tinggi 12 kaki dan dunia itu diterangi oleh "matahari yang berasap" -The smoky Central Sun. Ibu kota mereka dikatakan Taman Eden. Sementara Emerson tidak menggunakan nama Agartha

Kota Subterranean merupakan sebuah peradaban yang disebut Jansen sebagai Agartha, dan warganya sebagai Agarthan.

Rahasia bawah tanah Shamballa merupakan pusat pemerintahan Agartha. Di bawah negeri Shamballa  merupakan benua batin, koloni ini masyarakat ekosistem yang tertutup dan terletak tepat di bawah kerak bumi di bawah pegunungan. Bencana alam dan perang yang terjadi di permukaan menyebabkan orang-orang ini memilih hidup di bawah tanah. 

Tersebut dikatakan termasuk perang Atlantis-Lemurian panjang dan penggunaan senjata termonuklir yang akhirnya tenggelam dan menghancurkan dua peradaban yang sangat maju ini. Gurun Sahara, Gobi, Outback Australia dan padang pasir AS barat daya dikatakan hanyalah beberapa contoh dari kehancuran yang dihasilkan peperangan zaman kuno. Kota bawah tanah diciptakan sebagai tempat perlindungan bagi orang-orang dan surga yang tentram dan aman untuk menyelamatkan ajaran suci, dan teknologi yang dimiliki oleh orang-orang dalam budaya kuno.

Hal ini diyakini bahwa kerajaan besar Lemuria yang terletak di gurun Gobi di Mongolia dihancurkan oleh Atlantis dalam perang besar yang menyebabkan kehancuran dahsyat Atlantis dan Mu. Mu adalah kota besar di permukaan yang sekarang gurun Gobi. Sementara 2 kota satelitnya yang berada di bawah tanah dikenal dengan nama Agartha Alpha dan Agartha Beta yang selamat dari kehancuran.

Penduduk Agartha dikatakan memiliki pengetahuan ilmiah dan keahlian yang jauh melampaui orang-orang yang hidup di permukaan planet, kehilangan teknologi dari kebudayaan Atlantis.

Keturunan Lemuria kuno sekarang hidup dalam damai di gua-gua bawah tanah. Para pemimpin negara-negara ini disebut Ascended Masters, Penjaga Tradisi, Psychoteleios atau "yang disempurnakan", The Shinning Ones, the Ancients, Pengawas (the Watchers), Dewa, the Hidden Directorate, Bani Seth, dan lain-lain. Semua mengikuti Jalan Kuno, cara Lama dan tidak ikut campur dalam kehidupan manusia yang hidup di atas permukaan. Juga tidak ada interaksi antara mereka.

Tidak ada pintu masuk ke Agartha Alpha dan Beta dari bagian lain dari bumi ini. Satu-satunya pintu masuk berada di gurun Gobi itu sendiri dan dijamin dengan teknologi ilusi yang berada di luar pemahaman ilmu pengetahuan modern.

Tibet merujuk pada kota-kota Agartha sebagai Shambala dan percaya selama berabad-abad dalam keberadaan mereka sebagai penyimpan pengetahuan kuno dan teknologi canggih.

Penduduk Negeri Agartha
Bangsa Kuno - Dalam sebuah artikel berjudul "The Hollow Earth: Myth or Reality" berkaitan dengan Atlantis, Brad Steiger menulis tentang legenda "bangsa kuno," ras kuno yang menghuni permukaan bumi jutaan dunia tahun yang lalu dan kemudian pindah bawah tanah . "Dunia kuno, adalah ras yang sangat cerdas dan berpengetahuan maju," Steiger menulis, "Mereka memiliki struktur lingkungan mereka sendiri di bawah permukaan bumi dan pembuatan segala kebutuhan mereka."

"Bangsa kuno hominid, berumur sangat panjang, dan telah ada sebelum Homo sapiens lebih dari satu juta tahun. Bangsa kuno ini umumnya tetap jauh dari orang-orang permukaan, tetapi dari zaman ke zaman, telah dikenal keberadannya. Dalam kisah legenda, mereka sering menculik anak-anak manusia untuk mendidik dan menjadikannya sebagai milik mereka ".

Dalam Budaya Tibet
Di Tibet, ada sebuah kuil mistik utama juga disebut 'Patala,' yang dikatakan bahwa orang-orang di sana tinggal dalam sebuah gua dan sistem terowongan kuno, yang terbentang di seluruh benua dan mungkin di luar Asia. Naga juga memiliki afinitas dengan air, dan pintu masuk ke istana bawah tanah mereka sering dikatakan tersembunyi di dasar sumur, danau yang dalam dan sungai."

Literasi Buddha
Hal ini diyakini menjadi ras manusia super yang kadang-kadang muncul ke permukaan untuk mengawasi perkembangan umat manusia. Dipercaya bahwa dunia bawah tanah ini dihuni jutaan penduduk dan banyak kota di dalamnya, dengan ibukotanya Shambala.

Filsafat kuno menyatakan bahwa Agartha pertama kali dijajah ribuan tahun yang lalu sebelum orang suci memimpin suku ini masuk ke bawah tanah. Orang-orang Agartha memiliki pengetahuan ilmiah dan keahlian jauh melampaui orang-orang yang hidup di permukaan bumi.

Literasi Hindu
Ramayana salah satu teks yang paling terkenal dari India, menceritakan kisah avatar yang besar, yaitu Rama. Digambarkan bahwa Rama sebagai "seorang utusan dari Agartha" yang tiba pada Vimana

Di India ada kepercayaan kuno, yang masih dipegang oleh beberapa orang, bangsa atau ras manusia bawah tanah mendiami di kota Patala dan Bhogavati. Menurut legenda, mereka berperang di Kerajaan Agharta. "Nagas," menurut "penghuni dunia bawah," digambarkan sebagai ras atau spesies yang sangat maju, dengan teknologi yang sangat maju. Mereka juga "pelabuhan-pelabuhan" atau pintu masuk yang memungkinkan kontak dengan manusia, lalu mereka menculik, menyiksa, kawin silang dan bahkan untuk dimakan. "

Sementara pintu masuk ke Bhogavati adalah suatu tempat di pegunungan Himalaya, dipercaya bahwa Patala dapat dimasukkan melalui Sumur Sheshna di Benares, India. 

Menurut William Michael Mott dalam "The Deep Dwellers": menyatakan bahwa  masuk ini sangat nyata, Dijelaskannya empat puluh kaki ke bawah dalam lingkaran rongga tanah, terdapat pintu batu sebagai tertutup yang tedapat relief ular kobra.

Literasi Islam
Untuk literasi ini saya tidak akan mengupasnya, silahkan lihat video Khazanah Islam dari Trans7, di bawah ini:


Mungkinkan Negeri Agartha ada di Bali?
Bali dikenal sebagai negeri para Dewa atau Pulau Dewata. Tidak pernah kita mendengar kehancuran ekosistem di Bali, karena masyarakatnya menerapkan kearifan loka. Menjaga ekologi membawa kelangsungan kemakmuran negeri.

Keberadaan air dan masyarakatnya yang sangat menjaga air, sangat mirip dengan negeri yang penuh kebajikan dan kedamaian Agartha. 

Maaf saya sedang mengandaikan secara bebas, berimajinasi tentang legenda Agartha masih berkaitan dengan ke-Hindu-an. Daripada saya menarik-narik diluar agama ini.

Bali memiliki sejarah panjang dalam keyakinan keberagamaannya. Agama Tirta telah lama eksis di Bali. Air dalam sejarah peradaban Bali memiliki peran paling vital, baik secara spiritual maupun material. Teknologi irigasi tradisional, pola pengorganisasian pembagian air, ritual dan demokrasi dalam penjatahan air di daerah-daerah pertanian, telah mengkristal menjadi ”institut” subak. Ini menjadi kebanggaan kita semua orang Bali, sebagai sebuah hasil kearifan masyarakat Bali.

Dalam nama Agama Tirta ini, secara verbal sudah menyatakan bahwa air/tirta menduduki posisi paling hakiki, dan paling sakral. Hingga kini, kalau kita amati secara mendalam, adakah sebuah upakara/ritual di Bali yang bisa di-puput tanpa tirta? Tidak ada. Upacara selalu terkait dengan mata air, beji dan patirtan. Tak ada pewalian atau odalan tanpa rangkaian mendak tirta (menjemput tirta). Ini sebuah bentuk sublim penghargaan terhadap ibu. Ini bisa kita lihat dari roh suci yang menjaga sumber air dan sungai selalu feminin, bergelar Dewi, Ratu Ayu, atau Batari. Bukankah ini sebuah warisan “pelajaran gender” dan feminisme yang diturunkan dalam ritual?

Kembali menutip tulisan di atas, Surga legenda Shamballa atau Agartha dikenal dengan nama yang berbeda: disebut juga "Negeri Terlarang", "Negeri Air Putih" / Land of White Water, Negeri Spirits Radiant, Negeri Api, Negeri para Dewa dan "Negeri Ajaib".

Rincian negeri penuh kedamaian Shambala atau Agartha terdapat di Pula Dewata Bali?

Kemampuan orang Bali dalam membangun candi di tebing-tebing hingga di dasar ngarai sudah sangat teruji. Selain di Bali, tentunya di bekas wilayah keraton kerajaan Majapahit Namun sayang, stius di Trowulan tidak sebaik pura di Pulau Dewati Bali yang sangat terpelihara.

Lotus Pond Pura Saraswati, Ubud Bali. Foto: hufftingpost

Saya lebih bangga jika Nusatara menyimpan kisah atau legendi negeri Surga seperti Shambala atau Agartha yang penuh kedamaian, daripa menarik-narik kisah sebagai negeri yang dimusnahkan Tuhan seperti Negeri Shaba dan lain-lain.

Mohon Maaf bagi yang tidak berkenan. 

Baca Juga

Sponsor