Cari

Misteri Kerajaan Hindu Bernama Kanoman di Tatar Sunda


[Historiana] - Sejarah tatar Pasundan pra-Islam kita telah lama mengenali kerajaan Salakanagara, Tarumanagara, Sunda, Galuh dan Pajajaran. Namun ada yang menarik dari buku "Indonesia: Issues, Historical Background and Bibliography" karya William C. Younce bahwa ada satu kerajaan Hindu di tatar Sunda bernama "Kanoman"
    In West Java were the kingdoms of Galuh, Kanoman, Kuningan and Pajajaran. The latter was founded by King Purana with Pakuan as its capital. It replaced the kingdom of Galuh. The kingdoms of Taruma Negara, Kawali and Parahyangan Sunda came later.
Berdasarkan kutipan buku tersebut, kita jadi bertanya-tanya dimanakah kerajaan Kanoman Hindu di tatar Pasundan?

Penulis membuat Bagan perkembangan kerajaan-kerajaan yang ada Tatar Pasundan seperti gambar di atas. Dari nama-nama kerajaan yang disebutkan Younce, tidak terdapat nama kerajaan "Kanoman". Justru Younce hanya menyebut Galuh, Kuningan dan Pajajaran. Mungkinkah yang dimaksud dengan kerajaan "Kanoman: adalah Kendan? Tunggu dulu! Asumsinya bahwa keberadaan kerajaan "Kanoman" dalam kurun waktu adanya kerajaan Galuh, Kuningan dan Pajajaran. Artinya tidak dalam kurun waktu sebelum Galuh. Semendatara Kendan adalah kerajaan pendahulu Galuh.

Berdasarkan nama kerajaan ini sangat erat kaitnnya dengan agama Hindu. Penamaan "Kanoman" ini ada naskah-naskah Hindu. Nama ini juga mengingat kita pada nama Kerajaan Indraprahasta di Cirebon Girang. Sebuah nama yang juga terdapat di negeri Bharata (India). Dikisahkan bahwa keberadaan Indraprahasta sezaman dengan Kerajaan Salakanagara hingga Tarumanagara dan runtuh di masa pemerintahan Raja Sanjaya dari Galuh akibat keterlibatannya dalam peperangan Prabu Purbasora. Indraprahasta merupakan negara vazal (negara bawahan), sehingga namanya tidak terlalu dikenal di dalam sejarah Sunda.

Banyak kerajaan yang terorganisasi dengan baik dengan tingkat peradaban tinggi diperintah oleh raja-raja pribumi yang telah mengadopsi agama Hindu atau Budha. Ini menjelaskan mengapa periode dalam sejarah ini disebut Periode Kerajaan Hindu. Itu berlangsung dari zaman kuno hingga abad ke 16 Masehi. Karena budaya dan peradaban, yang berasal dari agama-agama Hindu dan Budha, disinkronkan dengan unsur-unsur budaya lokal, periode itu juga disebut sebagai periode Hindu-Indonesia.

Budaya dan adat istiadat India diperkenalkan, seperti sistem pemerintahan dalam monarki, sistem leluhur, organisasi pasukan militer, sastra, musik dan tarian, arsitektur, praktik dan ritual keagamaan, dan bahkan pembagian pekerja menjadi kasta atau varna . Karya-karya sastra Hindu yang dikenal sebagai Weda dan epos "Mahabharata" dan "Ramayana" juga diperkenalkan melalui wayang, yang masih eksis di Indonesia hingga saat ini.

Umat ​​Buddha India pertama tiba di Indonesia antara abad ke-1 dan ke-2. Mereka membawa Buddhisme dalam dua sekte, Hinayana dan Mahayana. Yang terakhir ini menjadi lebih maju pada abad ke 8 Masehi.

Pada 144 M, seorang Bikhu Buddha Cina, Fa Hsien, terperangkap dalam badai dan mendarat di Jawa-Dwipa, atau Pulau Jawa, tempat ia tinggal selama lima bulan. Bagian utara pulau itu kemudian diperintah oleh Raja Hindu Indonesia bernama Kudungga. Kutai, di pulau Kalimantan, berturut-turut diperintah oleh raja-raja Hindu Devawarman, Aswawarman dan Mulawarman.

Ketika penjelajah dan ahli geografi Yunani, Ptolemeus dari Aleksandria, menulis tentang Indonesia, ia menamai pulau Jawa atau Sumatra "abadiou". Dalam Kroniknya ia menggambarkan Jawa sebagai negara dengan sistem pemerintahan yang baik dan pertanian maju, navigasi, dan astronomi. Bahkan ada yang menyebut proses pencetakan "batik" dari kain yang sudah dikenal masyarakat. Mereka juga membuat logam, menggunakan sistem metrik dan mencetak uang koin.

Kronik Cina tahun 132 M menggambarkan keberadaan hubungan diplomatik antara Jawa-Dwipa dan Cina. Sekitar 502 Masehi Cina menyebutkan keberadaan Kerajaan Buddha, Kanto Lim di Sumatra Selatan, mungkin di lingkungan Palembang saat ini. Itu diperintah oleh raja Gautama Subhadra, dan kemudian oleh putranya Pyrawarman dari Vinyawarman yang menjalin hubungan diplomatik dengan Cina. Karena kesulitan mengeja atau pengucapan, apa yang disebut orang Cina "Kanto Li"

    mungkin adalah Crivijaya, sebuah kerajaan Buddhis yang perkasa. Dalam perjalanannya ke India, peziarah Buddhis Cina, I Tsing, mengunjungi Crivijaya pada tahun 671 M untuk mempelajari bahasa Sanskerta. Ia kembali 18 tahun kemudian, pada tahun 689 M. Crivijaya kemudian menjadi pusat pembelajaran Buddhis dan memiliki banyak sarjana filsafat terkenal seperti Sakyakirti, Dharmapala dan Vajabudhi.

    Kerajaan itu memiliki hubungan diplomatik dengan kerajaan Nalanda di India selatan. Misi Crivijaya membangun sebuah sekolah di lokasi di mana orang India dapat belajar seni membuat patung perunggu dan memperluas pengetahuan mereka tentang filsafat Buddha. Dengan penyebaran agama Buddha, pengaruh Sriwijaya menjangkau banyak bagian lain di nusantara.

    Kerajaan Budha lain yang dikenal adalah Cailendra di Jawa Tengah. Itu diperintah oleh raja-raja Dinasti Cailendra. Selama pemerintahan mereka (750-850 M) candi Budha yang terkenal, Borobudur, dibangun. Pada 772 Masehi candi Budha lainnya juga dibangun. Mereka termasuk candi Mendut, Kalasan dan Pawon. Semua candi ini sekarang dilestarikan sebagai objek wisata di dekat kota Yogyakarta. Kerajaan Cailendra juga dikenal karena kekuatan komersial dan angkatan lautnya, serta seni dan budayanya yang berkembang pesat. Panduan untuk belajar menyanyi, yang dikenal sebagai Chandra Cha-ana, pertama kali ditulis pada 778 Masehi.

    Candi Prambanan, yang didedikasikan untuk Dewa Civa, dimulai pada 856 M dan selesai pada 900 M oleh Raja Daksa. Kuil-kuil Civa sebelumnya dibangun pada 675 AD di pegunungan Dieng, barat daya Medang Kamulan, ibukota Kerajaan Mataram.

    Menurut Younce (terjemahan dari kutipan di atas), di Jawa Barat (tatar Pasundan) terdapat kerajaan Galuh, Kanoman, Kuningan dan Pajajaran. Yang terakhir ini didirikan oleh Raja Purana dengan Pakuan sebagai ibukotanya. Kerajaan Itu menggantikan kerajaan Galuh. Kerajaan Taruma Negara, Kawali dan Parahyangan Sunda datang kemudian.

    Awalnya penulis mengira bahwa "Kerajaan Kanoman" ini adalah Kerajaan Islam di Cirebon. Namun dalam buku Younce ini pembahasan berada dalam sub judul "The Period of Hindu Kingom" halaman 100-104.

    Indonesia_ Issues, Historical Background
    and Bibliography - William C. Younce 
    Mungkinkah kerajaan Kanoman juga merupakan negara vazal? Kapan didirikan dan mengapa berakhir serta dimanakah lokasinya? Kita masih memerlukan pendalaman lebih lanjut.

    *Cag*

    Referensi

    Younce, William C. 2001. "Indonesia: Issues, Historical Background and Bibliography" New York: Nova Science Publisher, Inc. online google books Diakses 10 Januari 2019.
    Baca Juga

    Sponsor