Illustration by Tara Campbell (Fine Art America) |
Narasi ini secara simbolis dicerminkan dalam urusan negara Mesir kuno, dengan nama Isis yang berasal dari Eset Mesir, ('kursi'), yang mengacu pada tahta. Pada intinya, dewi Mesir dianggap sebagai ibu ilahi dari para raja, sementara Horus (dibahas kemudian dalam artikel) dikaitkan dengan Firaun sendiri. Analogi takhta ini juga lazim dalam penggambaran Isis, dengan hiasan kepala aslinya membawa takhta kosong yang menandakan tempat duduk suaminya yang terbunuh.
Seiring waktu, Isis diberi berbagai julukan seperti Weret-Kekau ('Sihir Hebat') dan bahkan Mut-Netjer ('Bunda Para Dewa'). Menilai dari judul-judul ini, tidaklah mengejutkan bahwa Isis mengambil alih semua dewi Mesir sebelumnya dalam popularitas, sedemikian rupa sehingga kemudian beberapa dari mereka terdegradasi hanya ke aspek Isis. Selain itu, pemujaan sang dewi juga menjangkau melampaui batas-batas tradisional Mesir kuno, untuk menjelaskan kultus gigih yang tersebar di seluruh dunia Yunani-Romawi.