Cari

Kekaisaran Jepang menyerahkan upeti pada kekaisaran Tiongkok


 

[Historiana] - Jepang pernah beberapa kali mengirim upeti ke Tiongkok, walau tidak sebanyak Vietnam dan Korea. Hubungan pertama Tiongkok dan Jepang pertama kali tercatat pada masa Wa (Jepang Kuno dalam bahasa Tiongkok Kuno).

Sejarawan Tiongkok awal menggambarkan Wa sebagai tanah dari ratusan komunitas suku yang tersebar, alih-alih sebuah kerajaan yang bersatu seperti dalam tradisi Kekaisaran Jepang yang dimulai tahun 660 SM.

Teks Tiongkok Kuno Hou Han Shu (Kitab Han Timur, 432 M) menggambarkan tanah Wa (Jepang) sebagai berikut: “Di tengah laut Lo-lang ada orang Wa. Mereka dibagi lagi menjadi lebih dari seratus 'negara' (komunitas/daerah kekuasaan). Mereka mempersembahkan upeti mengikuti musim di wilayahnya”.

Dari ratusan komunitas, terdapat Tiga puluh "komunitas" diketahui memiliki kontak langsung dengan Tiongkok. Dalam perkembangannya, komunitas Yamatai menjadi sebuah kerajaan. Setelah perang beberapa dekade, rakyat menyetujui seorang wanita menjadi ratu, yakni Ratu Himiko. Ratu Himiko kemudian mengirimkan upeti ke Chao Rui saat Tiongkok berada di masa Tiga Negara, sebagai bentuk bahwa Jepang adalah vassal/mandala Tiongkok.

Tahun 600-800, Jepang mengirim beberapa murid untuk belajar ke Tiongkok dan membawa upeti ke Dinasti Tang. Dari sini, mulai terjadi pertukaran budaya, seperti agama Buddha dan penulisan Kanji yang diadopsi dari penulisan Hanzi.[3]

Pada era Dinasti Ming, Kekaisaran Jepang selalu mengirim upeti setiap 10 tahun secara rutin dari 1401 hingga 1557. Sampai Dinasti Ming diserang bajak laut Jepang di sepanjang pantai tenggara yang menyebabkan kehancuran kota Hangzhou dan Ningbo yang terbakar. Ketika Jepang menginvasi Korea pada tahun 1593, Ming turun tangan untuk mempertahankan Korea dan menangkis serangan Jepang.

Perang 1593 dikenal sebagai Perang Byeokjegwan, yang menjadi salah satu alasan kerugian hebat keuangan Dinasti Ming. Tahun 1644, Ming runtuh dan digantikan Dinasti Qing

Jepang sendiri, dikuasai oleh Keshogunan Tokugawa yang mengeluarkan dekrit Sakoku yang menutup Jepang dari dunia luar selama 214 tahun, sampai Jepang membuka diri tahun 1853.

Baca Juga

Sponsor