Sambutan terhadap Imigran di Israel. Foto: drrichswier.com |
[Historiana] - Sepuluh Suku yang 'Hilang' atau Sepuluh Suku Utara Israel yang 'Hilang' merujuk pada sepuluh Suku Israel yang berasal dari Kerajaan Israel Utara yang tidak diketahui keberadaannya lagi setelah penaklukan oleh Bangsa Asyur (Asiria) pada abad ke-8 SM.
Untuk mengetahui bangsa Bael dan kaitannya dengan eksodus Yahudi, Baca juga:
Latar belakang
Sekitar tahun 1900 SM, ada seorang Ibrani yang bernama Yakub yang merupakan leluhur Bangsa Israel. Nama Yakub kemudian diganti menjadi Israel. Israel memiliki 12 orang anak, Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Zebulon, Isakhar, Dan, Gad, Asyer, Naftali, Yusuf, dan Benyamin. Keturunan merekalah yang disebut dengan ke-12 Suku Israel. Ke-12 Suku ini disebut sebagai "orang Israel".
Setelah mereka menduduki tanah Kanaan, Suku Lewi tidak mendapatkan daerah warisan karena mereka adalah Suku spesial, yaitu Suku para Imam. Suku Yusuf maka dibagi menjadi dua menurut anak-anak Yusuf, yaitu Manasye (Manashe) dan Efraim (karena Yusuf mendapat berkat ganda dari ayahnya, Israel). Demikianlah tanah Kanaan dibagi menjadi 12 bagian oleh orang Israel.
Kedua belas suku Israel mencapai puncak kejayaannya pada pemerintahan Raja Salomo (Sulaiman) pada abad ke-10 SM. Namun setelah kematian Salomo, Kerajaan Israel terpecah menjadi dua, menjadi Kerajaan Israel Utara (yang disebut "Kerajaan Israel") dengan 10 suku, dan Kerajaan Israel Selatan (yang disebut "Kerajaan Yehuda") hanya dengan suku Yehuda dan suku Benyamin. Kerajaan Israel beribukota di Samaria dan Kerajaan Yehuda/Yudea beribukota di Yerusalem. Kata "Yahudi" dipakai untuk menyebut keturunan dari Kerajaan selatan ini, yang akhirnya membentuk Negara Israel modern, dengan demikian merujuk pada orang Israel modern.
Sebaran Suku Yahudi di pembuangan di seluruh dunia |
Sepuluh Suku Utara Israel yang 'Hilang' berasal dari Kerajaan utara, sementara Suku Yehuda dan Benyamin bergabung dengan Kerajaan selatan. Pada abad ke-8 SM Kerajaan utara ditaklukkan oleh Bangsa Asiria dari Kekaisaran Asiria, dan kesepuluh Suku Israel tersebut ditawan dan dipaksa untuk pergi ke Negeri Asiria. Mereka tidak pernah kembali lagi dan tidak ada catatan tentang mereka lagi. Merekalah yang disebut dengan Sepuluh Suku Utara Israel yang ‘Hilang’.
Mengenai Suku Simeon yang tidak banyak disebutkan dan dipercaya telah tercerai-berai sejak kematian Yakub, beberapa sumber menggabungkan Suku ini dengan kesepuluh Suku yang ‘hilang’ dari utara, namun beberapa lainnya menggabungkannya dengan Kerajaan selatan, dan posisinya dalam 'kesepuluh' Suku digantikan oleh 'Manasye barat' dan 'Manasye timur' (Suku Manasye yang besar memiliki dua bagian tanah, satu di tepi barat sungai Yordan, dan satu di sebelah timurnya).
Baca juga keterkaitan eksodus Israel dalam: Dzulkarnain dalam Quran Bukan Aleksander yang Agung, Dia Koresh (Cyrus) yang Agung? dan Sejarah Agama Monoteistik Zoroaster yang Dilupakan atau Ditenggelamkan?
Baca juga keterkaitan eksodus Israel dalam: Dzulkarnain dalam Quran Bukan Aleksander yang Agung, Dia Koresh (Cyrus) yang Agung? dan Sejarah Agama Monoteistik Zoroaster yang Dilupakan atau Ditenggelamkan?
12 Suku Israel
Menurut kitab suci Yahudi dan Kristen, Yakub mempunyai 12 anak laki-laki dan 1 anak perempuan yang tercatat (Dina) dari 2 istri dan 2 gundik, yaitu (dengan urutan kelahiran dalam tanda kurung):
Lea : Ruben(1) , Simeon(2) , Lewi(3) , Yehuda(4) , Isakhar(9), Zebulon(10), Dina(P)
Rahel : Yusuf(11) , Benyamin(12)
Bilha : Dan(5) , Naftali(6)
Zilpa : Gad(7) , Asyer(8)
Kedua belas anak laki-laki ini kelak menjadi bapak leluhur dari "Dua belas suku Israel". Ketika Musa, Eleazar, Yosua dan para kepala suku-suku Israel membagi tanah Israel pada 12 suku ini, Suku Lewi tidak mendapatkan bagiannya karena suku ini dikhususkan untuk menjadi imam. Suku Yusuf, atas wasiat Yakub sebelum meninggal, mendapatkan dua bagian tanah melalui Suku Efraim dan Manasye, yang merupakan keturunan dari dua putra Yusuf dari Asnat, istrinya yang berasal dari Mesir.
Suku Yehuda, dan Suku Benyamin bergabung membentuk Kerajaan Yehuda/Yudea, yang dipercaya merupakan cikal bakal dari bangsa Yahudi yang hidup saat ini. Suku Lewi yang memiliki tugas keagamaan sama sekali tidak memiliki tanah (hanya menguasai area Bait Suci dan 6 kota sisa). Sedangkan suku lainnya (Ruben, Simeon, Isakhar, Zebulon, Dan, Naftali, Gad, Asyer, Efraim, Manasye Timur, dan Manasye Barat) merupakan bagian dari Kerajaan Israel Utara yang nantinya dinyatakan sebagai "Suku yang Hilang".
Kerajaan Israel Utara
Setelah perang saudara di waktu pemerintahan Rehabeam, anak dari Raja Salomo (Sulaiman), 10 Suku melepaskan diri dari Kerajaan utama dan membuat Kerajaan sendiri yaitu Kerajaan Israel Utara. 10 Suku ini terdiri dari 9 Suku (yang memiliki hak tanah) yaitu Suku Zebulon, Isakhar, Asyer, Naftali, Dan, Manasye, Efraim, Ruben dan Gad, dan beberapa anggota dari Suku Lewi yang tidak memiliki hak tanah. Suku Simeon tidak disebut sama sekali dalam Alkitab dan banyak yang percaya bahwa Suku ini telah tercerai berai sejak kembali dari Mesir.
Kerajaan Israel Selatan atau Yehuda/Yudea, beribukota di Yerusalem dan dipimpin oleh Raja Rehabeam. Kerajaan ini memiliki penduduk dari Suku Yehuda dan Benyamin (dan juga oleh beberapa anggota Lewi dan Simeon yang masih tersisa).
Penaklukan Bangsa Asing
Pada tahun 721 SM, Kota Samaria sebagai ibuKota Kerajaan Israel Utara diserbu oleh pasukan Asyur (Asiria) yang dipimpin oleh Salmaneser V dan dilanjutkan oleh Sargon II. Dan satu tahun kemudian Samaria takluk dan dihancurkan. Penduduk Kerajaan Israel Utara yang terdiri dari 10 suku Israel (suku Yehuda dan suku Benyamin tidak termasuk di dalamnya) diasingkan dan dibuang ke Khorasan, yang sekarang merupakan bagian dari Iran Timur dan Afganistan Barat. Suku-suku ini dipercaya oleh bangsa Yahudi sekarang telah hilang dari sejarah, karena melebur dengan suku-suku bangsa tempat mereka tinggal.
Perang pun terus berlanjut di Timur Tengah. Bangsa-bangsa kuat saling beradu satu sama lain memperebutkan kawasan Timur Tengah. Pada tahun 603 SM, kekuasaan bangsa Asyur ("Asiria") digantikan oleh bangsa "Babel" (Babilonia). Pada masa kekuasaan Babel, Kerajaan Israel Selatan atau Kerajaan Yehuda jatuh, dan Yerusalem dihancurkan (587/586 SM). Setelah itu berlangsunglah masa pembuangan di Babel.
Lima puluh tahun kemudian, 538 SM, Kekaisaran Persia merebut kekuasaan Babel. Sebagian Suku Yehuda dan Benyamin diperkenankan untuk kembali ke Yudea. Namun sepuluh Suku Israel lainnya, penduduk Kerajaan Israel Utara, tidak pernah disebutkan kembali sebagaimana dua suku itu, sehingga mereka dijuluki sebagai "Sepuluh Suku (Utara) Israel yang 'Hilang'".
Tulisan Flavius Yosefus tentang Sepuluh Suku Utara Israel yang 'Hilang'
Dalam Alkitab Perjanjian Lama 2 Raja-raja 18:11 tertulis
“Raja Asyur mengangkut orang Israel ke dalam pembuangan ke Asyur dan menempatkan mereka di Halah, pada sungai Habor, yakni sungai Negeri Gozan, dan di Kota-Kota orang Madai”
Tempat-tempat ini sekarang terletak pada bagian utara Irak dan sebelah barat laut Iran yang disebut Kurdistan. Kesepuluh Suku Israel tersebut mulanya diangkut ke sana.
Menurut sejarawan kuno Flavius Yosefus yang hidup pada abad pertama Masehi, di mana ia menulis tentang keberadaan kesepuluh Suku tersebut:
"... kesepuluh Suku yang berada di Efrat hingga sekarang, dan yang berjumlah sangat besar, yang jumlahnya tidak dapat diperkirakan." (Antiquitates Iudaicae 11:2)
Yosefus menulis bahwa pada abad pertama Masehi kesepuluh Suku Israel hidup dalam jumlah yang sangat besar di seberang Sungai Efrat. Hal ini mungkin berarti bahwa beberapa dari mereka tersebar ke sebelah timur sungai Efrat.
Pathans (Pasthun) di Afghanistan & Pakistan
Pathans atau Pasthun menganggap diri mereka sebagai anak-anak Israel, meskipun mereka beragama Islam. Bangsa Pasthun memiliki kemiripan dengan kebiasaan Israel kuno. Bangsa Pasthun kini tinggal di perbatasan Afghanistan-Pakistan. Mereka disebut Afghans atau Pishtus menurut bahasanya.
Di Afghanistan, jumlah mereka sekitar enam juta jiwa, dan di Pakistan sekitar tujuh hingga delapan juta jiwa dan dua juta jiwa lagi hidup seperti Suku Badui. Bukti-bukti yang menarik adalah beberapa nama Suku-suku yang sama dengan Suku-suku Israel seperti:
- Suku Harabni yakni Ruben,
- Suku Shinwari adalah Simeon,
- Suku Levani - Lewi,
- Suku Daftani - Naftali,
- Suku Jaji - Gad,
- Suku Ashuri - Asyer,
- Suku Yusuf Su, anak-anak Yusuf,
- Suku Afridi - Efraim, dan seterusnya.
Menurut Alkitab, terutama Kitab 2 Raja-raja, Kitab 1 Tawarikh dan Kitab 2 Tawarikh, sepuluh suku Israel dibuang ke Halah, Havor, sungai Gozan dan Kota-Kota Madai. Beberapa kemiripan Tradisi Pasthun dengan Israel kuno: memiliki budaya wajib sunat untuk anak laki-laki pada hari kedelapan, Patrilineal (Garis Bapak), menggunakan Talith (Jubah Doa) Tsitsit, pernikahan (Hupah), kebiasaan kaum wanita (pembasuhan di sungai), pernikahan dari pihak keluarga ibu atau bapak (Yibbum), Sangat menghormati bapak, larangan memakan daging kuda dan unta, Shabbat dengan menyiapkan 12 roti Hallah, menghidupkan lilin pada saat Shabbat, hari Yom Kippur, menyembuhkan penyakit dengan bantuan kitab Mazmur (menempatkan kitab Mazmur dibawah kepada pasien, nama-nama Ibrani di desa-desa dan menyebut nama Musa, dan menggunakan simbol bintang Daud. Mereka hidup sebagai Suku-suku yang terpencar dan memiliki hukum tradisi yakni Pashtunwali atau hukum Pasthun yang mirip dengan hukum Taurat.
Pasthun bertradisi pernikahan ipar, yang mengharuskan saudara laki-laki menikahi janda saudaranya yang meninggal tanpa keturunan, sama seperti Israel kuno (Ulangan 25:5-6). Pasthun juga bertradisi mengorbankan kambing-domba penebusan, sama seperti masa Israel kuno yang membebankan dosa seluruh Bangsa pada domba yang diusir ke gurun dan disembelih (Imamat 16).
Kuburan orang Yahudi Pushtun di Herat, Afganistan. Foto: youtube |
Pathan (Suku Pushtun) "Afghana" cucu dari Raja Saul Bne'i Benjamin di Afghanistan dan Pakistan yang 100% Muslim dan merupakan tulang punggung dari Taliban, masih merasa dan mengakui dirinya sebagai keturunan dari Bangsa Yisrael. Bahkan The Pathan (Suku Pushtun) masih menjaga warisan para leluhurnya :
- Makam Kuno berusia ribuan tahun yang masih memiliki lambang Bintang Daud
- Tulisan-tulisan kuno (AramaicScript) di atas batu yang juga berusia ribuan tahun.
- Sinagoga (rahasia) bawah tanah, bahkan masih diketemukan di sana.
Bintang Daud pada Kuburan di Herat, Afganistan. Foto: Youtube |
Reruntuhan Sinagoga di Afganistan. Foto: Youtube |
Sinagoga di India. Foto: youtube JE Israel Channel |
Kashmir di India bagian utara
Di India bagian utara yakni Kashmir terdapat sekitar 5-7 juta jiwa. Terdapat nama Ibrani di lembah dan di desa-desa di Kashmir seperti Har Nevo, Beit Peor, Pisga, Heshubon. Kebanyakan peneliti berpendapat bahwa Bangsa Kashmir keturunan Sepuluh Suku Utara Israel yang 'Hilang' pada pembuangan tahun 722 SM. Penampilan fisik mereka berbeda dengan umumnya orang India. Tradisi mereka memang mengindikasikan perbedaan asal-usul. Orang Kashmir memiliki hari raya Paskah pada musim semi, saat dilakukan penyesuaian perbedaan penanggalan candra dan surya, dengan cara seperti yang dilakukan orang-orang Yahudi. Mereka memang menyebut diri sebagai Bene Israel (Bani Israel), Anak-anak Israel. Orang Kashmiri menghormati Sabbath (beristirahat dari semua jenis kerja); menyunat bayi pada usia delapan bulan (di Alkitab, Kejadian 17:12: 8 hari); tidak makan ikan yang tak bersisik dan bersirip (Imamat 11), dan merayakan beberapa Hari Raya Yahudi lainnya, tetapi tidak yang berasal dari setelah kehancuran Bait Allah pertama (seperti Hannukah).
Shin-lung (Bnei Manasye) di sekitar perbatasan India-Myanmar
Di kawasan pegunungan di kedua sisi perbatasan India-Myanmar, bermukim sekitar 2 juta orang Shin-lung. Mereka memiliki tradisi penyembelihan binatang korban seperti suku-suku Israel kuno pada umumnya, dan menyebut diri "Anak Manasye" atau "Bnei Manasye". Kata Manasye banyak bermunculan dalam puisi dan doa (mereka menyeru “Oh God of Manasseh”).
Bene Israel India. Foto:youtube JE Israel Channel |
Mereka memiliki tradisi cerita yang mengatakan bahwa mereka dibuang ke suatu tempat yang berada di sebelah barat tempat asal mereka, lalu bermigrasi ke timur dan mulai menjadi penggembala dan penyembah dewa. Migrasi mereka berlanjut ke timur, mencapai perbatasan Tibet-China, lalu mengikuti aliran Sungai Wei, hingga masuk dan bermukim di China Tengah sekitar tahun 230 SM. Orang China menjadikan mereka sebagai budak, sehingga beberapa di antara mereka melarikan diri dan tinggal di gua-gua kawasan pegunungan Shin-lung, dan hidup miskin selama dua generasi. Mereka juga disebut orang gua atau orang gunung dan tetap menyimpan kitab suci mereka. Akhirnya mereka mulai berasimilasi dengan orang China dan terpengaruh budaya China, hingga akhirnya mereka meninggalkan gua-gua pegunungan dan pergi ke barat, melalui Thailand, menuju Myanmar. Setelah itu mereka berkelana tanpa kitab suci, dan membangun tradisi lisan, hingga sampai di Sungai Mandaley, dan menuju Pegunungan Chin. Pada abad-18 sebagian dari mereka bermigrasi ke Manipur dan Mizoram, India Timur Laut.
Mereka sadar bahwa mereka bukan orang China meskipun menggunakan bahasa China dialek lokal, dan menyebut diri Lusi yang berarti Sepuluh Suku (”Lu” berarti Suku, dan “si” berarti sepuluh). Tradisi Manasye antara lain adalah sunat (kini sudah ditinggalkan), upacara pemberkatan anak pada usia 8 hari, hari raya keagamaan yang mirip dengan hari raya keagamaan Yahudi, praktik pernikahan ipar demi kelangsungan nama marga, menyebut nama Tuhan sebagai “Yahwe”, dan memelihara puisi yang mirip dengan kisah penyeberangan Kitab Keluaran ketika Bangsa Israel menyeberang Laut Merah. Di setiap kampung ada Pendeta atau Imam yang selalu bernama Harun (Aaron, saudara Musa dan Imam Pertama Yahudi) dengan pewarisan turun-temurun. Salah satu tugas mereka adalah mengawasi kampung, berdoa dan mempersembahkan korban, dengan jubah ber-‘breastplate’, ikat pinggang dan mahkota, dan selalu membuka doa dengan menyebut nama Manasye.
Dalam kasus terdapat orang jatuh sakit, para Imam dipanggil untuk memberkati pesakit dan mempersembahkan korban. Imam akan menyembelih domba atau kambing dan mengoleskan darahnya di telinga, punggung dan kaki pesakit sambil mengucapkan mantra yang mirip dengan Imamat 14:14. Pada kasus penyakit khusus, diselenggarakan upacara khusus. Semacam upacara penebusan yang dilakukan dengan memotong sayap burung dan menebar bulunya ke udara. Pada kasus penyakit lepra, para Imam menyembelih burung di lapangan terbuka. Untuk penebusan dosa, dilakukan pengorbanan domba di altar seperti dilakukan di Bait Allah (seperti disaksikan seorang penulis di hutan Myanmar sekitar tahun 1963-1964). Darah sembelihan ditorehkan di ujung altar, dagingnya dimakan. Yom Kippur dirayakan sebagai hari penebusan, sekali setahun seperti tradisi Yahudi. Kendaraan Imam tidak boleh dibuat dari logam, namun dari tanah liat, kain, atau kayu. Melakukan praktik pemujaan berhala dan mempercayai klenik sehubungan dengan roh dan setan. Percaya reinkarnasi tapi percaya Tuhan di sorga akan membantu dalam kesusahan.
Qiang (Ch’iang-min) di China bagian barat
Orang-orang Qiang atau Ch’iang-min (sekitar 250 ribu orang, 1920) bermukim di Provinsi Sechuan, China bagian barat, di daerah pegunungan sebelah barat Sungai Min, dekat perbatasan Tibet [Thomas Torrance “The History, Customs and Religion of the Ch’iang People of West China” (1920) dan “China’s First Missionaries: Ancient Israelites” (1937)].
Mereka menganggap diri sebagai imigran dari barat yang datang ke tempat tersebut setelah berjalan selama tiga tahun tiga bulan. Orang China menganggap mereka sebagai barbar, dan mereka menilai orang China sebagai penyembah berhala (Ch’iang-min percaya hanya pada satu Tuhan dan menyebutnya ‘Yawei’ ketika berada dalam kesulitan). Ch’iang-min mempraktikkan persembahan korban yang dilakukan Imam, jabatan yang hanya bisa dijabat oleh pria yang sudah menikah (Imamat 21:7,13) dan diwariskan turun-temurun. Para Imam mengenakan jubah putih bersih dan bersurban khusus. Mezbah dibuat dari batu yang tidak dipotong dengan alat logam (Keluaran 20:25), dan tidak boleh didekati oleh orang asing dan “cacat” (Imamat 21:17-23). Para Imam Ch’iang-min menggunakan tali pengikat jubah, dan sebatang tongkat berbentuk seperti ular (kisah Musa di gurun). Setelah berdoa, para Imam membakar bagian dalam dan daging korban sembelihan, dan mengambil bagian pundak, dada, kaki dan kulit, sementara dagingnya dibagikan kepada pemberi persembahan. Saat persembahan, mereka mengibarkan 12 bendera di sekitar altar untuk menjaga tradisi bahwa mereka berasal dari satu bapak yang memiliki 12 anak. (Mereka bertradisi sebagai keturunan Abraham dan berleluhur seorang bapak dengan 12 anak). Di antara orang Ch’iang-min, terdapat tradisi mengoleskan darah pada ambang pintu demi keselamatan dan keamanan rumah, pernikahan ipar, tudung kepala bagi wanita, memberi nama anak pada usia 7 hari hingga menjelang malam ke-40.
Sepuluh Suku Utara Israel yang 'Hilang' dalam pandangan Kristen
Siapa sebenarnya Sepuluh Suku Utara Israel yang 'Hilang'? Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” (Matius 15:24). Ini berarti dalam pengertian rohani orang-orang Kristen adalah Sepuluh Suku Utara Israel yang 'Hilang' dari umat Israel pada semua Suku/Bangsa, tidak hanya terbatas pada mereka yang mempunyai gen/darah Israel.
10 suku Yahudi yang terhilang kini kembali
Sebuah janji dari Tuhan sendiri bagi Israel sebagai bangsa pilihan-Nya tertulis dalam Yesaya 11:12, "Ia akan menaikkan suatu panji-panji bagi bangsa-bangsa, akan mengumpulkan orang-orang Israel yang terbuang, dan akan menghimpunkan orang-orang Yehuda yang terserak dari keempat penjuru bumi."
Imigran Bne Menaseh Tibet di tembok ratapan Israel. Foto: youtube, Arutz Sheva TV Channel |
Umat Yahudi memiliki satu kerinduan yang sangat amat besar, yaitu pulang ke tanah nenek moyang mereka dan membangun Bait Suci bagi Mesias yang mereka yakini akan segera datang. Bangsa Israel akan melakukan apapun demi membangun Bait Suci sebagai tempat mereka beribadah, termasuk menyetujui perjanjian 7 tahun dengan Palestina yang akan dibuat oleh Antikristus (Dajjal).
Data terakhir mengungkapkan bahwa pada tahun 2010-2011 merupakan jumlah terbesar dari kepulangan orang-orang Yahudi dan entah mengapa para pemimpin negara dimana orang Yahudi tinggal secara tak disangka-sangka memulangkan semua orang Yahudi ke tanah kelahiran mereka, dimana beberapa negara seperti Perancis dan negara-negara lainnya dikabarkan memberikan penerbangan gratis hanya untuk memenuhi hasrat hati orang-orang Yahudi yang ingin pulang kampung. Hal tersebut tidak hanya terjadi di satu ataupun dua negara, tetapi di berbagai negara dan itulah tangan Tuhan yang sudah dan sedang menggenapi janji-Nya bagi orang-orang Yahudi
Beberapa tahun yang lalu, dunia dikejutkan dengan ditemukannya 10 suku Israel yang hilang, bahkan pada tahun 2012 lalu pemerintah Israel menyatakan telah menemukan keturunan suku Manasye di India serta suku-suku Israel lainnya di Zimbabwe
Perlu diketahui bahwa setiap ras di muka bumi memiliki kode tertentu dan suku-suku yang ditemukan tersebut dianggap mewarisi kode genetik ras Yahudi, sehingga tidaklah mengherankan bila pemerintah Israel memulangkan mereka ke tanah kelahiran mereka. Saat ini pemerintah Israel membangun pemukiman di tepi barat untuk suku-suku yang ditemukan tersebut
Ditemukannya 10 suku Yahudi yang terhilang dan kembalinya orang-orang Yahudi ke tanah kelahiran mereka merupakan salah satu tanda kedatangan Yesus Kristus (Yesyua Hamasyiakh) kedua kali yang kian mendekat.
Yahudi di Indonesia
Secara resmi adanya suku Yahudi di Indonesia lebih didasarkan kedatangan mereka semasa kolonialisme Belanda di Nusantara. Yahudi di Indonesia berawal dari kedatangan penjelajah Eropa awal dan pemukim pertama. Yahudi di Indonesia saat ini membentuk komunitas Yahudi yang sangat kecil, yang terdiri hanya sekitar 20 orang Etnis Yahudi asli, yang kebanyakan merupakan Yahudi Sefardim dan beberapa yang Yahudi Ashkenazi, Yahudi Mizrahim, Yahudi Kaifeng dan Yahudi Bene Israel (India). Seperti telah dibahas di atas.
Selain itu, kini bermunculan dalam blog-blog di Internet bahwa diantara 10 Suku Yahudi yang hilang tersebar dalam beberapa suku di Indonesia. Tidak saja pada era penjajahan Eropa, tetapi telah ada ribuan tahun yang lalu.
Anda dapat browsing sendiri, ada yang mengaitkan suku-suku di Indonesia sebagai sebagai contoh: Batak "Batach, Minang "Menancabbe", Dayak, Toraja, Bugis, Minahasa "Menashe", Sumba (Flores), Alifuru Maluku "Molokh" dan lain-lain.
Saya (penulis) tidak memiliki referensi yang valid untuk mengaitkan suku -suku tersebut dengan Yahudi Israel.
Apa yang Terjadi Ketika Yahudi bersatu Kembali di Israel?
Kembalinya Yahudi ke tanah leluhur mereka adalah penggenapan yang telah nubuatkan. memenuhi kewajiban agama.
Kembalinya Yahudi ke tanah leluhur mereka adalah penggenapan yang telah nubuatkan. memenuhi kewajiban agama.
Revelation 7:4-8 ( Wahyu ) adalah nubuat berkumpulnya lagi ke-12 suku Israel. Itu artinya ke-10 suku Israel yang kini terhilang akan bersatu lagi dengan 2 suku saudaranya yang kini sudah bermukim di tanah perjanjian, Israel.
Ke-10 suku Israel yang hilang kini berada tersebar di ke-4 penjuru bumi. Semuanya sudah menjadi berbagai bangsa dan sudah lupa akan jatidiri Israelnya. Karena pengaruh bias pemberitaan media massa bangsa-bangsa itu mengambil sikap bermusuhan dan tidak sedikit yang mengutuki Israel. Israel kini seolah seorang diri menghadapi kebencian bangsa-bangsa lainnya, bahkan dari saudara-saudaranya sendiri.
Bagaimana suku-suku terhilang ini sadar bahwa mereka adalah keluarga besar Israel ?
Kuncinya sederhana. Beberapa kunci sederhana untuk mengindikasikan bahwa bangsa tertentu adalah berdarah Israel (10 suku).
- Israel menjadi berbagai bangsa besar. Hosea 1:9-10 menubuatkan 10-suku Israel menjadi sebanyak pasir di laut (setelah pembuangan). Genesis 48:19 menubuatkan Efraim menjadi berbagai bangsa
- Nama Abraham dan Isak akan terus disebut dimanapun mereka bermukim, Brahman dan Saka misalnya. Genesis 21:12 keturunan Abraham akan terindikasi dari keturunan Isyak. Genesis 48:15-16 nama Abraham dan Isyak akan tetap disebut di keturunan Israel.
- Keturunan Israel tidak akan musnah.Jeremiah 51:5 Israel dan Yehuda tidak akan dilupakah oleh Tuhan.
- Israel adalah bangsa, atau tinggal di bangsa yang menaklukkan kerajaan Asyur. Isaiah 14:2b menyatakan Israel menawan bangsa yang menawannya dan menaklukkan bangsa yang menaklukkannya. Parthia (Scythian/Saka )menaklukkan Asyur. Raja pertama Parthia, Asaak (Asaak)
- Israel berada sangat jauh. Daniel 9:7 Israel tidak hanya bermukim di Media-Persia namun juga berada di bangsa-bangsa yang jauh
- Israel menguasai gerbang musuhnya (Genesis 24:60). Gerbang bisa berupa pelabuhan utama, jalur laut utama, dan jalur perdagangan utama
Sepuluh suku Israel yang kini misterinya mulai terkuak adalah 10 suku yang tergabung dalam kerajaan utara (Israel) dengan pemerintahan di Samaria. Setelah pembuangan ke Asyur, catatan sejarah dan alkitab terputus. Mereka menyebar ke seluruh bumi. Mereka meninggalkan pola hidup taurati.
Seiring perkembangan teknologi informasi, data mengenai suku-suku yang hilang menjadi terang. Teknologi analisis DNA juga sudah sangat maju dalam menentukan identitas ke-Yahudi-an suatu suku.
Kini rombongan Yauhi dari seluruh dunia telah dan akan terus berdatangan ke Israel. Ada beberapa hal yang mungkin terjadi:
- Memerlukan ruang hidup lebih besar bagi komunitas Yahudi. Geopolitik di wilayah Timur Tengah akan berubah. Sebagai ahli mengatakan bahwa suku Yahudi di pengasingan lebih kurang 500 juta orang. Sebuah jumlah yang sangat besar. Bila dikumpulkan semua di Israel "takkan muat".
- Akan terjadi pergolakan politik regional di Timur tengah, peperangan takkan terhindarkan. Penyebabnya kepentingan Yahudi Israel terhadap wilayah bagi komunitasnya.
- Terjadi pertikaian intern sesama suku Yahudi di Israel. Pertikaian bisa terjadi antara sesama suku kerajaan Utara (10 suku) yang baru datang dengan suku Yahudi Kerajaan Selatan yang telah terlebih dahulu pulang Maupun dianatara sesama pendatang baru. Perlu diingat, mereka telah beribu-ribu tahun terpisah dan telah memiliki budaya tersendiri sesuai negara tempatan sebelumnya. Kerusuhan ini sudah mulai terjadi. Kecurigaan terhadap Yahudi pendatang telah muncul di Israel. Mereka menuduh pendatang sebagai upaya menyelamatkan diri dari kemiskinan di negara asalnya. Silahkan baca:
- Israel hanya akan menerima Imigran bagi mereka yang mengkonversi agamanya ke Yahudi. Untuk suku di papua (new Guinea), Pemerintah Israel belum memutuskan pemulangan mereka karena masih beragama Kristen/Katolik.
- Suku-suku yang tersebar di Jazirah Arab yang sekarang notabene beragama Islam, akan menimbulkan masalah besar. Ketegangan politik akan terjadi, hingga bisa menimbulkan perang besar akibat terjadinya pemurtadan umat Islam.
- Umat Kristen mempertanyakan pengembalian Yahudi ke Israel berdasarkan hubungan genetika kesukuan Yahudi semata. Seperti disinggung di atas, Siapa sebenarnya Sepuluh Suku Utara Israel yang 'Hilang'? Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” (Matius 15:24). Ini berarti dalam pengertian rohani orang-orang Kristen adalah Sepuluh Suku Utara Israel yang 'Hilang' dari umat Israel pada semua Suku/Bangsa, tidak hanya terbatas pada mereka yang mempunyai gen/darah Israel
- Reaksi dari pemerintahan dan warga bangsa negara-negara yang mereka tinggalkan. Akan adanya tuduhan pengingkaran nasionalisme negara tempatan.
Menurut saya (penulis), mengapa Israel tidak membiarkan saja Yahudi bertebaran di muka bumi (tanpa alasan keagamaan mereka), seperti halnya penganut agama Islam dan Kristen? Dalam agama Islam dan Kristen, bangsa boleh berbeda, jarak boleh ribuan mil, tetapi dalam iman yang sama. Sebagian kaum muda modernis/Reformis Yahudi di Israel mengajukan petisi dan menyesalkan, "mengapa Yahudi hanya menjadi agama suku, tak seperti agama Islam dan kristen..."
Jika yang terjadi seperti sekarang ini, sepertinya perang akhir zaman tak terelakan lagi. Armagedon!
Seperti telah dinubuatkan dalam al-Hadits (maaf saya takkan membahasnya) bahwa hal ini akan terjadi. Kaum Muslimin semua tahu apa yang akan terjadi berdasarkan dalil-dalil Naqli dalam Islam.
Wallahu alam
Sumber:
- wikipedia
- indonesiahebat.asia
- dw.com
- bneimenashe.com
- BBC