Cari

Dzulkarnain dalam Quran Bukan Aleksander yang Agung, Dia Koresh (Cyrus) yang Agung?

Cyrus yang Agung (Cyrus the Great)
[Historiana] - Salah satu kisah yang misterius dan menjadi teka-teki dalam al Qur'an adalah kisah tokoh utama dalam Surat al-Kahfi (Gua) yang bernama Dzulkarnain. Ia membangun Pintu Besi. Ia juga memiliki kekuasaan dan kekuatan yang sangat besar, tetapi bersifat adil dan saleh. Membebaskan penduduk setempat dari kemungkinan serangan suku-suku asing, yang bahasanya sulit dimengerti. Menjelajah dunia ke Barat, kemudian ke Timur dan terakhir ke arah Utara. 

Siapakah Dzulkarnain?
Pertanyaan ini awalnya diajukan kaum musyrikin Quraisy Mekkah atas prakarsa pendeta Yahudi kepada Nabi Muhammad SWA. Para Rabi Yahudi ingin menguji kenabian Muhammad, dengan pertanyaan yang sulit, karena hanya Yahudi yang mengetahui tentang Dzulkarnain. Konon, Nabi sempat sedih karena khawatir tak bisa menjawab pertanyaan mereka. Lalu Malaikat Jibril datang membawa wahyu Allaw SWT:
“Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulqarnain. Katakanlah: ‘Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya.’ Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu, maka diapun menempuh suatu jalan. Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: ‘Hai Dzulqarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka.’ Berkata Dzulqarnain: ‘Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan mengadzabnya, kemudian dia dikembalikan kepada Rabbnya, lalu Dia mengadzabnya dengan adzab yang tidak ada taranya. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal shalih, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami’.” (Al-Kahfi: 83-88)
Yahudi pernah mengalami masa diaspora, pembuangan yaitu penyebaran orang-orang Yahudi di seluruh dunia. Pembuangan ke Babilonia, atau Pengasingan ke Babilonia adalah sebuah nama yang diberikan untuk peristiwa pengasingan dan pembuangan orang-orang Yahudi dari Kerajaan Yehuda kuno ke Babilonia oleh Nebukadnezar II pada tahun 586 SM. Pembuangan dan yang selanjutnya kembali lagi ke Israel dan pembangunan kembali Bait Salomo merupakan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah bangsa dan agama Yahudi

Ketika Yahudi di masa pembuangan hampir punah di negeri asing. Mereka ditolong oleh seorang Raja yang bijak bernama Cyrus The Great di Persia Kuno. Dalam bahasa Persia, Cyrus disebut Koresh (Kurush) yang Agung..Kisah ini diabadikan dalam Kitab Perjanjian Lama.

Oleh karena itu, Para Rabi Yahudi menguji kenabian Muhammad SAW dengan pertanyaan mengenai siapakah Dzulkarnain.

Sebaliknya, kritik diantara para pembaca tentang Dzulkarnain datang dari peneliti sejarah di masa modern ini, seperti Theodore Noldeke sarjana dari Jerman menyalahkan Muhammad SAW karena menceritakan kisah aneh tentang Dzulkarnain. Orientalis lainnya berpendapat bahwa "hanya orang-orang tolol saja yang mempercayai kisah - kisah fiktif seperti Dzulkarnain".

Kritikan paling keras datang dari penulis Barat William Muir (1819-1905), penggagas Islamic Studies di Edinburgh abad ke-19. Menurut pendapatnya, kisah tersebut adalah cerita-cerita bodoh (idle tales), tidak berdasarkan bukti yang kuat . "Orang-orang yang percaya bahwa al-Qur’an berasal dari Tuhan adalah orang yang sangat tolol."

Dzulkarnain Bukan Aleksander Agung?
Aleksander Agung dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Alexander the Great. Aleksander III dari Makedonia, lebih dikenal sebagai Aleksander Agung atau Iskandar Agung, adalah raja Kekaisaran Makedonia, sebuah negara di daerah timur laut Yunani. 

Alexander adalah raja penakluk. Punya reputasi tak terkalahkan di medan perang, ditasbihkan menjadi komandan perang terhebat sepanjang masa. Di usia 30 tahun, ia memimpin sebuah kekaisaran terbesar pada masa sejarah kuno, membentang mulai dari Laut Ionia sampai pegunungan Himalaya, mencakup tiga benua, Eropa, Afrika, dan Asia.

Sebagian kaum Muslimin menyamakannya dengan Iskandar Zulkarnain dan disebut-sebut bahwa Aleksander Agung dari Makedonia (Yunani Timur) itu adalah Dzulkarnain sebagaimana dimaksud dalam al-Qur'an.

Mengutip dari Darussalaf.or.id Selama ini banyak disalahpahami bahwa Dzulqarnain adalah Alexander Agung atau Alexander The Great, seorang penakluk asal Makedonia. Padahal yang dimaksud Al-Qur’an, Dzulqarnain adalah seorang shalih yang hidup di masa Nabi Ibrahim ‘alaihissallam, bukan seorang politeistik yang merupakan anak didik filosof Yunani, Aristoteles. Berikut ini kita ikuti penjelasan Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari tentang Dzulqarnain.

Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu membawakan kisah Dzulqarnain dalam Kitabul Fitan bab Qishshatu Ya`juj wa Ma`juj dalam Shahih-nya, sebelum bab Qaulullah ta’ala Wattakhadza Ibrahima Khalilan. Hal ini merupakan isyarat untuk melemahkan pendapat yang mengatakan bahwa Dzulqarnain yang disebut dalam Al-Qur`an adalah Iskandar Al-Yunani (Alexander Agung). Karena Iskandar Al-Yunani hidup pada masa yang berdekatan dengan zaman Nabi Isa AS. Padahal perbedaan masa antara Nabi Ibrahim AS dan Nabi Isa AS lebih dari 2.000 tahun. Dan yang nampak, Iskandar yang akhir-akhir ini dijuluki Dzulqarnain juga untuk menyamakannya dengan Iskandar yang pertama, dari sisi luasnya kerajaan dan kekuasaannya atas banyak negeri. Atau, ketika Iskandar yang kedua ini menaklukkan Persia serta membunuh raja mereka, maka dua kerajaan yang luas –Persia dan Romawi– berada di bawah kekuasaannya, sehingga dia dijuluki dengan Dzulqarnain (yang memiliki dua tanduk). 

Dan yang benar, Dzulqarnain yang Allah subhanahuwata’ala sebutkan kisahnya dalam Al-Qur`an adalah Iskandar yang pertama. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari beberapa sisi:
  1. Hal yang telah disebutkan di atas (yaitu perbedaan masa). Yang menunjukkan bahwa Dzulqarnain lebih dahulu masanya (daripada Alexander) adalah apa yang diriwayatkan oleh Al-Fakihi dari jalan ‘Ubaid bin ‘Umair –seorang tabi’in kibar (senior)– bahwa Dzulqarnain menunaikan haji dengan berjalan kaki. Hal ini kemudian didengar oleh Ibrahim ‘alaihissalam, sehingga beliau menemuinya. Juga yang diriwayatkan dari jalan ‘Atha` dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhu bahwasanya Dzulqarnain masuk ke Masjidil Haram lalu mengucapkan salam kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissallam dan menjabat tangan beliau. Dan dikatakan bahwa dialah orang yang pertama kali melakukan jabat tangan.
  2. Juga dari jalan ‘Utsman bin Saj bahwasanya Dzulqarnain meminta kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissallam untuk mendoakannya. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam lalu menjawab: “Bagaimana mungkin, sedangkan kalian telah merusak sumurku?” Dzulqarnain berkata: “Itu terjadi di luar perintahku.” Maksudnya, sebagian pasukannya melakukannya tanpa sepengetahuannya. Ibnu Hisyam menyebutkan dalam At- Tijan bahwa Nabi Ibrahim ‘alaihissallam berhukum kepada Dzulqarnain pada suatu perkara, maka dia pun menghukumi perkara itu.
  3. Ibnu Abi Hatim juga meriwayatkan dari jalan Ali bin Ahmad bahwa Dzulqarnain datang ke Makkah serta mendapati Ibrahim dan Ismail sedang membangun Ka’bah. Dia kemudian bertanya kepada mereka berdua. (Nabi Ibrahim menjawab): “Kami adalah dua orang hamba yang diperintah.”
  4. Dzulqarnain bertanya: “Siapa yang menjadi saksi bagi kalian?” Maka berdirilah lima akbasy dan bersaksi. Dzulqarnain lalu berkata: “Kalian telah benar.” Dia (Ali bin Ahmad) berkata: “Aku kira, akbasy yang disebutkan itu adalah bebatuan, dan mungkin saja berupa kambing.” Riwayat-riwayat ini saling menguatkan satu sama lain.
  5. Al-Fakhrurrazi dalam tafsirnya berkata: “Dzulqarnain adalah seorang nabi, sedangkan Iskandar (yang kedua) adalah seorang kafir. Gurunya adalah Aristoteles, dan Iskandar memerintah (negerinya) dengan perintah Aristoteles, yang tidak diragukan lagi merupakan orang kafir.” Dan akan ada pembahasan apakah dia seorang nabi atau bukan.
  6. Dzulqarnain adalah orang Arab, sebagaimana akan kami sebutkan nanti. Adapun Iskandar adalah orang Yunani. Bangsa Arab seluruhnya merupakan keturunan Sam bin Nuh, menurut kesepakatan (ulama), meskipun terjadi perbedaan pendapat apakah mereka semua dari keturunan Ismail atau bukan. Adapun bangsa Yunani adalah keturunan Yafits bin Nuh menurut pendapat yang kuat. 
  7. Sehingga kedua. Syubhat bagi yang mengatakan bahwa Dzulqarnain adalah Iskandar, adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ath-Thabari dan Muhammad bin Rabi’ Al-Jaizi dalam kitab Ash-Shahabah Alladzina Nazalu Mishr, dengan sanad yang di dalamnya ada Ibnu Lahi’ah, bahwa seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang Dzulqarnain. Beliau mengatakan: “Dia dari Romawi, lalu dia diberi anugerah kerajaan hingga ke Mesir. Dialah yang membangun kota Iskandariyah (Alexandria). Setelah selesai, seorang malaikat mendatanginya dan mengangkatnya ke langit dan berkata: ‘Lihat apa yang ada di bawahmu.’ Dia menjawab: ‘Aku hanya melihat sebuah kota.’ Malaikat itu berkata: ‘Itu adalah bumi seluruhnya. Hanya saja Allah subhanahuwata’ala ingin memperlihatkan kepadamu. Dan sungguh Allah subhanahuwata’ala telah menjadikan kekuasaan untukmu di bumi. Maka lakukanlah perjalanan dan ajarilah orang yang tidak tahu, perkokohlah orang yang berilmu’.” Bila saja riwayat ini shahih, akan hilanglah perselisihan dalam hal ini. Namun riwayat ini lemah, wallahu a’lam.

Dzulqarnain Seorang Nabi?
Ada yang mengatakan bahwa dia adalah seorang nabi sebagaimana yang telah lalu. Hal ini diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash, dan ini merupakan hal yang dzahir dari Al-Qur`an. Diriwayatkan oleh Al-Hakim dari hadits Abu Hurairah radhiallahuanhu, Nabi sallallahu’alaihiwassallam bersabda: “Aku tidak tahu, Dzulqarnain itu nabi atau bukan.” Wahb menyebutkan dalam Al-Mubtada` bahwa Dzulqarnain adalah seorang hamba yang shalih yang diutus kepada empat umat, dua umat terletak di antara panjang bumi, sedangkan dua umat yang lain terletak di antara lebar bumi.

Umat tersebut adalah Nasik dan Munsik serta Ta`wil dan Hawil. Kemudian Wahb menyebutkan kisah yang panjang yang dibawakan Ats-Tsa’labi dalam tafsirnya. Az-Zubair menyebutkan pada permulaan kitab An-Nasab: Ibrahim ibnul Mundzir menceritakan kepada kami, dari Abdul Aziz bin ‘Imran, dari Hisyam bin Sa’d, dari Sa’id bin Abi Hilal, dari Al-Qasim bin Abi Bazzah dari Abu Thufail, dia berkata: Aku mendengar Ibnul Kawwa berkata kepada ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahuanhu
“Kabarkan kepadaku, siapakah Dzulqarnain itu?” ‘Ali menjawab: “Dia adalah seorang yang mencintai Allah subhanahuwata’ala sehingga Allah subhanahuwata’ala pun mencintainya. Allah subhanahuwata’ala mengutusnya kepada kaumnya, lalu mereka memukul qarn (tanduk) nya sekali pukul yang menyebabkan kematiannya. Lalu Allah subhanahuwata’ala mengutusnya kembali kepada mereka, namun mereka kembali memukul qarn (tanduk) nya sekali pukul yang menyebabkan kematiannya. Lalu Allah subhanahuwata’ala bangkitkan dia, sehingga dia dinamakan Dzulqarnain (yang memiliki dua tanduk).”
Namun Abdul ‘Aziz adalah dha’if (lemah), tetapi periwayatannya dari Abu Thufail ini ada mutaba’ah-nya. Diriwayatkan yang semisal ini oleh Sufyan bin Uyainah dalam Jami’-nya dari Ibnu Abi Husain, dari Abu Thufail, dengan tambahan: “Dia tulus kepada Allah subhanahuwata’ala, sehingga Allah subhanahuwata’ala pun tulus kepadanya.” Di dalamnya juga disebutkan:  “Dia bukanlah seorang nabi ataupun malaikat.” Sanad riwayat ini shahih, kami mendengarnya dalam Al-Ahadits Al-Mukhtarah karya Al-Hafizh Adh-Dhiya`. Dalam riwayat di atas terdapat kejanggalan, di mana disebutkan: “Dia bukanlah seorang nabi”, yang berlainan dengan ucapan beliau, “Allah subhanahuwata’ala mengutusnya kepada kaumnya.” Kecuali bila pengutusan yang dimaksud bukanlah sebagai nabi

Dikatakan juga bahwa dia adalah seorang malaikat. Hal ini dibawakan oleh Ats-Tsa’labi, dan ini juga diriwayatkan dari Umar bin Khatab bahwasanya dia mendengar seseorang berkata: “Wahai Dzulqarnain!” Umar berkata: “Engkau menamainya dengan nama malaikat?” 

Al-Jahizh menyebutkan dalam Al-Hayawan bahwasanya ibunya adalah keturunan Adam (manusia) sedangkan bapaknya malaikat. Dia mengatakan: “Nama bapaknya Faira, sedangkan nama ibunya Ghaira.” Dikatakan juga bahwa dia adalah seorang raja, dan ini pendapat kebanyakan ulama. Dan telah berlalu hadits Ali yang mengisyaratkan hal ini. 

Nama Dzulqarnain
Para ulama berbeda pendapat tentang namanya. Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari hadits Ibnu ‘Abbas radhiallahuanhu, juga diriwayatkan Az-Zubair dalam Kitabun Nasab, dari Ibrahim ibnul Mundzir dari Abdul ‘Aziz bin ‘Imran dari Ibrahim bin Ismail bin Abi Habibah dari Dawud ibnul Hushain dari Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas radhiallahuanhu, beliau berkata: 
“Dzulqarnain adalah Abdullah bin Adh-Dhahhak bin Ma’d bin ‘Adnan.” 
Namun sanad riwayat ini lemah sekali, karena Abdul ‘Aziz dan gurunya (yakni Ibrahim bin Ismail) dhaif. Riwayat ini juga berbeda dengan apa yang telah lewat bahwasanya Dzulqarnain hidup pada zaman Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, bagaimana mungkin dia menjadi keturunannya? Terlebih lagi bila menurut pendapat yang menyatakan bahwa antara ‘Adnan dan Ibrahim ada 40 generasi atau lebih. Dikatakan juga bahwa namanya adalah Ash-Sha’b, dan ini yang dipastikan oleh Ka’b Al-Ahbar. Pendapat ini juga disebutkan Ibnu Hisyam dalam At-Tijan dari Ibnu ‘Abbas radhiallahuanhu.

Abu Ja’far bin Habib rahimahullahu berkata dalam kitab Al-Muhbar: “Namanya adalah Al-Mundzir bin Abil Qais, salah seorang raja Al-Hairah.  ibunya adalah Ma`u As-Sama`, Mawiyah bintu ‘Auf bin Jusyam. Beliau berkata juga: “Dikatakan juga bahwa namanya adalah Ash-Sha’b bin Qarn bin Hammal, salah seorang raja Himyar.”


Ath-Thabari rahimahullahu menyatakan: “Namanya Iskandarus bin Philipus. Ada juga yang mengatakan Philipus. Dan Al-Mas’udi memastikan nama yang kedua.” 

Al-Hamdani menyebutkan dalam kitab-kitab nasab bahwa namanya Hamyasa’, dan kunyahnya adalah Abu Ash-Sha’b. Dia adalah (Hamyasa’) bin ‘Amr bin ‘Uraib bin Zaid bin Kahlan bin Saba`. Dikatakan juga dia adalah (Hamyasa’) bin Abdullah bin Qarin bin Manshur bin Abdullah ibnul Azd. 

Adapun pendapat Ibnu Ishaq yang dibawakan Ibnu Hisyam, namanya adalah Marzaban bin Mardiyah atau Marziyah. Ibnu Ishaq menyatakan dengan jelas bahwa Dzulqarnain adalah Iskandar. Oleh karena itulah pendapat ini masyhur di antara lisan manusia, karena kemasyhuran kitab As-Sirah karya Ibnu Ishaq. 

Namun As-Suhaili menyatakan: “Yang nampak dari ilmu periwayatan bahwa keduanya (Dzulqarnain dan Iskandar) adalah dua orang yang berbeda. Salah seorang (yakni Dzulqarnain) hidup sezaman dengan Nabi Ibrahimalaihissallam dan disebutkan bahwa Ibrahim berhukum kepadanya dalam masalah sumur As-Sab’u di Syam, yang kemudian Dzulqarnain menghukuminya sebagai milik Ibrahim. Adapun yang lain (yakni Iskandar) hidup berdekatan dengan zaman Nabi Isa ‘alaihissalam.”

Aku (Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu) berkata: “Namun yang lebih benar bahwa yang disebutkan kisahnya dalam Al-Qur`an adalah yang pertama (yakni Dzulqarnain), dengan dalil apa yang disebutkan (Al-Bukhari rahimahullahu) dalam kisah Khidhir yang disebutkan dalam kisah Nabi Musa ‘alaihissalam, bahwa dia berada pada pendahuluan sebelum munculnya Dzulqarnain. Sedangkan kisah Khidhir dengan Musa adalah sesuatu yang pasti, dan Musa ‘alaihissallam –dipastikan– hidup sebelum ‘Isa ‘alaihissalam….” (Diterjemahkan dengan beberapa perubahan dari Fathul Bari, 6/428- 430, cet. Darul Hadits)

Cyrus dalam Alkitab Injil
Di antara orang-orang yang dibebaskan Cyrus dari pembuangan paksa dan perbudakan dan ribuan orang Yahudi yang telah dibawa ke Babel sesuai dengan standar praktek Kasdim oleh Nebukadnezar lima puluh tahun sebelumnya dari tahun 597 SM. Di antara kuil yang dipulihkan Cyrus adalah Kuil Yahudi Yerusalem, baik struktur fisik bangunan maupun harta yang telah dijarah Nebukadnezar.

Kitab Suci Yahudi dan Perjanjian Lama  menyebut kata Cyrus (Koresh/Kurush/Koresy) sangat mirip dengan prasasti yang ditemukan di kuil Esagila Babel ini:
"Beginilah firman TUHAN: "Inilah firman-Ku kepada orang yang Kuurapi, kepada Koresh yang tangan kanannya Kupegang supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti raja-raja, supaya Aku membuka pintu-pintu di depannya dan supaya pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup" (Yesaya 45: 1)
Sekalipun bukan seorang penyembah Allah (ayat Yes 45:4-5), Koresy disebut "yang diurapi", gelar sama yang kemudian diberikan Allah kepada Anak-Nya (Mesias, atau Kristus). Koresy (550-530 SM) diurapi dalam arti bahwa ia dipakai Allah untuk melaksanakan tugas penting membebaskan Israel dari perhambaan supaya Allah dapat menyelesaikan rencana-Nya memakai Israel untuk mengadakan keselamatan bagi umat manusia. Koresy mendirikan kerajaan Persia yang bertahan selama dua abad. Ia merebut Babel pada tahun 539 SM dan kemudian membiarkan orang Yahudi kembali ke negeri mereka (lih. pasal Ezr 1:11). 
"Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, TUHAN, Allahnya, menyertainya, dan biarlah ia berangkat pulang!" (II Taw. 36:23)
"Pada tahun pertama zaman raja Koresh dikeluarkanlah perintah oleh raja Koresh: Mengenai rumah Allah di Yerusalem. Rumah itu haruslah dibangun kembali sebagai tempat orang mempersembahkan korban sembelihan dan korban api-apian; haruslah tingginya enam puluh hasta dan lebarnya enam puluh hasta." (Ezra 6: 3)
Penjelasan aya: Kuasa Allah sungguh nyata! Meski ada orang-orang yang bermaksud menggagalkan upaya pembangunan kembali Bait Allah, Tuhan tidak tinggal diam. Pembangunan kembali Bait Allah memang sangat penting bagi Israel sebab Allah dan ibadah kepada-Nya adalah poros kehidupan bangsa Israel, selaku umat Allah.

Dokumen kuno yang dibuat pada zaman Raja Koresy ditemukan di benteng Ahmeta (ayat 2). Dokumen itu berisi keputusan Koresy untuk membebaskan Israel membangun kembali Bait Allah (ayat 3-5). Dokumen itu tersimpan begitu lama, tetapi saat ditemukan merupakan saat penggenapan nubuat pemulihan dari Allah (Yes. 61). Dokumen itu menjadi dasar bagi Raja Darius untuk membuat surat perintah bagi Bupati Tatnai agar mendukung pembangunan tersebut. Bukan hanya dalam perizinan, melainkan juga dalam pembiayaan, seperti yang telah dilakukan juga oleh Raja Koresy. Walau Raja Darius bertujuan agar orang Israel mempunyai tempat untuk mendoakan dirinya dan anak-anaknya (ayat 10), Tuhan memakai dia untuk maksud mulia seiring rencana-Nya. Ajaib bukan? 
"Pula raja Koresh menyuruh mengeluarkan perlengkapan rumah TUHAN yang telah diangkut Nebukadnezar dari Yerusalem dan yang ditaruhnya di dalam kuil allahnya." (Ezra 1: 7)
Cyrus mempercayakan melaksanakan keputusan kepada Shashbazzar (Sesbazar), gubernur pertama yang ditugaskan atas orang buangan yang kembali itu (Ezra 5:14), pangeran dari Yehuda dan kemungkinan anggota rumah Daud. Pada musim semi tahun 537 SM, setelah persiapan yang panjang, kafilah yang terdiri dari 42.360 orang Yahudi, 7.337 pegawai, dua ratus penyanyi, 736 kuda, 245 bagal , 435 unta, dan 6.720 keledai, berkumpul untuk melakukan perjalanan seribu tiga ratus kilometer ke Yerusalem.

Ketika Cyrus memperbolehkan dan membiayai orang-orang Yahudi di pengasingan untuk kembali ke negerinya, ia mendorong Yahudi untuk kembali ke praktik agama mereka sebelumnya dan menyembah Yahweh. Dalam melakukannya, ia membantu bangsa Yahudi membantu mendirikan kerajaan yang telah menghilang. Dikatakan bahwa Taurat dikumpulkan dan disusun sekitar waktu ini.

Pendekatan Ekumenis Cyrus'
Berbeda Cyrus dengan para imam majus (Magus/Majusi) di istananya yang bertindak sebagai penasihat, berusaha untuk mengubah orang-orang dari tanah yang ditaklukkan dengan iman Zoroaster Mazdayasni. Sebaliknya, Cyrus berusaha keras untuk mengembalikan praktik keagamaan asli wilayah dan bangsanya. Cyrus melanjutkan tradisi yang didirikan oleh orang-orang Persia ketika Persia menduduki tanah Elam selama migrasi mereka ke selatan ke Anshan, dan ketika hidup berdampingan damai dengan Elam.

Seperti yang bisa kita lihat dari teks-teks Babilonia dan Yahudi yang dikutip di atas, kedua kelompok melihat Cyrus sebagai sebuah misi dari konsep masing-masing Tuhan. Pendekatan ekumenis Cyrus telah membingungkan sejarawan yang mengalami kesulitan dalam menerima bahwa seorang raja yang mempraktekkan satu iman bisa merangkul hak orang lain untuk mempraktikkan agama mereka sendiri. Zoroaster Mazdayasnis berbagi tradisi ekumenis ini dengan sepupu Hindu mereka. Penganut Zoroastrianisme, mengambil pendekatan satu langkah lebih lanjut. Mereka percaya bahwa seseorang memiliki hak untuk iman sesuai dengan keyakinan leluhur mereka, harus berdasarkan keinginan individu untuk mengikuti tradisi itu, dan bahwa iman ini merupakan bagian dari hak seseorang dan warisan. Hak untuk mempraktekan keyakinan seseorang adalah salah satu prinsip piagam Cyrus (Piagam Hak Asasi Manusia).





Cyrus dan Berdirinya Kekaisaran Persia
Cyrus the Great
Cyrus adalah anak dari Kabujiya I / Cambyses I yang memerintah tahun 600-559 SM dan cucu dari Kurush I / Cyrus I yang memerintah tahun 640-600 SM pendiri baris kedua raja Achaemenian. Menurut Xenophon, ibu Cyrus 'adalah Mandane / Mandana, putri Astyages / Ishtovigu, Raja Media 585-550 SM. 

Ketika Cyrus diasumsikan takhta Persia, ia menegaskan dominasi Persia atas Media yang pada waktu itu sebuah kerajaan -(Media ia telah membantu untuk mengkonsolidasikan kerajaan) dan dengan demikian ia menjadi seorang raja/kaisar. Beberapa kerajaan di kekaisaran Media tidak secara otomatis menerima aturan Cyrus dan Cyrus memulai kampanye untuk mengkonsolidasikan kerajaan - sekarang kekaisaran Persia pertama. Pendekatan Cyrus untuk menciptakan kerajaan ini sangat berbeda dari pendekatan setiap raja lain sebelumnya.

Werner Keller dalam Bible as History, menulis bahwa raja Achaemenid Persia, Cyrus yang Agung, "adalah raja tercerahkan.yang tak tertandingi, tangkas, dan brilian meningkatkan kekuasaan tanpa terkotori, tidak ada kekerasan. Kemampuannya dengan punuh bijak dan sangat manusiawi, membuatnya menjadi salah satu tokoh yang paling menarik dalam orientasi kuno. Fitur yang paling menjijikkan dari raja oriental sebelumnya, kekejaman despotik, adalah asing untuk Persia ini. "

Cyrus II (hidup tahun 600 -. Agustus 530 SM), dikenal dalam sejarah sebagai Cyrus yang Agung dari Persia (dalam bahasa Persia kuno: kurush, Modern Persia Kurosh), adalah anak dari raja Achaemenian Kabujiya I (modern Persia Kambiz, Inggris Cambyses). Cyrus adalah pendiri kekaisaran Persia, kekaisaran terbesar dunia yang pernah ada dan seorang raja yang memperkenalkan piagam dikenal pertama "Piagam Hak Asasi" -HAM.

Media dan Babel
Wilayah Kekaisaran Media. Warna kuning pada peta bawah
Pada saat Cyrus naik tahta setelah kematian ayahnya pada tahun 559 SM, Persia beribukota di Anshan. Cyrus kemudian memindahkan ibukota ke Pasargadae, adalah partner junior dalam aliansi dengan Media. Selama pemerintahan Astyages (Persia: Ishtovigu tahun 585-550 SM, ia kakeknya Cyrus), Media telah menjadi sebuah kerajaan - kerajaan yang akan kemudian selama pemerintahan Cyaxares (anak Astyages dan paman Cyrus) perluasan kerajaan terjadi dari Cappadocia (Turki tengah) di barat, melalui dataran tinggi Iran sampai Bactria (Afghanistan sekarang) untuk bagian di timur (lihat peta di bawah). Cyrus membantu pamannya Cyaxares mengkonsolidasikan kerajaan Median (media).

Kekaisaran Timur tengah 600 SM
Median (termasuk Persia), Lydian, Cilicia, Kasdim dan Susiana
di bawah kekaisaran Persia Cyrus
Kekuatan besar lainnya di wilayah itu adalah Babel yang telah berdiri, orang Yunani menyebutnya sebagai kerajaan Kasdim. Tujuh tahun setelah kematian raja Nebukadnezar II (dari kata: Nabu-kudurri-usur) tahun 630-562 SM. Nabonidus naik tahta Babel. 

Media dan Babel menggantikan Asyur sebagai kekuatan dominan di wilayah tersebut, membagi bekas kerajaan Asyur antara mereka.




Rhyton, Artefak bangsa Media dari milenium kedua SM
Gambar sebelah adalah Sebuah Rhyton yaitu cangkir minum upacara ritual berbentuk seperti kepala binatang dengan tanduk. Rhyton datau Rhyta wadah anggur dalam ritual di Media, Persia  Kuno (dari BC milenium kedua), dan Minoan Crete. Rhyton ditemukan di reruntuhan istana yang sering dijumpai adanya hiasan dengan kepala binatang dengan mulut membentuk bingkai sekitar bejana atau cangkir.

Mereka telah memiliki karya seni yang indah.

Menggulingkan Kerajaan Media
Antara musim panas tahun 553 SM dan awal 552 SM, Cyrus tidak puas hanya menjadi mitra junior dalam kemitraan di mana pamannya, raja Media Cyaxares (paman Cyrus) itu menjadi kurang efektif dan lebih malas, ia mengubah sifat hubungan dengan menjadi mitra senior dalam aliansi mereka. Ia melakukannya dengan kerjasama Median Harpagus. Pada 549 SM, ibukota Media dari Ecbatana (Persia kuno: Hangmatana, modern Hamadan) jatuh ke Cyrus. Dalam tahun ini, semua wilayah Media berada di bawah kekuasaan Cyrus'.

Penaklukan kerajaan Lydia
Kerajaan yang menduduki tanah barat Asia Kecil (Turki barat sekarangi) adalah kerajaan Lydia. Lydia pernah menjadi sekutu Media dan Croesus, raja dan putra Alyattes II, adalah adik ipar raja Media Astyages .

Croesus memutuskan konfrontasi dengan Cyrus. Dia pertama kali Menguasai dan kemudian menghancurkan kota Kapadokia dari Pteria, yang sekarang menjadi bagian dari kerajaan Cyrus Persia-Media.pada tahun 547 SM. Croesus mengambil semua warganya sebagai budak. Perlakuan kasar dari warga Pteria mungkin karena warga negara telah menyambut aturan Cyrus dan menolak Lydia. Setahun kemudian, pada tahun 546 SM, Cyrus mengatasinya dengan menaklukkan kerajaan Lydia. Pada tahun 542 SM, Yunani Ionia, Lycia, Kilikia dan Phoenicia menyerah pada tentara kekaisaran Persia.

Penaklukan Babilon
Pada tahun 539 SM, perluasan kerajaan ke arah Babel. Cyrus merebut kota negara tetangga Susa (Susiana) dengan sangat sedikit perlawanan. Pada tanggal 12 Oktober 539 SM, tentara Cyrus memasuki Babel tanpa pertempuran. Pengambilanalihan Babel lebih bersifat pembebasan dari penaklukan. Pada tanggal 29 Oktober 539 SM, Cyrus mengunjungi kota di tengah kegembiraan warganya.


Pembebasan Babilon ini oleh Cyrus tercatat dalam prasasti Cyrus Cylinder.

Tanah Liat Silinder, prasasti pembebasan babilon oleh Cyrus yang Agung (Cyrus II)
Bagian dari prasasti yang dihasilkan oleh silinder tanah liat
Silinder tanah liat yang terkenal (ditampilkan di atas) ditemukan pada tahun 1879 terkubur di dasar kuil Esagila oleh arkeolog Assyro-British Hormuzd Rassam. Dilaporkan temuan ini terdiri dari 2 bagian:.  pertama, BM 90.920, adalah silinder dengan panjang sekitar 23 cm dan berdiameter 8 cm, berisi garis teks dai 1 -35 baris. Kedua, lempengan dengan lebar 8,6 cm dan tinggi 5,6 cm, berisi teks mulai garis 36-45. yang dipahat dan sekarang artefak ini bagian dari koleksi Yale University (NBC 2504). Sekarang silinder ini disimpan di British Museum di London Inggris. Prasasti menceritakan pembebasan Babel.(terjemahan bebas diadaptasi oleh K. E. Eduljee)

Bagian dari silinder yang mengandung kata-kata pembukaan telah rusak. Kalimat awal muncul menjadi kecaman pada raja Babel Nabonidus dan alasan untuk menyambut aturan Cyrus '. Sebuah terjemahan bebas dari teks adalah sebagai berikut:
"(Raja Babel Nabonidus) merendahkan rakyat di negara dan dibangun kuil palsu di kota Ur dan kota-kota lain. Dia melembagakan ritual yang tidak tepat dan membawa persembahan keagamaan berhenti dalam tempat-tempat suci. Dia tidak lagi takut pada Marduk, Allah Tertinggi. Dia disebabkan perbuatan jahat di dalam kota setiap hari, membebani rakyat tanpa bantuan sehingga membawa kehancuran. 
"Allah Tertinggi menjadi marah pada pelanggaran tersebut. Mengambil kasihan pada semua pemukiman yang suci berada di reruntuhan, dan untuk populasi telah menjadi seperti mayat, Dia berusaha untuk mencari bantuan. Dia mencari semua negara sebagai penyelamat mencari seorang raja yang tulus. Dia mengambil tangan Cyrus, raja Anshan, dan menyatakan kerajaanya atas semua dunia. Dia membuat tanah Qutu dan semua pasukan Median sujud di kaki Cyrus '. Dia mencari keadilan dan kebenaran untuk orang berkepala hitam yang berada di bawah perlindungannya. 
"Marduk, tuan besar, yang memelihara umat-Nya, melihat perbuatan baik dan senang pada Cyrus yang tulus dan memerintahkan Cyrus pergi ke Babel. Dia menyuruh Cyrus pergi ke Tintir, dengan seorang teman sebagai pendamping, berjalan di sisi. pasukan besar Cyrus, seperti air di sungai, tidak bisa dihitung, berbaris menyandang senjata di sisinya. Marduk meminta Cyrus masuk ke Shuanna tanpa pertempuran atau perang. Dia menyelamatkan Babel dari kesulitan. Dia menyerahkan kepada Cyrus Nabonidus, raja yang tidak takut kepadanya. semua orang dari TintirSumeria dan Akkad, bangsawan dan gubernur, sujud kepada Cyrus dan mencium kakinya, bersukacita atas kerajaannya dan wajah mereka bersinar. Penguasa yang dipercaya semua menyelamatkan dari kematian dan yang menyelamatkan semua dari kesusahan dan kesulitan, mereka memberkatinya dan memuji namanya. 
"Aku Cyrus, kaisar, raja segala raja, raja Babel, raja Sumeria dan Akkad, raja dari empat empat penjuru dunia, putra Cambyses, raja besar, raja kota Anshan, cucu dari Cyrus, raja besar, keturunan Teispes, raja besar, raja Anshan, dari garis keturunan raja-raja yang memerintah diberkati oleh Bel dan Nabu, dan yang kerajaannya senang untuk melindungi. 
"Di tengah kegembiraan dan sukacita, AKu memasuki Babel dalam damai untuk membangun pemerintahan yang adil dan berusaha untuk perdamaian. Pasukanku berjalan damai di seluruh Babel. Dalam semua Sumeria dan Akkad, aku tidak memberikan alasan untuk takut dan tidak ada yang diteror. Aku khawatir dengan diriku sendiri akan kebutuhan dan kesejahteraan warga Babel, Sumeria dan Akkad, dan dengan meningkatkan kesejahteraan mereka. aku membebaskan mereka dari penindasan yang tidak benar atas mereka dan perbudakan. Aku membebaskan mereka dari kesengsaraan dan mengakhiri nasib buruk mereka. Aku ipulihkan tempat tinggal bobrok mereka. Aku mengumpulkan dan membantu yang terlantar dalam perbudakan, untuk kembali ke rumah mereka. 
"Aku membangun kembali tempat-tempat suci dan kapel yang terletak di reruntuhan. Para dewa Sumeria dan Akkad yang dimiliki Nabonidus, untuk kemarahan rakyat, dibawa ke Shuanna, Aku kembalikan dengan tanpa luka ke tempat-tempat suci yang sah. Aku telah kembali kan semua dewa ke tempat-tempat suci mereka dan memulihkan kuil mereka. 
"Semua raja-raja bertakhta dari empat penjuru, dari Laut Atas ke Laut Bawah, dari kota Ashur dan Susa, Akkad, tanah Eshnunna, kota Zamban, kota MeturnuDer, sejauh perbatasan dari tanah Qutu raja-raja Amurru yang tinggal di tenda-tenda, dan dari tanah jauh, membawa upeti ke Shuanna dan meletakkan mereka pada kakiku. pemerintahanku telah memungkinkan semua tanah ini untuk hidup dalam kedamaian dan ketertiban. 
"Untuk perlindungan warga, Aku telah memperkuat dengan dinding dati batu bata yang dibakar dan tar, dinding melindungi dari Imgur-Enlil dan benteng dari kota Babel samping parit kota. Aku telah menyelesaikan bagian dari benteng yang masih belum selesai meskipun perbudakan di mana raja-raja sebelumnya telah membawa mereka. Aku membangun dari cedar, cladding tembaga dan engsel tembaga dan alat kelengkapan, gerbang besar kota. Aku memperkuat semua gerbang aku melihat tertulis nama pendahulu aku, Raja Ashurbanipal."

Makam Cyrus
Menurut prasasti Babel, Cyrus meninggal pada bulan Agustus 530 SM.

Ada empat catatan Yunani tentang kematiannya. Tiga diantaranya menyatakan bahwa dia meninggal dalam pertempuran di perbatasan timur kerajaannya. Satu menyatakan bahwa dia meninggal dengan damai. Herodotus menyatakan dalam Buku 1 Cleo, bagian 205-214, bahwa Cyrus tewas dalam usahanya untuk mengalahkan Saka Tigrakhauda, ​​dikenal Herodotus sebagai Massagetae. Ctesias (abad ke-5 SM) dan Berossus (abad ke-3 SM) menyatakan bahwa Cyrus meninggal memerangi kelompok yang berbeda dari Saka di lingkungan dari hulu sungai Syr Darya. Catatan Xenophon bertentangan, dan ia menulis di Cyropaedia bahwa Cyrus meninggal dengan damai di ibukotanya Pasargadae.

Jenazah Cyrus diyakini telah dimakamkan di makam di Pasargadae, saat ini berada di provinsi Pars, Iran. Iran adalah bagian dari kekaisaran Persia. Strabo dan Arrian, keduanya menggambarkan makam dan menurut Plutarch, batu nisan bertuliskan menyatakan:
"Hai manusia, siapapun kau dan dimanapun kau berasal, karena aku tahu kau akan datang, aku Cyrus yang memberi Persia kerajaan. Jangan karena itu tidak dendam padakuaku sepotong batu yang menutupi tubuhku."
Makam makam Cyrus yang Agung di Pasargadae, saat ini berada di provinsi Pars, Iran
Agama Cyrus yang Agung
Mary Boyce dalam A History of Zoroastrianism: Volume II: Under the Achaemenians di halaman 46 membuat argumen yang meyakinkan tentang kesesuaian dramatis antara tulisan-tulisan Kedua (pasca Babel) Yesaya (dalam Alkitab Ibrani) dan lebih tua Yasna 44, bagian dari Gatha, himne dari Zarathushtra dalam kitab suci, Avesta. [Hal ini dalam Yesaya 44-45 yang kita baca referensi untuk Cyrus yang memiliki beberapa kesamaan dengan bagian pertama dari teks pada Cyrus Cylinder.] Boyce menunjukkan bahwa hubungan antara Yesaya Kedua dan ajaran Zarathushtra dikembangkan melalui agen dari magus selama Cyrus membebaskan orang Yahudi dari Babel. Dia mengakhiri analisisnya dengan menyatakan bahwa ini adalah "bukti kuat bahwa raja Persia (Cyrus) tidak hanya percaya (dalam Zoroastrianisme), tapi berkomitmen untuk membangun iman seluruh realismenya ...." Boyce melanjutkan dengan menyatakan bahwa kosmologis ajaran Anaximander dari Miletus - kontemporer dari Cyrus dari bahasa Yunani Ionia - "ditandai adanya pengaruh Zoroaster".

Dari beberapa referensi yang berkaitan dengan Cyrus dan majus dalam sastra Klasik Yunani/Romawi, kita menyebutkan hanya beberapa. Arrianus, sebuah sejarawan Romawi abad kedua, mencatat bahwa orang majus didakwa setelah mencari makam Cyrus di Pasargadae dan karena memiliki "rumah kecil" dekat dengan makam. Satu-satunya tujuan memiliki imam dekat dengan kuburan adalah untuk melangsungkan ritual agama di lokasi makam. Salah satu ritual seperti biasa menyalakan api suci dan pembacaan doa-doa selama lima lima kali dalam sehari. Patahnya pemegang api (juga disebut altar api) telah ditemukan di Pasargadae. Gaya yang sama dari pemegang api terus digunakan Zoroaster untuk pemegang altar api di abad kemudian.

Xenophon dalam Cyropaedia mencurahkan dalam Buku 8 tentang kesalehan Cyrus dan keyakinan Majusinya. Pada 8.1.23, Xenophon mencatat bahwa Cyrus menunjukkan dirinya di tempat pertama lebih saleh dalam ibadah kepada dewa (Ahura Mazda dan para malaikat Yazata) sekarang dia lebih beruntung. Dari pertama kali ia melembagakan College of Magi, ia tidak pernah gagal untuk menyanyikan puji-pujian kepada para dewa saat fajar dan membuat persembahan harian untuk dewa majus.

Dengan demikian, lembaga yang didirikan oleh dia pada waktu itu terus berlaku dengan masing-masing raja berturut-turut bahkan sampai hari ini (iman Cyrus tidak berbeda dari iman penerusnya). Oleh karena itu, orang-orang Persia juga mengikuti dia dari pertama; karena mereka percaya bahwa mereka akan lebih yakin nasib baik jika mereka memuja dewa seperti yang ia lakukan - karena ia adalah yang paling beruntung dari semua. (Persia) juga bahwa dalam melakukan hal ini mereka akan menyenangkan Cyrus.

Cyrus dihormati oleah orang sekelilingnya karena kesalehannya. Xenophon melanjutkan dengan catatan kesalehan Cyrus dan prinsip-prinsip keyakinannya pengedalian diri dan bersikap sederhana.

Lebih jauh dalam bukunya, Xenophon menggambarkan prosesi diarahkan oleh magi untuk Persia (yaitu untuk Cyrus) bahwa mereka harus dibimbing oleh yang berprofesi iman dimana kereta Cyrus didahului oleh sebuah kereta yang membawa api suci di altar besar.

Dari beberapa referensi, kita melihat bahwa Cyrus adalah seorang saleh dan alim. Iman Majusi terinspirasi darinya untuk menghargai atas semua kualitas karakter yang membuatnya peduli tentang kesejahteraan orang lain. Mereka terinspirasi dia untuk memperlakukan orang lain dengan bermartabat dan hormat. Dia memegang teguh kejujuran dan kepercayaan sementara membuang keserakahan dan nafsu. Meskipun amat percaya diri dalam tujuan, dia rendah hati ketika berhadapan dengan orang lain.

Xenophon mengakhiri ceritanya dengan ratapan, setelah kematian Cyrus, ahli warisnya mulai bertengkar, dan segala sesuatu mulai memburuk termasuk sikap bangsa persia terhadap agama. Di masa lalu, jika raja membuat komitmen, mereka berpegang teguh dengan komitmen yang ketat, "bahkan jika itu menguntungkan orang yang telah melakukan pelanggaran terbesar." Karena mereka mendapat karakter tersebut dan telah mendapatkan dikenak memiliki kejujuran dan kepercayaan, setiap orang dipercaya Cyrus dan pejabat nya secara implisit dan mudah menempatkan diri yang penuh tanggung jawab. 

Sekarang (dalam waktu Xenophon menulis), karena tindakan tidak hormat mereka, tidak ada lagi yang dipercaya orang Persia. Orang-orang Persia menjadi kurang memperhatikan kesalehan terhadap Allah, kurang adil dalam hubungan mereka, kurang dalam hubungan sesama mereka, dan kurang kuat dalam perang.

Alexander the Great, diceritakan, membaca ratapan Xenophon dan memberanikan diri untuk merencanakan skema-nya. Apa yang terjadi selanjutnya adalah pengulangan dari siklus tragis Arya, sejarah bangkitnya kebesaran diikuti oleh tindakan tidak hormat, kurangnya memperhatikan etika dan penghancuran dalam konflik yang menyebabkan penurunan dari keagungan.

Agama dan Inspirasi Cyrus 
Kita telah melihat bahwa:
  1. Raja-raja Dinasti Achaemenid sebelum dan sesudah Cyrus, mengakui Ahura Mazda (Tuhan Yang Maha Esa) dan menurut definisi Mazdayasni.
  2. Raja-raja dinasti Achaemenid itu secara bersamaan dijelaskan oleh penulis Latin Yunani sebagai Majusi dan orang majus secara resmi melaksanakan tugas agama di pengadilan untuk pengecualian dari imam agama lain.
  3. Oleh karena itu Raja Dinasti Achaemenid menganut agama Monoteistik Mazdayasna-Magian-Zarathushtrian (Zoroaster).
  4. Cyrus adalah orang Majusi-Mazdayasna-Zarathushtrian (Zoroaster) yang saleh dan keimanannya menjelma dalam perilaku dan kebesarannya. Memang, ia menunjukkan setia mengikuti kredo (keyakinan) dari Zoroaster (Zarathushtrian)  - Hal itu adalah formula atas keberhasilan dan kebesarannya.
  5. Cyrus adalah seorang saleh dan alim. Iman Majusi terinspirasi darinya untuk menghargai atas semua kualitas karakter yang membuatnya peduli tentang kesejahteraan orang lain. Mereka terinspirasi dia untuk memperlakukan orang lain dengan bermartabat dan hormat. Dia memegang teguh kejujuran dan kepercayaan sementara membuang keserakahan dan nafsu. Meskipun amat percaya diri dalam tujuan, dia rendah hati ketika berhadapan dengan orang lain.
  6. Jika dikemudian hari, termasuk hari ini terjadi penyimpangan agama monoteistik Zoroaster adalah dapat diterima. Situs Zoroaster sendiri menerima bahwa sejak Nabi Zoroaster: Mani, terjadi penyimpangan-peyimpangan ajaran dan seterusnya.
Cyrus yang Agung, dari Persia lebih dikenal sebagai Sang Pembebas dalam memperluas kekaisarannya daripada Aleksander yang Agung dari Makedonia yang dikenal sebagai Sang Penakluk.Sang Pembebas menunjukan kesalehan, kerendahan hati dan penuh penghargaan atas martabat kemanusiaan, sementara Sang Penakluk menunjukkan kekuasaan dengan berbagai cara, penindasan, perampasan dan perbudakan manusia. Keduanya memiliki kemiripan dalam kebesaran sejarah yang dicatat hingga hari ini. Kebesaran yang agung karena menguasai negeri-negeri yang terbentang dari barat hingga timur.


Catatan:
  • Penggunakan kata Agung bukan dengan maksud mengagungkannya, namun karena nama Alexander (Agung) ini telah kental sebagai istilah sejarah. -red.
  • 2 Nama Dzulqarnain sendiri dalam Al-Qur’an dan hadits, tidak disebutkan sebagai Iskandar Dzulqarnain (dengan tambahan Iskandar). Sehingga tidak ada dasarnya sama sekali, jika kemudian beranggapan bahwa Dzulqarnain = Alexander karena sekedar berdalil bahwa Iskandar merupakan Arabisasi dari kata Alexander.
  • Tampaknya beliau-beliau yang berpendapat bahwa Dzulqarnain yang dimaksud adalah Alexander karena beliau salah satu ulama yang meriwayatkan hadits dhaif tentang Alexander sebagaimana telah disebut sebelumnya.
  • Belum ditemukan kisah dalam Cyrus yang Agung, yang berkaitan dengan Yakjuj dan makjuj. Sumber-sumber naskah sejaran timpang tindih dengan kepercayaan bahwa Dzulkanain = Iskandar Zulkarnain = Aleksander Agung. Dalam kisah Yunani, Yahudi, Kristen dan Persia (zoroastrianisme) juga simpang siur mengenai pertemuan dengan suatu bangsa yang diganggu Yakjuj dan Makjuj (Gog dan Magog).
Dzulkarnain adalah Koresh (Cyrus) yang Agung?
Pertama informasi datang dari Yahudi di masa pembuangan (diaspora) yang membuatnya hampir punah di negeri asing. Mereka ditolong oleh seorang Raja yang bijak bernama Raja Cyrus The Great di Persia Kuno. Dalam bahasa Persia, Cyrus disebut Koresh (Kurush) yang Agung..Kisah ini diabadikan dalam Kitab Perjanjian Lama.

Dzulqarnain didalam Surah Al Kahfi adalah raja Koresh (Kurush) atau juga dikenal dengan Cyrus II raja Persia, hal tersebut berdasar pada alasan-alasan berikut ini :

  1. Kata Dzulqarnain yang berbentuk kiasan “mempunyai dua kekuasaan atau kerajaan” atau “dua tanduk” artinya seorang penguasa atau raja yang memiliki atau terbentuk dari 2 kerajaan. Dalam sejarah kita mengetahui bahwa Kerajaan Koresh (Persia) dibentuk dengan menyatukan 2 kerajaan sebelumnya yaitu kerajaan Media dan Anshan pada tahun 549 SM. 
  2. Dalam Kitab Daniel pada Perjanjian lama disebutkan perumpamaan “Domba” bertanduk 2 yang menanduk ke barat dan timur. Nabi Daniel dengan jelas menyebutkan itu adalah raja Persia yang terbentuk dari Media dan Anshan. “Vision” dari Nabi Daniel tentang biri-biri jantan bertanduk dua, yang sebelah tanduknya lebih tinggi yang datang belakangan, mengisyaratakan tanduk yang lebih rendah yaitu Media dan tanduk yang lebih tinggi yaitu Parsi yang belakangan menjadi Imperium Paarsi. Dalam sejarah tokoh yang mendirikan Kerajaan Media dan Parsi yang kemudian menjadi Imperium Parsi tersebut adalah Cyrus the Great (600 – 529) SM, mendirikan Imprium Parsi (550) SM, dan memerintah (550 – 529) SM. Jadi “Vision” dari Nabi Daniel itu mengisyaratkan bahwa Dzulqarnain adalah Cyrus the Great
  3. Dzulqarnain adalah orang beriman pada Allah, tidak mungkin menyembah Dewa-dewa seperti halnya Alexander (Iskandar), menurut buku yang pernah kami baca memang Koresh adalah seorang raja yang mengikuti agama Tauhid (monoteistik) yang dibawa oleh seorang nabi Persia Zaratushtra yang sekarang agamanya menyimpang disebut dengan Zoroaster.
  4. Cyrus the Great penganut yang taat dari agama Zarathustra. Di sekolah-sekolah diajarkan bahwa agama Zarathustra menyembah Dua Tuhan, yaitu "Tuhan Terang" Ahura Mazda (ormuzd) dan "Tuhan Gelap", Angra Manyu (Ahriman). Namun dewasa ini ada aliran agama Zarathustra di Amerika yang bersemboyan: “Kembali ke Gatha”, mereka ini berkeyakinan Zarathustra tidak mengajarkan dua tuhan, melainkan Zarathustra mengajarkan Satu Tuhan, yaitu Ahura Mazda menciptakan Angra Manyu, seperti Allah menciptakan iblis dalam agama Yahudi, Nashrani dan Islam. Sedangkan, Alexander the Great dari Macedonia adalah orang yang mengakhiri pemerintahan dinasti Persia Monotheis – Kerajaan Persia kelak, dimasa lahirnya Islam adalah peninggalan dari pecahan kerajaan Alexander The Great ( Seleucid ) yang mengadopsi kepercayaan Polytheisme Yunani kuno
  5. Berkaitan dengan kisah Ya`juj dan Ma`juj (Gog and Magog), Dzulqarnain disebutkan menyerbu ke barat tempat matahari terbenam. Dalam sejarah diketahui memang raja Koresh menyerbu ke barat tepatnya kerajaan Lydia di Turki paling barat sekarang dimana sang raja (Croesus) diampuni dan tidak dibunuhnya! ini terjadi pada tahun 547-546 SM. Kemudian disebutkan menyerbu ke timur yaitu tempat matahari terbit. Dalam sejarah dengan mudah diketahui bahwa yang dimaksud adalah bangsa India! yang memang ia taklukkan pada 546-545 SM. Kemudian disebutkan kewilayah diantara gunung-gunung dimana terdapat bangsa pengacau Ya`juj wa Ma`juj. Dalam sejarah yang kita ketahui memang raja Koresh menyerbu wilayah Armenia dikaki pegunungan Kaukasus pada 537 SM (setelah penaklukan Babylonia pada 539 SM). Kita mengetahui bahwa ia membangun dinding dari campuran besi dan tembaga yang diperkirakan berada dekat kota Derbent sekarang, ternyata bahwa Alexander the Great tidak pernah menguasai pegunungan Kaukasus !!
  6. Kita juga mengetahui bahwa Koresh dengan baik hati mempersilahkan bangsa Yahudi kembali ke tanah Palestina setelah terusir oleh bangsa Babil Khaldea sejak 586 SM, bahwa jarang sekali ada raja sebaik ini dalam sejarah. Hal ini menunjukkan tingkat keimanannya. Cyrus II inilah yg membebaskan bangsa Yahudi yang diasingkan di Babylonia sejak invasi Nebuchadnezar dan mengembalikan bangsa Yahudi ke Yerusalem untuk membangun Bait Suci (Bet El Makdesh) yang kedua kalinya. 
  7. Sesuai kronologis penaklukannya dalam surah Al Kahfi, disebutkan ke barat, timur dan ke pegunungan, dimana hal ini telah dilakukan Koresh. Hal ini tidak mungkin dilakukan oleh Alexander the Great yang asalnya dari barat !!
Derbent wall, Rusia
Sudut lain Derbent wall. Foto Shuterstock
Dari atas Derbent Wall. Foto: rferl.org

Sikandar atau Sikander
Kisah Dzulkanain dalam Zoroaster Persia dikenal dengan Nama SikanderSikander mungkin mengacu pada Iskandar Zulkarnain, yang sejak awal dipersamakan dengan Dzulkarnain. Bahwa Sikander membuat dinding tembaga untuk memisahkan suatu bangsa agar terhindar dari ancaman setan atau raksasa yang disebut mereka Yajuj dan Majuj (Yakjuj dan Makjuj/Gog and Magog). Ia juga pernah berkunjung ke Mekkah dan bertemu dengan Ibrahim. Kisah ini mirip dengan hadis-hadis dhoif seperti dipaparkan di atas.

Adalagi sosok pahlawan Zoroaster, ia adalah Sikandar atau Sikander Cerita tentang Sikander ini, persis dengan kisah Iskandar Zulkarnain yang telah populer itu. Sikander didapat dalam Shahnameh karya Penyair Firdausi. Shanameh adalah sebuah epik disusun oleh penyair Iran Hakim Abul-Qasim Mansur (kemudian dikenal sebagai Ferdowsi Tusi), dan ditulis sekitar tahun 1010 M  pada masa pemerintahan legendaris Raja Feridoon. Kisah dalam Shahnameh sangat mungkin terinspirasi oleh kisah yang sudah menjadikan Aleksander Agung sebagai Dzulkarnain.

Baca juga di situs HerritageInstitue: Sikander

Bahasan ini dengan tidak lagi menjadikan Aleksander Agung sebagai Kandidat. Meskipun demikian, bahwa kandidat "Dzulkarnain" adalah "Cyrus yang Agung" belum bisa juga dikatakan benar. Hal ini, masih memerlukan penguatan-penguatan dengan bukti arkeologis yang banyak telah (sepertinya) dengan disengaja oleh pihak-pihak tertentu baik di zaman kuno segera setalh peristiwa terjadi maupun pada zaman setelahnya untuk mengaburkan sejarah dan memojokkan pihak tertentu.

Sumber:
  1. alkitab - alkitab.sabda.org
  2. darussalaf.or.id
  3. lamusoul.com
  4. asysyariah.com
  5. heritageinstitute..com
Semngat mencari Ilmu, hingga akhir hayat

Salam

Baca Juga

Sponsor