Prasasti Kebon Kopi. |
Prasasti ini teregistrasi nasional nomor RNCB.20151009.01.000042 dengan SK Penetapan Menteri No 185/M/2015 dan SK Menteri No 139/M/1998. Peringkat Cagar budaya nasilnal kategori benda. Pengelolanya di bawah Balai Pelestarian Cagar Budaya Serang
Prasasti Kebonkopi I terletak di Kampung Muara, termasuk wilayah Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Bogor. Prasasti ini ditemukan pada abad ke-19, ketika dilakukan penebangan hutan untuk lahan perkebunan kopi. Oleh karena itu prasasti ini disebut Prasasti Kebonkopi I. Hingga kini prasasti tersebut masih berada di tempatnya ditemukan (in situ). Prasasti ini berada pada koordinat 106°41'25,2" Bujur Timur dan 06°31'39,9" Lintang Selatan dengan ketinggian 320 m di atas permukaan laut. Area situs ini merupakan kawasan pertemuan tiga sungai, yaitu Sungai Ciaruteun di selatan, Sungai Cisadane di timur, Sungai Cianten di barat, serta muara Sungai Cianten yang bertemu dengan Sungai Cisadane di utara.
Lokasi ini berjarak sekitar 19 kilometer ke arah Barat Laut dari pusat kota Bogor menuju ke arah Ciampea. Kondisi jalan menuju lokasi cukup memadai, tetapi dari jalan raya belum dilengkapi dengan penunjuk jalan.
Prasasti dipahatkan di atas sebuah batu datar dari bahan andesit berwarna kecoklatan berukuran tinggi 69 cm, lebar 104cm dan 164 cm. Di permukaan batu dipahatkan sepasang telapak kaki gajah dan mengapit sebaris tulisan berhuruf Palawa dalam Bahasa Sanskerta.
Pada tahun 1863, Jonathan Rig, seorang tuan tanah pemilik perkebunan kopi di dekat Buitenzorg (kini Bogor), melaporkan penemuan prasasti di tanahnya. Penemuan prasasti ini dilaporkan kepada Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (kini Museum Nasional Indonesia) di Batavia (kini Jakarta). Karena itulah prasasti ini disebut prasasti Kebon Kopi.[2]
Di kawasan situs Ciaruteun ditemukan beberapa prasasti. Prasasti Kebonkopi I adalah salah satu dari tiga buah prasasti di kawasan ini yang penting nilainya bagi kesejarahan Kerajaan Tarumanagara (abad ke-5-7 M). Dua prasasti lainnya adalah Prasasti Ciaruteun dan Prasasti Muara Cianten, keduanya ditemukan tidak jauh dari prasasti ini. Prasasti Kebon Kopi I dan Prasasti Ciaruteun telah ditata dan diberi cungkup (atap pendopo peneduh). Sebenarnya ada pula Prasasti Kebonkopi II yang pernah ditemukan di lokasi yang berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi ini, namun kini prasasti Kebonkopi II telah hilang.
Prasasti Kebonkopi dipahatkan pada salah satu bidang permukaan batu yang berukuran cukup besar.
Prasasti ini ditulis dengan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta yang disusun ke dalam bentuk seloka metrum Anustubh yang diapit sepasang pahatan gambar telapak kaki gajah.
Teks:
~ ~ jayavisalasya Tarumendrasya hastinah ~ ~Airwavatabhasya vibhatidam ~ padadvayam
Terjemahan:
“Di sini tampak tergambar sepasang telapak kaki …yang seperti Airawata, gajah penguasa Taruma yang agung dalam….dan (?) kejayaan”Tulisan pada prasasti ini sudah sangat aus dan tidak terbaca. Hal ini dikarenakan memang pahatannya yang tidak terlalu dalam. Prasasti Kebon Kopi masih berada di lokasi yang sama sejak pertama kali ditemukan dan dinaungi oleh bangunan cungkup. Lokasi prasasti yaitu di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.
Prasasti tinggalan Kerajaan Tarumanagara adalah:
- Prasasti Ciaruteun
- Prasasti Kebon Kopi I
- Prasasti Tugu
- Prasasti Jambu
- Prasasti Muara Cianten
- Prasasti Cidanghiyang
- Prasasti Pasir Awi