Naskah Mertasinga |
Menurut Uka Tjandrasasmita, menarik dalam naskah ini ialah mengenai ajaran-ajaran sufisme dan tarekat yang dipelajari oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati disamping juga dicantumkannya silsilah para Wali Sanga. Demikian pula apabila dalam “Babad Tjerbon” koleksi Dr. J.L.A. Brandes tidak diceritakan masalah pemberontakan Bagus Rangin, dan Bagus Serit, maka dalam naskah “Sajarah Wali” dapat kita baca.
Masih banyak lagi peristiwa-peristiwa yang diuraikan dalam naskah “Sajarah Wali” yang dapat kita bandingkan dengan babad-babad lainnya seperti dalam naskah “Purwaka Caruban Nagari” susunan Pangeran Arya Cerbon tahun 1720, “Negarakertabhumi” susunan Pangeran Wangsakerta yang telah diterbitkan oleh Drs. Atja, Dr. Edy S. Ekajati, Dr. Ayat Rohaedi. Demikian pula dengan naskah-naskah “Sajarah Banten” dan lainnya yang pernah diteliti dan menjadi disertasi Dr. R.A. Hoesein Djajadiningrat di Universiteit Leiden tahun 1913.
Sementara itu, Amman N Wahyu sebagai penerjemah mengatakan bahwa Naskah ini adalah alih bahasa dari sebuah babad, dimana sebagaimana kita ketahui bahwa sebagai sebuah babad peristiwa yang diceriterakan di dalamnya tidak sepenuhnya bernilai sejarah. Dalam "Ensiklopedi Indonesia" (vol.I:342), dikatakan bahwa "Babad adalah riwayat yang merupakan campuran antara sejarah, mitos dan kepercayaan. Tidak seperti sejarah yang disusun berdasarkan bukti-bukti sejarah, di dalam babad terdapat banyak unsur irasional. Unsur magis dalam babad ini besar, hal mana dilakukan dalam rangka mengagungkan raja dan wangsa (dinasti)nya".
Seperti yang kita lihat dalam babad ini, cerita disusun dalam bentuk seni-sastra, dimana untuk memenuhi kaidah-kaidah atau syarat-syarat seni-sastra tersebut si penulis tidak mustahil "terpaksa" harus memasukan kalimat ataupun peristiwa rekaan. Oleh karena sifatnya itulah maka dikatakan bahwa karya sastra perlu ditelaah sebelum dapat dipergunakan sebagai sumber sejarah. Selanjutnya para ahli sejarah mengatakan bahwa pada masa lalu dapat dikatakan di Indonesia tidak ada naskah sejarah, dalam arti naskah yang ditulis dengan tujuan catatan sejarah atau dokumen seperti yang dituntut para pakar sejarah dewasa ini (PSN:108).
Berikut Ini adalah beberapa kandungan kisah yang terdapat dalam Naskah Mertasinga, yang telah diberi judul oleh penulis buku Sejarah Wali :
Bab-IV Syarif Hidayatullah pergi ke Baitullah dan mencari guru yang mursid
- Meninggalkan Banisrail.
- Berguru kepada Syekh Najmurini Kubra di Mekkah, mendapat nama Madkurallah
- Berguru kepada Syekh Muhammad Aretullah di Sadili, mendapat nama Arematullah
- Belajar Tarekat Anapsiah di Pasai, diberi nama Abdul Jalil.
- Syarif Hidayatullah tiba di Krawang bertemu dengan Syekh Benthong.
- Bertemu dengan Syekh Haji Jubah.
- Belajar Tarekat Jauziyah Madamakhidir kepada Datuk Barul, diberi nama Wujudullah.
- Belajar pada Sunan Ampel Denta. Pertemuan dengan Wali-wali lain.
Bab-V Syarif Hidayatullah menetap di Gunung Sembung
- Pertemuan dengan Patih Keling.
- Menetap di Gunung Sembung dan perjumpaan dengan sanak keluarganya
- Kedatangan Babu Dampul dari Mesir.
- Pertemuan dengan Dipati Cangkuang.
- Mengunjungi Pangeran Makdum, adik Syekh aulana Magribi.
- Syarif Hidayatullah menikahi Nyi Mas Babadan.
- Patih Pajajaran beserta prajuritnya menjadi murid di Gunung Jati.
- Kisah Ki Sangkanurip.
Bab-VI Akhir dari kerajaan Galuh Pajajaran
- Prabu Pajajaran meninggalkan singasananya
- Kisah putri Pajajaran yang tertinggal
- Keadaan anak-cucu Pajajaran setelah kepergian sang raja
Bab-VII Syarif Hidayatullah kembali ke Banisrail
- Syarif Hidayatullah menobatkan adiknya di Banisrail
- Berjumpa dengan raja Jamhur
- Syekh Maulana mengunjungi negara Cina
- Patih Sampo Talang menetap di Palembang
- Putri Anyon Tin meninggalkan Cina
Bab-VIII Syarif Hidayatullah kembali ke Gunung Jati
- Syekh Maulana kembali ke Gunung Jati
- Kunjungan Pangeran Makdum dan Sunan Kalijaga ke Gunung Jati.
- Syekh Maulana tiba kembali di Gunung Jati
- Kedatangan rombongan putri Cina
- Memperoleh dua putra dari Rara Jati
- Pangeran Karang Kendal
Bab-IX Pajajaran sepeninggal Prabu Siliwangi
- Syekh Maulana memeriksa sisa-sisa kraton Pajajaran.
- Pertemuan dengan nenek Nyi Sumbang Karancang
- Pucuk Umun masuk agama Islam
- Raja Lahut diangkat menjadi Pangeran Jaketra
- Kisah pembalasan dendam Dewi Mandapa
- Syekh Maulana mengunjungi neneknya di Banten, diberi nama Syekh Maulana Akbar.
- Syekh Maulana menikah dengan Putri Kawunganten
- Arya Lumajang menjadi raja Pakuan dengan gelar Suhunan Ranggapaku.
- Syekh Maulana Kabir kembali ke Gunung Jati.
- Kisah Ki Gedeng Junjang
Bab-X Syarif Hidayatullah menjemput ibundanya
- Syekh Maulana menjemput ibundanya di Banisrail
- Kunjungan Pangeran Panjunan ke Gunung Jati
Bab-XI Kisah Raden Patah
- Raden Patah dan Raden Husen belajar di Ampel Denta
- Sunan Ampel melarang Raden Patah menyerang Majapahit.
- Raden Patah mendirikan pesantren di Bintara.
MASA PEMERINTAHAN SUNAN GUNUNG JATI
Bab-XII Syarif Hidayatullah dinobatkan menjadi Sinuhun Gunung Jati
- Syekh Maulana membawa ibundanya kembali ke Gunung Jati.
- Persinggahan di Cempa
- Syekh Mustakim mengenai silsilah Wali-wali di Jawa
- Syekh Maulana tiba kembali di Gunung Sembung
- Pertemuan Pangeran Panjunan dengan Syekh Maulana
- Pangeran Panjunan mengasingkan diri ke Wringin Pitu
- Syekh Maulana memperistri Nyi Rara Tepasan.
- Penobatan Syekh Maulana menjadi Kanjeng Sinuhun Jati
- Sinuhun Jati membangun Mesjid Agung Pakungwati.
Bab-XIII Musyawarah Walisanga dan pembangunan mesjid
- Walisanga menghadiri wafatnya Sunan Ampel
- Perdebatan para Wali dengan Syekh Lemabang
- Walisanga membangun Mesjid Agung Demak.
- Arya Bintara mempersiapkan penyerbuan ke Majapahit.
- Sunan Kalijaga membuat sakaguru Mesjid Demak
- Perdebatan Walisanga mengenai kiblat Mesjid Demak.
- Baju Antakusumah.
- Mesjid Agung Demak
Bab-XIV Berdirinya kerajaan Demak
- Peperangan Walisanga dengan Majapahit
- Prabu Brawijaya meninggalkan singasana Majapahit.
- Pasukan Demak mengalahkan Majapahit
- Arya Bintara dinobatkan menjadi Sultan Demak Abdul Patah
- Adipati Teterung menyerahkan diri kepada Sunan Kudus.
- Riwayat Jaka Tingkir yang menjadi Sultan Agung Pajang.
- Riwayat Raden Behi pendiri Mataram
- Riwayat Kertasura
- Walisanga meninggalkan Demak dan pergi ke Carbon
Bab-XV Beberapa peristiwa di Carbon dan Demak (I)
- Musyawarah Wali yang kedua di Gunung Carme
- Pernikahan Pangeran Pasarean dengan Ratu Dewi
- Kedatangan orang Keling di Desa Pilang
- Penyelesaian Masjid Agung Carbon
- Sasmita Mesjid Agung Carbon
- Batalnya Pangeran Makdum menjadi wali
- Sultan Demak-I wafat digantikan oleh Pangeran Sabrang Lor.
Bab-XVI Batas Carbon dan pembagian kerajaan Pajajaran
- Batas-batas Carbon pada jaman Sunan Gunung Jati
- Pembagian Kerajaan Pajajaran
Bab-XVII Hubungan Demak dan Carbon
- Wafatnya Pangeran Sabrang Lor, Sultan Demak-II
- Hubungan kekeluargaan antara Demak dengan Carbon, dan Banten
- Perkawinan Pangeran Bratakelana dengan Ratu Nyawa, putri Sultan Demak III
Bab-XVIII Beberapa peristiwa di Carbon
- Walisanga berzikir di Mademangun
- Pemberontakan Patih Genden
Bab-XIX Walisanga menghukum Syekh Lemabang
- Musyawarah ilmu para Wali yang ke tiga
- Sinuhun Jati dan tamu dari Mataram
- Sinuhun Jati memperoleh Keris Sangyang Naga
- Syekh Lemabang dijatuhi hukuman
Bab-XX Beberapa peristiwa di Carbon dan Demak (II)
- Pangeran Bratakelana meninggal
- Ratu Nyawa dinikahkan dengan Pangeran Pasarean
- Keturunan Pangeran Pasarean
- Tubagus Pasai menikah dengan anak Sunan Gunung Jati
- Keturunan Panembahan Losari
- Keturunan Pangeran Sebakingkin
- Sunan Gunung Jati kehilangan Pangeran Karang Kendal.
- Pembangunan mesjid-mesjid di Carbon
- Pejabat-pejabat pemerintahan di Carbon
- Kisah Pangeran Puti dari Bantar Kapetakan.
- Wafatnya Sultan Trenggana dan Kisah Arya Jipang
Bab-XXI Kisah Arya Kuningan (I)
- Kisah Ki Gedeng Plumbon dan Ki Gedeng Kamuning
- Ki Gedeng Plumbon memperoleh nama Pangeran Cigugur
Bab-XXII Kisah Arya Kuningan (II)
- Pertempuran Arya Kuningan dengan Arya Gumiringsing dari Palimanan.
- Pertempuran Arya Kuningan dengan Dalem Kiban
- Sumpah Arya Kuningan
- Dalem Kiban menyerang Gunung Jati
- Pertempuran Arya Pandelegan dengan Dalem Kiban.
- Hilangnya Dalem Kiban beserta pengikutnya
- Akhir pertempuran
- Arya Kuningan gagal menyerbu Dermayu
- Sumpah Arya Kuningan
- Dalem Dermayu masuk agama Islam
- Arya Kuningan minta izin untuk menyerang Pajang
Bab-XXIII Beberapa peristiwa di Carbon dan Demak (III)
- Sultan Demak-II memperoleh musibah di Gunung Carme
- Ki Gedeng Tegalgubug minta izin untuk menundukan Dalem Sindangkasih.
- Pangeran Makdum batal menjadi Wali
- Jenis-jenis hukuman di Carbon
- Pembuatan Kuta Madhab empat
- Wafatnya Pangeran Pasarean
- Bencana di tengah laut
- Dikalahkannya Dalem Sindangkasih
- Wafatnya Pangeran Panjunan
- Perselisihan Patih Susukan dan Tegalgubug
- Kisah Ki Gedeng Panderesan dan Ki Kuwu Dipati.
Bab-XXIV Kisah Pangeran Jayakelana
- Pangeran Jayakelana gagal menjadi pedagang
- Pangeran Jayakelana bergaul dengan orang breman
- Pangeran Jayakelana gagal menunaikan ibadah haji
- Pangeran Jayakelana dijatuhi hukuman
Bab-XXV Beberapa peristiwa di Carbon dan Demak (IV)
- Dewi Mandapa bertapa untuk melakukan pembalasan
- Wafatnya Syekh Benthong dan Sunan Giri
- Riwayat canang Ki Bicak dari Ampel Gading
- Sunan Demak IV wafat dibunuh Arya Jipang
- Sunan Bonang wafat
- Kedatangan Tubagus Pase di Carbon
- Pangeran Kejaksan wafat, digantikan oleh Syekh Magribi.
- Wafatnya Sunan Kudus oleh Tanda Jupu
- Lahirnya Dewi Tanuran Gagang
- Wafatnya Pangeran Jayakelana dan pemuka Carbon lainnya
- Pernikahan cucu Sunan Gunung Jati
Bab-XXVI Wafatnya Syarif Hidayatullah, Sunan Gunung Jati
- Wafatnya Sunan Gunung Jati, Syarif Hidayatullah
- Pemerintahan Carbon setelah wafatnya Sunan Gunung Jati
- Pangeran Achmad dari Banten mengunjungi raja Mesir.
MASA SETELAH WAFATNYA SUNAN GUNUNG JATI
Bab-XXVII Kisah Dewi Tanuran Gagang
- Dewi Tanuran Gagang pindah ke Carbon
- Arya Jipang Tumenggung Demak membunuh SunanPerwata
- Dewi Tanuran Gagang diambil Sultan Mataram
- Dewi Tanuran Gagang diserahkan kepada Belanda
- Dewi Tanuran Gagang dibawa ke Inggris
Bab-XXVIII Kisah perjalanan Sultan Banten ke Mesir
- Perjalanan Pangeran Muhammad ke negara Mesir.
- Sultan Banten tiba kembali di Banten
Bab-XXIX Beberapa peristiwa di Carbon
- Kisah kematian Sunan Penggung
- Meninggalnya Syekh Datuk Khapi dan ulamaulama lainnya
- Pangeran Carbon wafat sebelum dinobatkan, dan lahirnya Pangeran Agung.
- Kisah Sunan Kalijaga dan istrinya Nyi Undi
- Wafatnya Sunan Makdum
- Kisah Merbot Jaruman.
- Pangeran Agung dinobatkan bergelar Panembahan Ratu.
- Sunan Kalijaga wafat
- Perkawinan Panembahan Ratu dengan putri Sunan Pajang
Bab-XXX Masa pemerintahan Panembahan Ratu
- Carbon sebagai bawahan Mataram
- Banten diserbu Mataram
- Datuk Pardum murid Syekh Lemabang
- Masa pemerintahan Panembahan Ratu
- Arya Kuningan memberontak kepada Panembahan Ratu
- Wangsit Sunan Kalijaga kepada Panembahan Ratu
- Mesjid Agung Carbon mendapat gangguan
- Nyi Tegal Pangalang-alang membantu Panembahaan Ratu
- Kedatangan Nyi Gedeng Pancuran
- Pemberontakan Nyi Gedeng Dempul
- Mesjid Agung Carbon terbakar
- Panembahan Ratu wafat
Bab-XXXI Masa pemerintahan Panembahan Girilaya
- Pangeran Putra diangkat menjadi Panembahan Girilaya
- Pangeran Banten menobatkan diri menjadi Sultan Banten
- Panembahan Girilaya seba ke Mataram
- Pemberontakan Patih Genden di Pekalangan
- Awal perselisihan Carbon dengan Mataram
- Patih Carbon membalas dendam
- Pembalasan Mataram kepada Carbon
- Pembesar-pembesar Mataram yang melarikan diri ke Carbon
- Pemberontakan Buyut Urang
- Wafatnya Panembahan Girilaya
Bab-XXXII Carbon setelah wafatnya Panembahan Girilaya
- Sultan Banten mengambil anak-anak Panembahan dari Mataram
- Berdirinya Kasepuhan dan Kanoman
- Kisah Pangeran Kusumajaya
- Pesan Pangeran Kusumajaya kepada kedua adiknya
- Carbon dibawah Kasepuhan dan Kanoman
- Berdirinya Panembahan Kacarbonan
- Sultan Kanoman dan Panembahan Kacarbonan mempersiapkan penggantinya
- Pemberontakan di Gunung Galunggung
- Sultan Kanoman difitnah
- Sultan Sepuh wafat
- Dinobatkannya Pangeran Arya Carbon
- Pangeran Arya Carbon membangun Sunyaragi
- Panembahan Aji dari Panembahan Kacarbonan meninggal
- Pemberontakan Syekh Yusup
Bab-XXXIII Pemerinatahan Carbon periode 1703 – 1889
- Sultan Badridin dari Kanoman wafat diganti anaknya Sultan Haliruddin
- Sultan Haliruddin dari Kanoman wafat, diganti anaknya Sultan Abu Thoyib
- Sultan Sepuh Jamaludin dari Kasepuhan wafat digantikan oleh Sultan Tajul Arifin
- Arya Carbon dari Kacarbonan wafat, diganti anaknya Sultan Carbon Mertawijaya
- Sultan Carbon wafat, diganti adiknya Sultan Carbon Adiwijaya
- Sengketa Hutan Sumedang
- Sultan Anom Abu Thoyib dari Kanoman wafat, diganti anaknya Sultan Anom Buheriddin.
- Panembahan Tohpati dari Panembahan Kacarbonan wafat, diganti anaknya Panembahan Radya
- Sultan Sepuh Tajul Arifin dari Kasepuhan wafat, diganti anaknya Sultan Sepuh Jaenudin.
- Sultan Carbon Adiwijaya wafat digantikan oleh mantunya Sultan Carbon Abuhayat
- Sultan Sepuh Zaenuddin dari Kasepuhan wafat, diganti anaknya Sultan Sepuh Matangaji, dan Sultan Muda Kasepuhan
- Sultan Khaeriddin dari Kanoman wafat, diganti anaknya Sultan Anom Abu Thoyib Imanuddin
- Sultan Muda Kasepuhan dari Kasepuhan wafat, diganti anaknya Sultan Joharuddin
- Sultan Imanuddin dari Kanoman wafat, diganti anaknya Sultan Anom Komaruddin
- Pemberontakan Ki Bagus Rangin. Pengangkatan Sultan Carbon Buhaeriddin di Kacarbonan.
- Belanda merubah pemerintahan di Carbon
- Sultan Carbon Abu Hayat dari Kacarbonan wafat, dan tidak digantikan lagi.
- Sultan Sepuh Joharuddin dari Kasepuhan wafat, diganti adiknya Sultan Syamsuddin-I
- Pemberontakan Bagus Serit
- Masjid Agung Carbon diperbaiki
- Sultan Sepuh Syamsuddin-I dari Kasepuhan wafat, diganti anaknya Sultan Sepuh Syamsuddin-II.
- Sultan Anom Komaruddin dari Kanoman wafat diganti anaknya Pangeran Raja Nurbuat
- Sultan Syamsuddin-II dari Kasepuhan wafat
Kalau kita perhatikan alur penuturan babad ini, kita lihat bahwa pokok penuturannya tidak terlampau menyimpang dari catatan peristiwa sejarah yang kita kenal. Untuk itu dimana perlu kami berikan catatan kaki mengenai kaitannya dengan apa-apa yang ditulis dalam buku sejarah yang menyangkut peristiwa yang diceriterakan dalam babad ini. Akan tetapi terlepas dari masalah bahwa kita harus memilah-milah mana yang data sejarah dan mana yang bukan, mana yang rasionil dan mana yang tidak dalam babad ini, kami merasakan keindahan dari cerita yang disuguhkan oleh penulis babad ini. Oleh karena itu kami harapkan bahwa pembaca pun dapat mengikutinya secara seutuhnya, sebagai sebuah babad yang ditembangkan oleh para pembawa cerita dari generasi ke generasi.
Referensi
- "Naskah Mertasinga, Maksud Dan Kandunganya" historyofcirebon.id diakses 10 Juni 2018
- Wahyu, Amman N. "Naskah Mertasinga" akinamikaya-01.blogspot.com diakses 10 Juni 2018