[Historiana] - Indonesia adalah bangsa yang memiliki khazanah bahasa daerah yang bervariasi. Bahasa daerah itu tersebar dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas hingga Rote yang dituturkan beraneka suku bangsa dengan beragam budayanya. Di dalam bahasa daerah itu pun terdapat beragam dialek atau variasi bahasa.
Studi mengenai distribusi variasi bahasa yang dituangkan dalam bentuk pemetaan bahasa di Indonesia sudah cukup banyak dilakukan. Hasil studi-studi itu menunjukkan keberagaman jumlah bahasa dan relasi kekerabatan. Sebagai contoh, Esser (1951), Alisjahbana (1954), dan Adinegoro (1954) menyebutkan bahwa di Indonesia terdapat lebih kurang 200 bahasa; Salzner (1960) berpendapat bahasa di seluruh Kepulauan Indonesia hanya ada 69 bahasa; dan Lembaga Bahasa Nasional (1972) yang melakukan inventarisasi bahasa-bahasa di Indonesia pada tahun 1969—1971 memerikan 418 bahasa yang hidup, tumbuh, dan berkembang di Indonesia berdasarkan kuesioner yang dikirimkan ke tiap provinsi melalui Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk diisi oleh pejabat setempat. Upaya Lembaga Bahasa Nasional itu dapat menengahi perbedaan pendapat mengenai jumlah bahasa di Indonesia pada waktu itu.
Pada tahun 1988, Ethnologue (Grimes, 1988: 487—539) menyebutkan di Indonesia terdapat tidak kurang dari 672 bahasa, tiga di antaranya sudah punah. Secara terperinci, mereka membagi beberapa bahasa ke dalam tujuh daerah utama, yaitu:
- Irian Jaya : 249 bahasa,
- 2) Jawa dan Bali : 15 bahasa,
- 3) Kalimantan : 77 bahasa,
- 4) Maluku : 134 bahasa,
- 5) Nusa Tenggara : 54 bahasa,
- 6) Sulawesi : 105 bahasa, dan
- 7) Sumatra : 38 bahasa.
- Jawa dan Bali : 20 bahasa,
- Kalimantan : 83 bahasa,
- Maluku : 132 bahasa,
- Nusa Tenggara : 73 bahasa,
- Papua : 271 bahasa,
- Sulawesi : 114 bahasa, dan
- Sumatra : 49 bahasa.
bahasa. Selain informasi tentang jumlah bahasa, Ethnologue juga memberikan deskripsi 719
bahasa yang ada di Indonesia. Lewis (2009: 407—452) mengidentifikasi jumlah bahasa di Indonesia sebanyak 726 bahasa dengan perincian sebagai berikut:
- Jawa dan Bali : 21 bahasa,
- Kalimantan : 74 bahasa,
- Maluku : 132 bahasa,
- Nusa Tenggara : 76 bahasa,
- Papua : 276 bahasa,
- Sulawesi : 114 bahasa, dan
- Sumatra : 33 bahasa.
Penentuan status bahasa dan/atau dialek merupakan konsep yang kompleks. Bahasa atau dialek ada karena penerapan kategori/parameter tertentu terhadap keberadaan suatu isolek dalam hubungannya dengan isolek lainnya. Suatu isolek dikatakan berstatus bahasa atau dialek apabila keberadaannya dalam hubungan dengan isolek lain memiliki tingkat perbedaan.
Secara konseptual, penentuan status suatu isolek sebagai bahasa atau dialek dalam literatur penelitian dialektologi di Indonesia belum secara tegas terpilah. Kedua pendekatan kuantitatif tersebut—dialektometri dan leksikostatistik—secara filosofi-metodologis melihat dari sudut pandang yang berlawanan. Dialektometri berdasarkan pada penelusuran perbedaan antarisolek yang dibandingkan dan mengidentifikasi isolek yang berstatus bahasa ke dalam bahasa yang berbeda dan varian dalam satu bahasa sebagai dialek, subdialek, dan beda wicara.
Adapun cara kerja leksikostatistik didasarkan pada penelusuran persamaan (historis) antarisolek yang dibandingkan dan mengidentifikasi apakah isolek tersebut merupakan bahasa yang sama, keluarga bahasa, rumpun bahasa sampai ke level relasi historis yang paling kuno (makrofilum).
Penjelasan Istilah
Terdapat beberapa istilah yang digunakan dalam studi ini, yaitu isolek, retensi, inovasi, desa, fam, suku, daerah pengamatan (DP), bahasa di Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa imigran.- Isolek digunakan sebagai istilah netral untuk perbedaan bahasa, dialek, atau subdialek sebagaimana disarankan Hudson (1970).
- Retensi (retention) adalah unsur bahasa purba yang dipelihara dalam isolek (bahasa, dialek, atau subdialek) turunan dengan tanpa perubahan.
- Inovasi (innovation) adalah unsur pembaharuan (unsur yang mengalami pembaharuan dalam bahasa moderen). Inovasi memiliki dua wujud, yaitu inovasi internal dan inovasi eksternal. Inovasi internal adalah unsur bahasa purba yang masih dipelihara dalam isolek turunan, tetapi disertai perubahan fonologis, sedangkan inovasi eksternal adalah bentuk bahasa yang terdapat dalam bahasa turunan, tetapi tidak dapat dirunut pada bentuk purba yang menjadi asal bentuk-bentuk tersebut.
- Desa digunakan untuk menunjuk pada kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang kepala desa). Istilah itu juga digunakan untuk merujuk pada kampung di Papua dan dusun di beberapa tempat di NTB. Nama desa, kabupaten, dan provinsi yang digunakan dalam buku ini merujuk nama desa pada Permendagri Nomor 59 Tahun 2015. Jika nama desa tidak ditemukan, nama desa yang terdapat dalam kuesioner, berdasarkan informasi penutur tetap digunakan.
- Fam di Papua digunakan untuk menyebut famili, nama keluarga, nama marga, atau klan.
- Suku digunakan untuk merujuk konsep yang sama dengan etnik.
- DP merupakan singkatan dari daerah pengamatan. Istilah ini digunakan untuk merujuk pada komunitas tutur yang menjadi sampel wilayah tempat pengambilan data kebahasaan.
- Bahasa di Indonesia yang dimaksudkan dengan dalam buku ini adalah bahasa yang digunakan sehari-hari oleh sekelompok penutur di wilayah tertentu di Indonesia. Akan tetapi, tidak termasuk bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara.
- Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan secara turun-temurun oleh warga negara Indonesia di daerah-daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. j. Bahasa imigran adalah bahasa yang berasal dari luar Indonesia dan digunakan selama beberapa generasi oleh komunitas imigran dan dituturkan di daerah-daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Penghitungan Jumlah Bahasa
Berdasarkan urutan tempat secara geografis, pengelompokkan bahasa dilakukan ke dalam delapan wilayah, yakni wilayah (1) Sumatra, (2) Jawa dan Bali, (3) Kalimantan, (4) Sulawesi, (5) Nusa Tenggara Barat (NTB), (6) Nusa Tenggara Timur (NTT ), (7) Maluku, dan (8) Papua. Penjabaran bahasa di suatu wilayah diperinci lagi menjadi penjabaran bahasa per provinsi. Bahasa di wilayah Sumatra dikelompokkan menjadi sepuluh provinsi, yaitu Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau. Bahasa di wilayah Jawa dan Bali dikelompokkan menjadi tujuh provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, dan Bali. Bahasa di wilayah Kalimanta dikelompokkan menjadi lima provinsi, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Bahsa di wilayah Sulawesi dikelompokkan menjadi 6 provinsi, yaitu Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Sulawesi Barat. Bahasa di wilayah Maluku dikelompokkan menjadi dua provinsi, yaitu Maluku dan Maluku Utara. Bahasa di wilayah Papua dikelompokkan menjadi dua provinsi, yaitu Papua dan Papua Barat.Pada setiap wilayah diidentifikasi jumlah bahasanya. Adapun untuk menghitung jumlah bahasa di Indonesia secara keseluruhan tidak didasarkan pada jumlah bahasa di seluruh wilayah Indonesia atau per provinsi. Hal itu dilakukan karena di suatu wilayah atau di suatu provinsi dimungkinkan adanya bahasa yang sama dengan wilayah atau provinsi lainnya. Perincian persebaran bahasa itu ialah sebagai berikut.
Ada beberapa bahasa yang menyebar sehingga bahasa-bahasa itu tidak hanya terdapat di satu wilayah, misalnya bahasa Jawa. Bahasa Jawa dapat dijumpai di Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, dan NTB. Berikut ini adalah deskripsi bahasa tiap-tiap wilayah yang dimulai dari bahasa yang diidentifikasi di Sumatra hingga di Papua. Sejumlah bahasa itu tersebar ke dalam delapan wilayah yang terdiri atas 34 provinsi. Kedelapan wilayah berdasarkan jumlah bahasa per wilayah meliputi (1) Sumatra: 26 bahasa, (2) Jawa dan Bali: 10 bahasa, (3) Kalimantan: 57 bahasa, (4) Sulawesi: 58 bahasa, (5) NTB: 11 bahasa, (6) NTT: 68 bahasa, (7) Maluku: 66 bahasa, dan (8) Papua: 384 bahasa.
Bahasa di Sumatra
Di Sumatra terkumpul data yang diperoleh dari 538 DP sebagai sampel telaah ini. Berdasarkan analisis data tersebut, di Sumatra terdapat 26 bahasa, yaitu bahasa Aceh, Devayan, Gayo, Sigulai, Batak, Melayu, Minangkabau, Nias, Mentawai, Bajau Tungkal Satu, Kerinci, Kayu Agung, Komering, Lematang, Ogan, Pedamaran, Bengkulu, Enggano, Rejang, Basemah, Lampung, Jawa, Sunda, Bugis, Banjar, dan Bali. Bahasa tersebut tersebar di Provinsi Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau. Dari ke-26 bahasa itu, ada lima bahasa yang berasal dari wilayah lain. Lima bahasa yang berasal dari wilayah lain, yakni bahasa Bugis, Banjar, Bali, Jawa, dan Sunda.Provinsi Aceh
Di Provinsi Aceh terdapat tujuh bahasa, yaitu bahasa Aceh, Batak, Devayan, Gayo, Sigulai, Jawa, dan Minangkabau. Bahasa Batak, Jawa, dan Minangkabau merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Provinsi Sumatra Utara
Di Provinsi Sumatra Utara terdapat lima Bahasa, yaitu bahasa Batak, Jawa, Melayu, Minangkabau, dan Nias. Bahasa Jawa, Melayu, dan Minangkabau merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Provinsi Sumatra Barat
Di Provinsi Sumatra Barat terdapat tiga bahasa, yaitu bahasa Minangkabau, Mentawai, dan Batak. Bahasa Batak merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Provinsi Riau
Di Provinsi Riau terdapat lima Bahasa, yaitu bahasa Melayu, Batak, Banjar, Bugis, dan Minangkabau. Bahasa Batak, Bugis, Banjar, dan Minangkabau merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Provinsi Jambi
Di Provinsi Jambi terdapat tujuh bahasa, yaitu Bahasa Bajau Tungkal Satu, Banjar, Bugis, Jawa, Kerinci, Melayu, dan Minangkabau. Bahasa Banjar, Bugis, Jawa, Melayu, dan Minangkabau merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Provinsi Sumatra Selatan
Di Provinsi Sumatra Selatan terdapat tujuh bahasa, yaitu bahasa Jawa, Kayu Agung, Komering, Lematang, Melayu, Ogan, dan Pedamaran. Bahasa Jawa dan Melayu merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Provinsi Bengkulu
Di Provinsi Bengkulu terdapat enam Bahasa, yaitu bahasa Bengkulu, Enggano, Jawa, Minangkabau, Rejang, dan Sunda. Bahasa Jawa, Sunda, dan Minangkabau merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Provinsi Lampung
Di Provinsi Lampung terdapat enam bahasa, yaitu bahasa Bali, Basemah, Bugis, Jawa, Lampung, dan Sunda. Bahasa Bali, Bugis, Jawa, dan Sunda merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdapat dua bahasa, yaitu bahasa Kayu Agung dan Melayu. Bahasa Kayu Agung dan Melayu merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Provinsi Kepulauan Riau
Di Provinsi Kepulauan Riau terdapat dua bahasa, yaitu bahasa Melayu dan Banjar. Bahasa Banjar merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Bahasa di Jawa dan Bali
Dari Pulau Jawa dan Bali terkumpul data yang diperoleh dari 243 DP sebagai sampel telaah ini. Berdasarkan analisis data tersebut, di Jawa dan Bali terdapat 10 bahasa, yaitu bahasa Bugis, Bajo, Bali, Jawa, Lampung Cikoneng, Sunda, Madura, Melayu, Mandarin, dan Sasak Bali. Bahasa tersebut tersebar di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, dan Bali. Dari kesepuluh bahasa itu, ada tiga bahasa yang berasal dari wilayah lain dan satu bahasa imigran. Tiga bahasa yang berasal dari wilayah lain, yakni bahasa Bugis, Bajo, dan Melayu. Satu bahasa imigran, yakni bahasa Mandarin DKI Jakarta.Provinsi DKI Jakarta
Di DKI Jakarta terdapat empat bahasa, yaitu bahasa Bugis, Mandarin, Melayu, dan Sunda. Bahasa Bugis, Melayu, dan Sunda merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Provinsi Jawa Barat
Di Provinsi Jawa Barat terdapat dua bahasa, yaitu bahasa Jawa dan Sunda. Bahasa Jawa merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Provinsi Jawa Tengah
Di Provinsi Jawa Tengah terdapat dua bahasa, yaitu bahasa Jawa dan Sunda. Bahasa Sunda merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat satu bahasa, yaitu bahasa Jawa.Provinsi Jawa Timur
Di Provinsi Jawa Timur terdapat tiga bahasa, yaitu bahasa Bajo, Jawa, dan Madura. Bahasa Bajo merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Provinsi Banten
Bahasa yang terdapat di Provinsi Banten ada tiga, yakni bahasa Jawa, Lampung Cikoneng, dan Sunda. Bahasa Jawa dan Sunda merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Provinsi Bali
Di Provinsi Bali terdapat lima bahasa, yaitu bahasa Bali, Jawa, Madura, Melayu, dan Sasak Bali. Bahasa Jawa, Madura, dan Melayu merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Bahasa di Kalimantan
Di Kalimantan terkumpul data yang diperoleh dari 306 daerah pengamatan sebagai sampel telaah ini. Berdasarkan analisis data tersebut, di Kalimantan terdapat 57 bahasa, yaitu bahasa Abai, Aoheng (Penihing), Bahau Diaq Lay, Bahau Ujoh Bilang, Bajau Pondong, Bajau Semayap, Bakatik, Bakumpai, Balai, Bali, Banjar, Basap, Bayan, Benuaq, Berangas, Bugis, Bukat, Bulungan, Dayak Bara Injey, Dayak Baream, Dayak Kapuas, Dayak Ngaju, Dayak Pulau Telo, Dayak Sei Dusun, Dusun, Dusun Deyah, Dusun Kalahien, Galik (Golik), Jawa, Kadorih, Katingan, Kayaan, Kenyah, Lawangan’, Long Pulung, Lundayeh, Maanyan, Melayu, Mentaya, Pasir (Paser), Pembuang, Punan, Punan Long Lamcin, Punan Merah, Punan Paking, Ribun, Samihin, Sampit, Segaai, Taman , Tamuan, Tawoyan, Tenggalan, Tidung, Tunjung, Uma Lung, dan Uud Danum (Ot Danum). Bahasabahasa tersebut tersebar di Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Dari ke-58 bahasa itu, ada empat bahasa yang berasal dari wilayah lain yakni bahasa Bali, Bugis, Jawa, dan Melayu.Provinsi Kalimantan Barat
Di Provinsi Kalimantan Barat terdapat sembilan bahasa, yaitu bahasa Bakatik, Bukat, Galik (Golik), Kayaan, Melayu, Punan, Ribun, Taman, Uud Danum (Ot Danum). Bahasa Melayu dan Uud Danum (Ot Danum) merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Provinsi Kalimantan Tengah
Di Provinsi Kalimantan Tengah terdapat 23 bahasa, yaitu bahasa Bakumpai, Balai, Bali, Banjar, Bayan, Dayak Bara Injey, Dayak Baream, Dayak Kapuas, Dayak Ngaju, Dayak Pulau Telo, Dayak Sei Dusun, Dusun Kalahien, Kadorih, Katingan, Lawangan, Maanyan, Melayu, Mentaya, Pembuang, Sampit, Tamuan, Tawoyan , dan Uud Danum (Ot Danum). Bahasa Bali, Banjar, dan Melayu merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Provinsi Kalimantan Selatan
Di Provinsi Kalimantan Selatan terdapat sepuluh bahasa, yaitu Bajau Semayap, Bakumpai, Banjar, Berangas, Bugis, Dusun Deyah, Jawa, Lawangan, Maanyan, dan Samihin. Bahasa Bakumpai, Bugis, Jawa, Lawangan, dan Maanyan merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Provinsi Kalimantan Timur
Di Provinsi Kalimantan Timur terdapat enam belas bahasa, yaitu Aoheng (Penihing), Bahau Diaq Lay, Bahau Ujoh Bilang, Bajau Pondong, Basap, Benuaq, Bugis, Dusun, Jawa, Kenyah, Melayu, Pasir (Paser), Punan Long Lamcin, Punan Merah, Segaai, Tunjung. Bahasa Bugis, Jawa, dan Melayu merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Provinsi Kalimantan Utara
Di Provinsi Kalimantan Utara terdapat sepuluh bahasa, yaitu Bugis, Kenyah, Abai, Bulungan, Long Pulung, Lundayeh, Punan Paking, Tenggalan, Tidung, Uma Lung. Bahasa Bugis dan Kenyah merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Bahasa di Sulawesi
Di Sulawesi terkumpul data yang diperoleh dari 416 daerah pengamatan sebagai sampel telaah ini. Berdasarkan analisis data tersebut, di Sulawesi terdapat 58 bahasa, yaitu bahasa Bada, Bajo, Balaesang, Balantak, Bali, Banggai, Bantik, Baras, Benggaulu, Besoa, Bolaang Mongondow (Bolmong), Bonerate, Bugis, Bugis De, Bungku, Buol, Cia-Cia, Culambacu (Tulambatu), Dondo, Gorontalo, Jawa, Kaili, Konjo, Kulawi, Kulisusu, Laiyolo, Lasalimu-Kamaru, Lauje Malala, Lemolang, Makassar, Mamasa, Mamuju, Mandar, Massenrengpulu, Melayu, Minahasa, Minahasa Tonsawang, Minahasa Tonsea, Morunene (Moronene), Muna, Pamona, Pasan, Pipikoro, Ponosakan, Pulo (Wakatobi), Rampi, Saluan, Sangihe Talaud (Satal), Sasak, Seko, Sunda, Taa, Tolaki, Tombatu, Toraja, Totoli, Wolio, dan Wotu. Bahasa-bahasa tersebut tersebar di Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Sulawesi Barat. Dari ke-58 bahasa yang ada di wilayah Sulawesi terdapat lima bahasa yang berasal dari wilayah lain. Lima bahasa yang berasal dari wilayah lain, yakni bahasa Bali, Jawa, Melayu, Sasak, dan Sunda. Kelima puluh delapan bahasa tersebut dideskripsikan sebagai berikut.Provinsi Sulawesi Utara
Di Provinsi Selawesi Utara terdapat sepuluh bahasa, yaitu Bahasa Bantik, Bolaang Mongondow (Bolmong), Gorontalo, Melayu, Minahasa, Minahasa Tonsawang, Minahasa Tonsea, Pasan, Ponosakan, dan Sangihe Talaud (Satal). Bahasa Gorontalo dan Melayu merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Provinsi Sulawesi Tengah
Di Provinsi Selawesi Tengah terdapat 21 bahasa, yaitu bahasa Bada, Bajo, Balaesang, Balantak, Banggai, Besoa, Bugis, Bungku, Buol, Dondo, Kaili, Kulawi, Lauje Malala, Pamona, Pipikoro, Saluan, Sangihe Talaud (Satal), Seko, Taa, Tombatu, dan Totoli. Bahasa Bugis dan Sangihe Talaud (Satal) merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Provinsi Sulawesi Selatan
Di Provinsi Selawesi Selatan terdapat empat belas bahasa, yaitu bahasa Bajo, Bonerate, Bugis, Bugis De, Konjo, Laiyolo, Lemolang, Makassar, Mandar, Massenrengpulu, Rampi, Seko, Toraja, dan Wotu. Bahasa Bajo, Mandar, dan Seko merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Provinsi Sulawesi Tenggara
Di Provinsi Selawesi Tenggara terdapat empat belas bahasa, yaitu bahasa Bajo, Bali, Cia-Cia, Culambacu (Tulambatu), Jawa, Kulisusu, Lasalimu-Kamaru, Morunene (Moronene), Muna, Pulo (Wakatobi), Sasak, Sunda, Tolaki, dan Wolio. Bahasa Bali, Jawa, Sasak, dan Sunda merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Provinsi Gorontalo
Di Provinsi Gorontalo terdapat tiga bahasa, yaitu Bajo, Gorontalo, dan Minahasa. Bahasa Bajo dan Minahasa merupakan bahasa yang berasal dari provinsi lain.Provinsi Sulawesi Barat
Di Provinsi Sulawesi Barat terdapat lima bahasa, yaitu Bahasa Baras, Benggaulu, Mamasa, Mamuju, dan Mandar.Provinsi Sulawesi Utara
Di Provinsi Selawesi Utara terdapat sepuluh bahasa, yaitu Bahasa Bantik, Bolaang Mongondow (Bolmong), Gorontalo, Melayu, Minahasa, Minahasa Tonsawang, Minahasa Tonsea, Pasan, Ponosakan, dan Sangihe Talaud (Satal). Bahasa Gorontalo dan Melayu merupakan bahasayang berasal dari provinsi lain.