Cari

Kisah Misterius Kasrin si Tukang Becak Naik Haji

Rumah Kasrin (59), di Dukuh Gembul, Desa Sumberejo, Kecamatan Pamotan. Foto: TribunNews
Kisah misterius Kasrin (59) si Tukang Becak yang berangkat haji diberitakan TribuNews. Tukang becak, yang biasa mangkal di depan Masjid Jami' Lasem itu, belakangan ramai menjadi perbincangan usai mengaku berhaji meski namanya tak tercantum dalam daftar jemaah di Kantor Kementrian Agama (Kemenag) setempat.

Istiqomah (32) anak Bugsu Kasrin dan Jumiati (54) bercerita perihal Kasrin, yang berangkat haji secara misterius. Menurut dia, ini bermula saat sekitar delapan bulan lalu, sang ayah tiba-tiba menunjukkan sebuah copy surat tulisan tangan.

Surat tersebut menerangkan bahwa Kasrin telah didaftarkan berangkat haji oleh seseorang bernama Indi, yang beralamat di Desa Ngemplak, Kecamatan Lasem. Kepada keluarga, Kasrin mengatakan bahwa Indi adalah pelanggan setianya selama ia menarik becak, sejak 21 tahun terakhir.

"Diterangkan, bahwa bapak sudah didaftarkan haji pada 2007 lalu, dan akan berangkat pada tahun 2016," terang Istiqomah.

Saat ditanya soal paspor, visa dan kelengkapan lainnya, kala itu Kasrin bilang semuanya telah diurus oleh Indi. "Bapak hanya bilang, kabeh wes ono seng ngurus (Semua sudah ada yang mengurus, red)," ucapnya.

Lantaran penasaran, Siti Rokhanah (36), yang merupakan anak sulung Kasrin, sekitar dua bulan lalu mendatangi Kantor Kemenag Rembang untuk mencari tahu apakah bapaknya terdaftar sebagai calon jemaah haji. Hasilnya, kata Siti, nama ayahnya tak termasuk 791 calon jemaah haji yang akan berangkat.
Usai dari Kantor Kemenag, Siti pun menanyakan perihal keberangkatan ke tanah suci kepada Kasrin.

"Saat saya tanya begitu, bapak hanya ngendikan (bilang, red) mbok ikhlasne bapak budal ora mbok ikhlasne ya tetep budal (Kalian ikhlaskan bapak berangkat tak kalian ikhlaskan bapak juga tetap berangkat, red)," tuturnya.

Mendapat jawaban itu, Siti dan saudara lainnya pun meminta Kasrin untuk mempertemukan sosok Indi dengan pihak keluarga. Namun, permintaan itu ditolak mentah-mentah oleh Kasrin. "Bapak hanya bilang, sampai kiamat pun kalian ndak akan tahu, yang tahu sosok Bu Indi itu hanya bapak," ucapnya.

Beberapa saat jelang keberangkatan pada Selasa (23/8) malam, Kasrin pun berpamitan kepada saudara dan para tetangga. Saat keberangkatan pada malam itu, Kasrin pun diantarkan beramai-ramai menuju Masjid Jami Lasem.

Di masjid tersebut, rombongan haji dari Kecamatan Lasem, ditemani para pengantar, telah berjubel menunggu keberangkatan bus yang ditumpangi menuju asrama haji Donohudan, Boyolali.

Saat itu pun, Kasrin tak mengenakan seragam sebagaimana jemaah haji lain. Ia hanya mengenakan baju koko warna putih, celana dan peci berwarna senada: Hitam.

Beberapa saat usai tiba di Masjid Jami Lasem, Kasrin yang kala itu dikerumuni para pengantar berpamitan membeli rokok. Namun, ia tak kunjung kembali. Bahkan, tak lama kemudian anak bungsu Kasrin, Istiqomah, telah melihat ayahnya berada di atas bus rombongan haji asal Kecamatan Sarang yang melaju dari arah timur. "Bapak tersenyum dan dada-dada kepada saya, tapi yang lain tak melihat," tuturnya.

Bahkan, kala itu tas yang disiapkan untuk baju ganti dan keperluan Kasrin lain juga tak dibawa. "Tasnya kan saya yang bawa, masih, ditinggal begitu saja," sambung Istiqomah.
Keanehan lain muncul keesokan harinya, saat siang itu Kasrin menelepon keluarga mengabarkan bahwa ia telah berada di dalam pesawat, terbang menuju tanah suci bersama jamaah haji lain.

"Saya dengan suara bahwa ada pramugari menawari makan siang, padahal seharusnya kalau pesawat sudah terbang kan bisa telepon-teleponan," ucapnya.

Saat sampai di tanah suci, Kasrin pun masih rajin menghubungi keluarga, memberi kabar tentang keberadaannya. "Terakhir telepon tiga hari lalu, usai makan siang. Katanya di sana ia juga berada di pemondokan (maktab) bersama dengan jemaah haji asal Sarang," sambungnya, Selasa (13/9)

Selama kepergian Kasrin, keluarga setiap malam menggelar pengajian untuk mendoakan agar yang bersangkutan diberi kelancaran dan selamat sampai kembali pulang.

Kepala Kantor Kemenag Rembang, Atho'illah, mengatakan pada tahun ini terdapat 791 jamaah haji yang terdaftar di Kantor Kemenag Rembang. Dari jumlah tersebut, menurut dia, tak terdapat nama Kasrin. Sehingga, ditandaskan, dapat dipastikan Kasrin tak berangkat haji melalui pendaftaran di Kantor Kemenag setempat.


KESAKSIAN ANAK KASRIN BIKIN MERINDING
"Ditanya beliau berangkatnya bagaimana, saya juga belum bisa menjawab. Yang jelas, dari 791 daftar jamaah di sini, tak ada nama beliau," kata Atho'illah kepada Tribun Jateng, Senin (12/9).

Disinggung apakah ada kemungkinan Kasrin berangkat dengan mendaftar melalui Kantor Kemenang di wilayah lain, Atho'illah juga tak dapat memastikan.

Pun demikian apakah Kasrin termasuk dalam rombongan jamaah haji ilegal yang saat ini sedang ramai diperbincangkan, juga tak dapat dipastikan. "Kalau mendengar cerita yang beredar, sepertinya ini di luar logika," ucapnya.

Diterangkan, untuk dapat memasuki pesawat terbang bersama calon jemaah haji lain, seseorang harus bisa menunjukkan paspor, visa, dan persyaratan lain yang telah ditentukan. Kecil kemungkinan Kasrin terbang satu pesawat dengan calon jemaah haji lain asal Rembang. "Logikanya seperti itu, tapi kan belum dapat dipastikan dikonfirmasi langsung ke beliaunya," tuturnya.

Apakah Kasri mengalami kejadian seperti kisah Sufisme Aziz Mahmud Hudayi?


Ditegaskan Atho'illah untuk menelusuri dan meluruskan cerita-cerita yang saat ini ramai diperbincangkan, pihaknya akan mendatangi kediaman Kasrin, setelah yang bersangkutan pulang dari tanah suci. "Ya nanti kalau beliau sudah pulang, kembali ke rumah, kami akan menemui beliau, mendengar langsung cerita dari beliau seperti apa," tuntasnya. 

Sponsor