![]() |
Epik Mahabarata |
Coba kita tengok Indonesia! Mayoritas negeri ini beragama Islam. Candi-candi megah seperti Borobudur dan Prambanan tegak berdiri. Keberadaan candi itu merupakan bukti otentik kebesaran bangsa Indonesia atau Nusantara di masa lalu. Kita tidak takut! Toh, dengan dilakukan pemugaran dan pemeliharaan candi-candi tersebut tidak membuat bangsa ini serta merta menyembah arca-arca tersebut. Seharusnya Afganistan belajar dari Indonesia.
Afganistan Negeri Berbudaya Besar (dahulu)
Di kaki tebing tempat dua patung Buddha itu biasanya berdiri 130 kilometer (80 mil) barat Kota Kabul, sebuah situs arkeologi ditemukan dan bagian dari Buddha ketiga, terbaring, ditemukan pada 2008.Luas wilayah tempat Buddha yang terbaring itu sekitar setengah lapangan sepakbola. Belasan patung atau lebih terbaring di bawah berton-ton batu dan tanah.
Namun sayang, hanya dalam waktu beberapa bulan sebelum invasi koalisi Amerika Serikat pada tahun 2001 lalu, rezim Taliban mengejutkan dunia dengan menghancurkan dua patung raksasa Buddha berusia 1.500 tahun di lembah Bamiyan yang berbatu, yang membuat mereka dikenal tidak Islami.
Coba kalau di Barat, adanya kekayaan itu akan mendorong penggalian dalam skala besar, penelitian gila-gilaan, dan juga pameran museum yang hebat. Tetapi lain di Afghanistan. Tanah yang menjadi tempat kelaparan dan perang selama tiga dekade, yang terjadi justru kebalikannya. Malah dihancurkan.
“Tempat paling aman adalah membiarkan warisan budaya tersebut di bawah tanah,” kata Brendan Cassar, kepala misi UNESCO di Afghanistan. Ia menambahkan bahwa membuat kebijakan ribuan barang-barang prasejarah, situs Buddha dan Islam yang bertebaran di seluruh negeri tersebut merupakan hal yang mustahil.
Di bawah tanah, peninggalan tersebut terilndungi dari penjarahan endemik, penyelundupan ilegal, dan efek korosif dari musim dingin yang beku.
Kerajaan Gandhara
Penggemar kisah Mahabharata pasti sudah tidak asing dengan tokoh yang bernama Sangkuni atau Shakuni (शकुनि) alias Saubala . Sangkuni adalah paman dari para Kurawa dari pihak ibu, Sangkuni dikenal dengan lidahnya yang tajam dan kelicikannya. Ia juga yang selalu menghasut para Kurawa agar memusuhi Pandawa, dan dengan liciknya ia berhasil merebut Kerajaan Indraprastha dari tangan Pandawa setelah memenangkan permainan dadu.Gandhāra (bahasa Pashtun: ګندارا, bahasa Urdu: گندھارا, bahasa Sanskerta: गन्धार) adalah kerajaan kuno di wilayah India Barat, tepatnya di lembah sungai Swat dan Kabul serta Dataran Tinggi Pothohar, kini wilayah Pakistan utara dan Afganistan timur.[1] Kota utamanya adalah Purushapura (kini Peshawar), secara harfiah bermakna "kota para manusia", dan Takshashila (kini Taxila).
![]() |
Bamyan Buddha_sebelum dan sesudah penghancuran |
Kerajaan Gandhara berlangsung sejak Periode Weda (sekitar 1500-500 SM) hingga abad ke-11 M. Kerajaan ini menjadi pusat seni rupa Buddha, yang mencapai puncaknya pada kurun abad pertama masehi sampai abad ke-5 M pada masa pemerintahan raja-raja Kushan. Sejarawan Al-Biruni menyebut kerajaan ini dalam nama Persianya "Shahi" untuk menyebutkan wangsa penguasa dari Kabul Shahi yang menguasai wilayah ini sebelum penaklukan Muslim pada abad ke-10 dan ke-11 M. Setelah ditaklukan oleh Mahmud dari Ghazni pada 1021 M, nama Gandhara lenyap. Pada masa pemerintahan Muslim, kawasan ini diperintah dari Lahore atau Kabul. Pada masa Mughal kawasan ini termasuk dalam provinsi Kabul.
Pemboman Borobudur
Bom Candi Borobudur adalah peristiwa pengeboman peninggalan bersejarah Candi Borobudur dari zaman Dinasti Syailendra yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada hari Senin 21 Januari 1985. Peristiwa terorisme ini adalah peristiwa terorisme bermotif "jihad" kedua yang menimpa Indonesia setelah pembajakan pesawat Garuda DC 9 Woyla oleh anggota Komando Jihad pada tahun 1981.Beberapa ledakan yang cukup dahsyat menghancurkan sembilan stupa pada candi peninggalan Dinasti Syailendra tersebut. Otak peristiwa pengeboman ini disebut sebagai "Ibrahim" alias Mohammad Jawad alias "Kresna" yang oleh kepolisian penyidik peristiwa pengeboman ini disebut sebagai dalang pengeboman. Walaupun begitu, sosok Mohamad Jawad, otak peristiwa peledakan Candi Borobudur ini masih belum ditemukan dan belum berhasil diringkus oleh kepolisian Indonesia hingga saat ini.
![]() |
Cuplikan berita utama dari KOMPAS 22 Januari 1985 |
- "Gandhara Civilization" heritage.gov.pk diakses 4 Juni 2018
- "Sangkuni: si Lidah Tajam dari Gandhara. inilahduniakita.net diakses 4 Juni 2018
- "Mahabaratha" Ancient World Hystory Diakses 4 Juni 2018
- "Pengeboman Borobudur 1985" Wikipedia.org diakses 4 Juni 2018
- "Sembilan Stupa Borobudur Diledakkan Senin Dini Hari". KOMPAS. 1985-01-22.