Cari

Doa atau Jampe Sehari-hari Sunda Kuno di Zaman Kerajaan | Mencari Pikukuh Jati Sunda


 

[Historiana] -  Seperti kita ketahui dari naskah-naskah lontar Sunda Kuno, diketahui bahwa zaman Kerajaan Sunda-Galuh hingga Pajajaran terdapat 3 agama utama (sebelum masuknya Islam), yaitu: Jati Sunda, Buda (Buddha) dan Hindu (madzhab Siwais dan Waisnawa). Dalam agama Jati Sunda, terlihat beberapa anasir pengaruh Hindu dan Buddha. Namun demikian, nampaknya lebih ke permukaan. Maksudnya istilah Hindu dan Buddha dimasukkan ke dalam istilah-istilah Pikukuh Jati Sunda. Alasannya karena bahasa Sansekerta dan Aksara dari negeri Bharata (India: Pallawa, Gupta dan lain-lain) telah akrab bagi masyarakat Tatar Pasundan.

 

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Sunda kuno telah mengenal doa-doa harian. Doa dalam bahasa Sunda sering disebut sebagai Jampe, Jangjawokan atau mantra. Meskipun demikian, ketiga istilah: jampe, jangjawokan dan mantra sebenarnya berbeda. Malah secara keseluruhan dalam Budaya Sunda dibedakan antara: (1) jangjawokan, (2) asihan, (3) jampe, (4) ajian, (5) singlar, dan (6) rajah. Keenam istilah itu kadang dikelompokan sebagai Mantra. Uraian tentang ini pernah dibahas pada posting sebelumnya. Makna serta definisi Jampe adalah istilah yang lebih mendekati definisi doa. Jampe inilah yang diucapkan dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Beda jenis aktivitas, berbeda pula jampenya. Misalnya jampe sebelum tidur, sebelum mandi, mencuci, memasak nasi dan lain sebagainya.


Seperti apa contoh jampe (doa) Sunda kuno itu? Sulit menemukan jenis jampe asli yang dimaksud sebagai doa keseharian. Dalam perjalanan sejarahnya, terdapat sinkretisme agama Jati Sunda dan Agama lain. Misalnya adanya unsur agama Islam dalam jampe seperti contoh di bawah ini:

 

Jampe Unggah (Doa Memasuki Rumah)

Ashadu sahadat bumi
Ma ayu malebetan
Bumi rangsak tanpa werat
Lan tatapakan ing Muhammad
Birahmatika ya arohmana rohomin


Jampe Turun (Doa Turun/Pergi dari Rumah)

Allohuma ibu bumi
Medal tapak tatapakan
Turun wawayanging ing Muhamad
Birahmatika ya arohma rohimin.


Berdasarkan contoh jampe di atas, terlihat jelas anasir pengaruh Agama Islam, yaitu penggunaan istilah Arab pada beberapa kata. Secara kronologis, munculnya jampe ini dapat disimpulkan setelah adanya Agama Islam di tatar Sunda.


Adapula, Jampe yang dipengaruhi Agama Hindu sekaligus Agama Islam. Rupanya beberapa istilah doa-doa (mantra) Hindu dan Doa Islam dikutip dalam jampe Sunda lama. Berikut contohnya:


Doa Pembuka (Rajah)

Hong citra kasunyian
hong citra kasundulan
jleg bumi
jleg manusa
jleg setan
manusa wisesa
setan sampurna sampurna kersaning
Alloh ashadu alla ilaha illalloh
waashadu anna Muhammadar Rasululloh.


(Dari Panyungsi Sastra, karya Yus Rusyana)


Kita memilah Jampe yang berasal dari Agama Hindu secara utuh. Meskipun demikian, ada hal unik dalam Jampe Sunda yang dipengaruhi Hindu ini yaitu dalam cara penulisan yang disesuaikan dengan pelafalannya. Berikut ini doa sehari-hari Jati Sunda masa lampau yang dipengaruhi agama Hindu, Doa-doa dibawah ini ejaannya sedapat mungkin mengikuti bahasa sanskerta justru untuk mendekati pengucapan. Beberapa kata seperti Swaha dibaca dan ditulis Sohah. Kata ini sesuai dengan lidah Urang Sunda yang cenderung ada huruf  'h' di belakang kata seperti saya menjadi 'sayah'. Penulisan Swaha menjadi Sohah seperti tertulis dalam Naskah Lontar Warugan Lemah. Pun demikian untuk kata Dhamam menjadi dhama atau dama.

 

Lihat juga versi videonya...


 

 

Doa-doa ini tertulis dalam lempir-lempir lontar pribadi peninggalan leluhur. Adanya doa-doa sehari-hari, menunjukkan bahwa masyarakat Sunda Kuno telah hidup bersih, tertib dan teratur. Sebagian doa-doa Sunda Kuno lebih dikenal sebagai Jampe atau Jangjawokan yang lebih asli berbahasa Sunda. Namun, melihat adanya bukti artefak Candi Hindu Cangkuang, Candi Bojong Menje, Candi Bojong Emas, Candi Ronggeng dan banyak lagi, adanya anasir Agama Hindu tak bisa kita pungkiri. Mari lihat untuk doa-doa sebelum atau sesudah melakukan aktifitas.

Doa menjelang tidur:

Ong asato ma sat ganaya, tamaso ma jayatir ganaya, mrityor mamritam gamaya

Artinya: Ya Tuhan, tuntunlah hamba dari jalan yang sesat menuju jalan yang benar, dari jalan gelap ke jalan terang, hindarkanlah hamba dari kematian menuju kehidupan abadi.

Doa bangun pagi:

Ong utedanim bhagawantah syamota prapitwa uta mandye ahnam utodita maghawanta suryasya maya dewana sumantau syama.

Artinya: Ya Tuhan, Yang Maha Pemurah, jadikanlah hamba orang yang selalu bernasib baik pada hari ini,menjelang tengah hari, dan seterusnya. Semoga para Dewa melindungi diri hamba.

 

Doa membersihkan/mencuci muka:

Ong cam camani ya namah sohah.
Ong waktra parisudaha ya namah sohah.
Artinya: Ya Tuhan, hamba memuja-Mu, semoga muka hamba menjadi bersih.

 

Doa menggosok gigi:

Ong rahphat astraya namah. Ong Sri Dewi Bhatrimsa yogini yo namah.
Artinya: Ya Tuhan, sujud hamba kepada Dewi Sri, Bhatari Yogini, semoga bersihlah gigi hamba.

 

Doa berkumur:

Ong Ang waktra parisudhama sohah.
Artinya: Ya Tuhan, semoga bersihlah mulut hamba

 

Doa membersihkan kaki:

Ong Am kham khasolkhaya iswaraya namah sohah.

Artinya: Ya Tuhan, semoga bersihlah kaki hamba.

 

Doa mandi:

    Ong gangga amerta sarira sudhama sohah.
    Ong sarira parisudhama sohah.
  

Artinya: Ya Tuhan, Engkau adalah sumber kehidupan abadi nan suci, semoga badan hamba menjadi bersih dan suci.

Doa sebelum makan:

Ong anugraha amertadi sanjiwani ya namah sohah.
Artinya: Ya Tuhan, semoga makanan ini menjadi penghidup hamba lahir dan bathin yang suci.

 

Doa selesai makan:

Ong Dhirgayur astu, awighnamastu, subham astu. Ong Sriyam bhawantu, sukha bhawantu,purna bhawantu, ksama sampurnaya namah sohah. Ong Santih, santih, santih Ong

Artinya: Ya Tuhan, semoga makanan yang telah masuk ke tubuh hamba memberikan kekuatan dan keselamatan, panjang umur dan tidak mendapat suatu halangan apapun. Ya Tuhan, semoga damai, damai, damai selama-lamanya.

Doa sebelum memulai suatu pekerjaan:

Ong Awighnam astu namo sidha.
Ong sidhirastu tad astu sohah.

Artinya: Ya Tuhan, semoga atas perkenan-Mu, tiada suatu halangan bagi hamba memulai pekerjaan ini dan semoga berhasil baik.

Doa selesai bekerja/bersyukur:

Ong Dewa Suksma parama acintyaya namah sohah, Sarwa karya prasidhanta, Ong Santih, Santih, Santih, Ong.

Artinya: Ya Tuhan dalam wujud Parama Acintya yang mana gaib dan maha karya, hanya atas anugerah-Mu lah makan pekerjaan ini berhasil dengan baik. Semoga damai, damai dihati, damai di dunia, damai selamanya.

Doa Mohon Bimbingan Tuhan:

Ong Asato ma sadyamaya, tamaso ma jyotir gamaya, mrtyor ma amertam gamaya.
Ong Agne brahma grbhniswa dharunama syanta riksa drdvamha, brahmawanitwa ksatrawani sajata, wanyu dadhami bhratrwyasya wadhayaya.
Artinya: Ya Tuhan Yang Maha Suci, bimbinglah hamba dari yang tidak benar menuju yang benar. Bimbinglah hamba dari kegelapan pikiran menuju cahaya pengetahuan yang terang. Lepaskanlah hamba dari kematian menuju kehidupan yang abadi. Tuhan Yang Maha Suci, terimalah pujian yang hamba persembahkan melalui Weda mantra dan kembangkanlah pengetahuan rohani hamba agar hamba dapat menghancurkan musuh yang ada pada hamba(nafsu). Hamba menyadari bahwa Engkaulah yang berada dalam setiap insani (jiwatman), menolong orang terpelajar,pemimpin negara dan para pejabat. Hamba memuja Engkau semoga melimpahkan anugerah kekuatan kepada hamba.

 

Doa Memohon Petunjuk:

Ong prano Dewi Saraswati, wajebir wajiniwati, dhina awinyawantu.
Artinya: Ya Tuhan dalam manistasi Dewi Saraswati, Hyang Maha Agung dan Maha Kuasa, Semoga Engkau memancarkan kekuatan rohani, kecerdasan pikiran dan lindungilah hamba selama-lamanya.

Doa Memohon Kecerdasan:

Ong pawakanah Saraswati, wajebir wajiniwati, yajnam wastu dhiyawasuh.
Artinya: Ya Tuhan, dalam manifestasi Saraswati, Yang Maha Suci anugerahkanlah hamba kecerdasan. Dan terimalah persembahan hamba ini.

Doa Belajar:

Ong purwe jato brahmano brahmacari, dharma wasanas tapasodatista, tasmajjata brahmanam brahma, Iyestha dewasca sarwa amerttana sakana.
Artinya: Ya Tuhan, muridMu hadir dihadapanMu, Oh Brahman yang berselimutkan kesaktian dan berdiri sebagai pertama. Tuhan, anugerahkanlah pengetahuan dan pikiran yang terang. Brahman yang agung, setiap makhluk hanya dapat bersinar berkat cahayaMu yang senantiasa memancar.

Doa Memohon Ampunan:

Ong dewakrtasyainaso awaya janam, asi manusyakrtasi nama awaya janam, asi pitrakrtasi namo awaya janam, asyatmakrtasyaenaso awaya janam, asyena sa’ enase waya janam, asi yacchadam eno vidvamscakara yacchavidvams tasya va ya janam asi.
Artinya: Ya Tuhan, ampunilah dosa hamba terhadapMu, ampunilah dosa hamba terhadap sesama manusia, terhadap orang tua hamba, terhadap teman hamba, Tuhan ampunilah dosa hamba terhadap segala macam dosa. terhadap dosa yang hamba lakukan dengan sadar atau tidak sadar. Tuhan, semoga berkenan mengampuni semuanya itu.

Doa Memotong (Menyembelih) hewan:

Ong pasu pasaya wimahe sirascadaya dhimahi tano jiwah pracodayat.
Artinya: Semoga atas perkenan dan berkahMu para pemotong hewan dalam upacara korban suci ini berserta orang-orang yang telah berdana punia untuk yadnya ini memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan. Tuhan, hamba memotong hewan ini, semoga rohnya menjadi suci.

Doa Mengunjungi Orang sakit:

Ong sarwa wigha sarwa kalesa sarwa lara roga winasa ya namah.
Artinya: Ya Tuhan, semoga segala halangan, penyakit dan penderitaan dan gangguan Engkau lenyapkan.

Doa Melayat (mendengar kematian):

Ong Atma tattwatma naryatma
Sodah Ang Ah
Ong Swargantu, moksantu, sunyantu, murcantu.
Ong kasama sampurnaya namah sohah.

Artinya: Ya Tuhan, semoga arwah yang meninggal mendapat sorga, menunggal dengan-Mu, mencapai keheningan tanpa derita. Ya Tuhan, ampunilah segala dosanya, semoga ia mencapai kesempurnaan atas kekuasaan dan pengetahuan serta pengampunan-Mu.


Referensi

  1. Rusyana, Y. 1992. "Panyungsi Sastra". Bandung: Rahmat Cijulang.
  2. Isnendes, Chye Retty. 2010. "Kajian Sastra: Aplikasi Teori & Kritik Pada Karya Sastra Sunda dan Indonesia". Bandung: Daluang Publishing.

Baca Juga

Sponsor