Cari

Tahun 2020 Indonesia Hancur? Indonesia Harus Ganti Nama Menjadi Nusantara?


[Historiana] - Tahun 2020 sudah di depan mata. Dalam hitungan hari tahun 2019 akan berakhir dan memasuki tahun 2020. Ada banyak ramalan berseliweran di dunia maya di tahun 2020 itu. Namun ada yang paling mendalam adalah adanya isu pergantian nama negara Indonesia menjadi Nusantara. bahkan dengan mitos bahwa jika tidak ganti nama, Indonesia akan hancur.

Apa yang dimaksud Indonesia hancur? Kiamatkah? banyak video beredar di media sosial maupun berita-berita di Media mainstream yang membahas huru hara besar tahun 2020. Apakah itu kiamat? Ada banyak tanda alam sebagai fakta sekaligus misteri yang menyelimutinya.

Tulisan ini tidak sedang membahas isu kiamat. Sebaiknya tentang penghitungan hari akhir ditanyakan kepada para rohaniawan dan para pemimpin agama. Kita membahas dari sisi kesejarahan.

Isu pergantian nama negara ditanggapi beragam. Baik dikalangan masyarakat umum maupun para pesohor. Tak tanggung-tanggung, pengacara kondang Hotman paris hutapea pernah membuat unggahan di Instagram yang isinya meminta Presiden Jokowidodo mengganti nama Indonesia.
"Pak Jokowi tolong segera ganti nama Indonesia menjadi Nusantara. Nama Indonesia membawa perpecahan. #2019GantiNamaNegara,"
Usulan tersebut diungkapkan Hotman Paris melalui Instagram miliknya, hotmanparisofficial. Demikian seperti diberitakan tribunnews.com Kamis (3/1/2019).

Usulan tersebut terkait pergantian nama negara. Hotman mengunggah gagasan followernya mengusulkan nama Indonesia diganti dengan nama Nusantara. Followernya menganggap nama Indonesia membawa perpecahan bagi rakyat.

Darimana awal cerita adanya usulan ganti nama Indonesia ini? Berawal dari salah satu acara talk show di televisi yaitu Kick Andy tahun 2014 silam. Salah seorang pembicaranya mengatakan bahwa nama Indonesia seharusnya lebih tepat diganti dengan nama Nusantara. Arkand Bodhana Zeshaprajna, pria yang belasan tahun mempelajari metafisika ini yang menjadi salah satu narasumber acara tersebut.



Doktor lulusan University of Metaphysics International Los Angeles, California, Amerika Serikat ini optimistis hal itu dapat terwujud. Alasannya, bila nama Indonesia tetap dipertahankan bakal menghasilkan sebuah kehancuran di negeri ini.

Seperti dikutip dari merdeka.com, Pria bernama asli Emmanuel Alexander ini menjelaskan, dalam pencarian sebuah nama setidaknya harus disetujui semua pihak. Sedangkan nama Nusantara sendiri, kata itu paling berpotensi sebagai pengganti nama Indonesia.

"Karena kalau kita mau memperbaiki negara kita ini, kita harus mencari satu nama yang disetujui Oleh semua pihak. Bukannya nama nusantara ini sudah disetujui ya, tapi nama nusantara ini paling berpotensi disetujui," ungkapnya.

Sementara itu, seniman asal Yogyakarta, Butet Kertaradjasa, juga menyatakan setuju terhadap pergantian nama tersebut.

"Ya saya setuju. Saya percaya sama dia," ujar Butet.

Seperti diketahui, Arkand yang juga doktor University of Metaphysics International Los Angeles, California, Amerika Serikat itu tetap bersikukuh jika nama Nusantara adalah nama terbaik untuk pengganti nama Indonesia.

Sebab, menurutnya, dalam struktur nama Nusantara tak mempunyai angka merah dan bisa membuat kehidupan yang semakin baik untuk orang-orang yang berada di dalamnya kelak.

Analisa Arkand juga bukan tanpa alasan, dia sudah membuat piranti lunak atau software untuk menganalisa hitungan-hitungan struktur nama yang baik

Begitu mendengar nama Nusantara), kita merasa familiar dan merasa nama tersebut seakan merupakan suatu identitas bagi bangsa ini. Bukan berarti penulis tidak setuju dengan bangsa Indonesia, akan tetapi ketika kita menyebut nama Nusantara, maka kita membayangkan adanya kesatuan utuh dan kebanggaan sebagai bangsa, apakah ini yang disebut perasaan cinta tanah air ? Tidak mudah memang jika ingin mengganti nama Indonesia dengan Nusantara, Apakah lagu kita akan berubah jadi Nusantara Raya, atau NKRI menjadi NKRN. Tentu tidak hanya sebatas mengganti nama lalu akan merubah bangsa ini, namun paling tidak ada identitas baru yang kita miliki sebagai bangsa saat ini.

Pakar Hukum Tata Negara Margarito Kamis dengan tegas menyatakan, tidak menyetujui pergantian nama Indonesia. Dia juga berharap isu tersebut harus dihentikan, karena mengganti nama Indonesia sama halnya dengan menubah ideologi dan membubarkan bangsa Indonesia.

"Lupakan wacana itu. Nama kita harus tetap Indonesia. Jangan diganti. Kalau kita mengubah nama itu, berarti kita mengubah ideolagi.

Kalau diganti, sama dengan membubarkan Indonesia. Dia bahkan menuding wacana tersebut sebagai upaya untuk membubarkan Indonesia.

"Bagi saya itu cara merangkak membubarkan Indonesia. Jadi saya gak terima," tegasnya.

Mantan staf khusus Mensesneg ini menjelaskan, nama Indonesia sudah ada sejak zaman pergerakan kemerdekaan, dan sudah dikenal luas di seluruh dunia dengan nama tersebut, sehingga tidak perlu diganti menjadi Nusantara.

"Saya gak bisa terima dan saya gak percaya wacana itu. Kita sudah punya nama sejak dari dulu itu Indonesia. Sekurang-kurangnya pada masa pergerakan kemerdekaan itu kita sudah dikenal dengan nama Indonesia," jelas Margarito.

 "Selain itu, kita dikenal dimana-mana demgan nama indonesia. Dunia internasiomal mengenal kita juga dengan Indonesia. Tidak ada orang yang tidak kenal Indonesia," ujarnya.

Lebih jauh Peraih gelar Doktor dari Universitas Indonesia ini mengatakan, jika sekarang bangsa ini menghadapi masalah, pergolakan, atau bencana dan sebagainya, itu bukan karena pengaruh dari nama Indonesia.

"Tidak ada hubungan bencana dengan nama. Kalau hanya sekedar pengamatan metafisika buat saya itu tidak masuk di akal," tuturnya.

"Bagaimama kita menjelaskan bencana di negara-negara lain, seperti di Thailand, Pakistan, Afganistan, dan beberapa negara di Eropa yang terkena bencana,  apakah harus diganti juga?" jelas Margarito.

Sebelumnya, Arkand Bodhana Zeshaprajna mengatakan, nama Indonesia harus diganti Nusantara. Jika tidak, maka bangsa ini akan hancur. Dia bahkan mengungkapkan, puncak kehancuran itu terjadi pada tahun 2020.

Ibaratnya, dalam tradisi budaya sebagian masyarakat Indonesia, jika ada anak yang sering sakit-sakitan dan tak kunjung sembuh biasanya akan diganti nama.

Isu kiamat telah lama ada
Bahkan sejak tahun 66 Masehi yang diprediksi bakal kiamat oleh Sekte Yahudi Essene melihat pemberontakan Yahudi melawan Romawi pada tahun 66-70 di Yudea sebagai pertempuran akhir zaman akhir yang akan memicu kedatangan Mesias. Menurut Simon, koin-koin kemudian dicetak untuk menyatakan penebusan Israel.

Menurut interpretasi abjad dari Hadits, Said Nursi menulis Koleksi Risala-i Nur (Risalah Cahaya), yang memprediksi akhir zaman pada 2129. Menurut Talmud dalam Yudaisme Ortodoks arus utama, Mesias akan datang kembali dalam 6000 tahun setelah penciptaan Adam, dan dunia mungkin dihancurkan 1000 tahun kemudian. Ini akan menempatkan awal periode penghancuran pada 2239 dan akhir periode penghancuran pada 3239.

Bahkan dari sudut pandang ilmiah pun banyak prediksi kiamat mulai 300.000 tahun lagi seperti diungkapkan Peter Tuthil, hingga prediksi kiamat 22 Milyar tahun lagi berdasakan pengamatan kecepatan kluster galaksi oleh Chandra X-ray Observatory. Ini merupakan akhir kehidupan dunia dalam skenario Big Rip, dengan mengasumsikan model energi gelap dengan nilai w=-1.5.  Penelitian menunjukkan bahwa nilai sebenarnya dari w adalah ~ -0,991, yang berarti Big Rip tidak akan terjadi.





Dalam konteks ke-Indonesia, ada baiknya kita lihat lagi Prediski Presiden Republik Indonesia ke-2 HM Soeharto dalam Channel Youtube: HM Soeharto bahwa kehancuran Indonesia di tahun 2020 akan terjadi jika bangsa Indonesia tidak lagi mencintai produksi bangsa sendiri. Artinya, semua hal terkait masa depan bisa kita upayakan agar dapat kebaikan, kebajikan dan kemaslahatan bagi bangsa Indonesia. Orang bijak berujar, "Masa depan belum ditentukan, namun Kamu hanya menciptakannya".


"Jangan tinggal di masa lalu, jangan memimpikan masa depan, pusatkan pikiran pada saat sekarang." - Buddha. Jangan terlalu pesimis tentang masa depan. "Jika kita dapat membuka masa depan, masa kini akan menjadi perhatian terbesar kita." - Edward Counsel. Seandainya penulis mengetahui bahwa "besok kiamat", maka penulis akan mengatakan kiamat masih juah. Anda akan prostes?? Tidak bisa! karena kita semua akan mati esok hari disaat kiamat. so... penulis lebih suka menyampaikan lakukan sebaik mungkin apa bisa kita lakukan. Jika kita selalu berfikir optimis, niscaya kita akan melakukan semua pekerjaan dengan parispurna, seolah kita akan hidup seribu tahun lagi.  “Kamu tidak bisa mengubah masa depanmu. Tapi kamu bisa mengubah kebiasaanmu. Dan tentu saja kebiasaanmu akan mengubah masa depanmu. ”- A.P.J. Abdul Kalam

Referensi

  1. "Hotman Paris Unggah Permintaan Followernya pada Jokowi, Ganti Nama Negara" tribunnews.com 2019/01/04/  Editor: Randy P.F Hutagaol. Diakses 22 desember 2019 
  2. "Kalau tak ganti nama jadi Nusantara, Indonesia bisa hancur" merdeka.com Kamis, 27 Februari 2014 08:48 Reporter : Angga Yudha Pratomo. Diakses 22 Desember 2019.
  3. "Lupakan Wacana Mengganti Nama Indonesia" netralnews.com 18 Juli 2016 Reporter: Adiel Manafe. Editor: Marcel Rombe Baan. Diakses 22 Desember 2019.
Baca Juga

Sponsor