Cari

Apa Beda Sunda Purba - Galuh Purba dan Definisi Jawa - Sunda | Sebuah Analisis Etimologis-Geografis

Salah satu halam buku "Tjarita Pasoendan"
Karya CM Pleyte 1912
Koleksi Perpustakaan Nasional RI


 

[Historiana] - Ulasan mengenai Galuh Purwa atau Galuh Purba telah kita singgung dalam beberapa artikel sebelumnya. Ada banyak kisah menceritakan tentang eksistensi Galuh Purba yang dipimpin ratu Galuh. Hingga sekarang, kita belum dapat mengidentifikasi apa dan dimana letak Galuh Purba secara pasti. Minimnya sumber sejarah Galuh Purba menyulitkan penelitian ini.

Ada yang menggelitik pemikiran saya ketika membaca tulisan tangan Cornelis Marinus Pleyte (CM pleyte) tahun 1912 dalam judul "Tjarita Pasoendan". Dalam karya tangan Pleyte ini menuliskan narasi penelusuran sejarah Sunda Purwa. Penelusuran yang dilakukan Plyete adalah mengungkap beberapa prasasti peninggalan Kerajaan tarumanagara. Mulai dari Prasasti Tugu, Prasasti Ciaruteun, Pasir Koleangkak dan prasasti Kebon Kopi. Pemaparan isi dari prasasti tersebut, Plyete mengutip hasil penelitian Prof Kern.

Dari karya Pleyte ini, serasa terhentak dengan pernyataan bahwa Pleyte menelusuri sejarah Sunda Purwa atau Sunda Purba. Ia menggambarkan bahwa istilah Jawa sudah dikenal, sedang Sunda Purba dikenal sebagai taruma nagri atau Tarumanagara. Istilah Purba menggambarkan sebuah kawasan geografis dan demografis yaitu menyangkut budaya, kepercayaan dan bahasa. Aksara Wengi disebut-sebut sebagai aksara yang dipakai di Tatar Sunda Purwa.

Mengamati penuturan pleyte ini, saya teringat dengan galuh Purwa. Ini berarti bahwa Galuh Purwa/Galuh Purba merupakan penggambaran sebuah kawasan geografis yang memiliki ciri demografis kegaluhan. Dalam catan peneliti ada banyak kerajaan menggunakan awal kata Galuh. 

Bagaimana dengan kerajaan galuh yang didirikan Sang Wretikandayun? Sepertinya istilah Galuh Purwa menggambarkan kondisi geografis sebelum Wretikandayun mendirikan Kerajaan galuh tahun 612 M. Oleh karena itu, kita bisa menyebut bahwa galuh Purba eksis sebelum tahun 612 M itu. Galuh saat itu sebagai sebuah kawasan yang mana istilah Jawa baru muncul dalam prasasti yang dibuat Sanjaya sebagai pendiri Kerajaam Medang atau Mataram Kuno.

Sang Wretikandayun. ilustrasi: admin Historiana


Mengasosiasikan galuh Purba dengan Sunda Purba, diasumsikan sebagai sebuah wilayah atau tatar Sunda awal dengan nama-nama kerajaan yang berbeda-beda di didalamnya. Sayangnya, belum ditemukan istilah Sunda Tarumanagara, atau Sunda Saunggalah, Sunda indraprasta atau Sunda Cupunagara. Kita memang mengenal Kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran yang artinya sebuah kerajaan
yang berada di tatar Sunda beribukota di pakuan Pajajaran. Kelah kemudian hari dikenal Kerajaan Sunda Galuh, tetapi bukan berarti sebuah Kerajaan Sunda yang berada di galuh tetapi sebagai penyederhaan istilah peneliti zaman modern untuk menyebutkan adanya 2 kerajaan Kembar bernama Sunda dan Galuh yang keduanya menggambarkan kawasan geografis masing-masing.

Nama Pulau Jawa disebutkan dalam Prasasti Canggal oleh Sang Ratu Sanjaya Rakai Mataram yang juga dikenal sebagai raja Kerajaan Sunda kedua pengganti Sang Tarusbawa. Dalam prasasti disebutkan bahwa Sena ayah Sanjaya adalah penguasa pulau Jawa tanpa menyebutkan apa nama kerajaan yang dipimpin Sena. Prasasti Canggal dibuat pada tahun sruti indrya rasa atau 654 (Saka) atau 732 M. Istilah Sunda pertamakali muncul dalam prasasti Kebon Kopi tahun 854 Saka atau 942 Masehi. Namun peneliti lain membacanya tahun 458 Saka atau 536 Masehi. Istilah Jawa dan Sunda sebagai etnis di zaman itu tidak dikenal. 


Prasasti Canggal Koleksi Museum Nasional D.4


Klasifikasi yang memunculkan nama etnis di Nusantara adalah upaya membuat kelas-kelas/klasifikasi dimana kelas atau kelompok tertentu dalam point of view orang Eropa. Tentunya untuk kepentingan mereka sebagai penguasa penjajah.

Di zaman pelayaran bangsa Eropa di Pulau Jawa seperti Portugis, Belanda hingga Inggis menyebut Kerajaan Sunda adalah Kesultanan banten atau menyebut kerajaan Sunda Banten. Istilah ini masih bisa kita jelaskan sebagai sebuah Kerajaan Sunda yang berada di banten. Rupanya masih memerlukan penelitian lebih mendalam. 

- cag -


Referensi:

  1. Pleyte, CM. 1912. "Tjarita Pasoendan". PDF - Koleksi Perpustakaan Nasional RI
  2. Prasasti Canggal. kemdikbud.go.id 21 Agustus 2019 Diakses 20 Mei 2021.
  3. Prasasti Kebon Kpi. jakarta.go.id 1 Januari 2017 Diakses 20 Mei 2021.

Sponsor