![]() |
ilustrasi |
[Historiana] - Oleh Alam Wangsa Ungkara. Dalam sejarah Nusantara (Indonesia) dikenal sosok Mahapatih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit ini memiliki pusat pemerintahannya di masa lalu disebut-sebut berada di Jawa Timur, yang diyakini sebagai Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Namun dalam artikel ini membahas Mahapatih Arya Gajah Mada yang berasal dari Kerajaan Majapahit II, Kelantan Malaysia.
Tidak banyak warga bangsa Indonesia mengetahui adanya kisah sejarah masa lalu di negeri Kelantan Malaysia dimana nama sosok pahlawan dan nama kerajaannya mirip dengan yang ada di Indonesia.
Masyarakat harus tahu, ada Mahapatih Gajah Mada dan Patih Arya Gajah Mada. Mereka adalah dua orang berbeda. Mahapatih Gajah Mada beragama Hindu-Buddha dari Majapahit sedangkan Patih Arya Gajah Mada adalah seorang muslim yang menjabat sebagai Perdana Menteri Kerajaan Majapahit II.
Sumbernya kalau Mahapatih Gajah Mada dan Patih Arya Gajah Mada adalah dua orang berbeda, bisa dilihat dari tulisan Christoper Buyer melalui website The Royal Ark. Dia menyusun silsilah Kesultanan Kelantan di Malaysia dengan merangkum 14 buku sejarah.
Buyer mengatakan anak Raja Langkasuka bernama Bharubhasa mendirikan Kerajaan Chermin tahun 1339 dengan wilayah kekuasaan dari Aceh, Sumatera Utara, Perak, Kedah dan Champa. Dia diislamkan oleh Syekh Jumadil Kubro dan menjadi Sultan Mahmud Ibnu Abdullah.
Kerajaannya ditaklukan Kerajaan Siam dari Thailand tahun 1345. Mahapatih Gajah Mada lalu menaklukan Siam tahun 1357, sekaligus menjadikan Chermin sebagai negara bagian dari Majapahit. Imperium Chermin berganti nama menjadi Kelantan-Majapahit II, cikal bakal Kesultanan Kelantan di Malaysia hari ini.
Nama Patih Arya Gajah Mada disematkan kepada Ali Nurul Alam di dalam silsilah Kesultanan Kelantan yang ditulis ulang Christoper Buyer. Dia adalah putra dari Sayyid Husain Jumadil Kubro, ulama besar keturunan Rasulullah yang merupakan penyebar Islam di Asia Tenggara, sekaligus pionir Wali Songo dan dimakamkan di Mojokerto.
"Sayyid 'Ali Nur ul-Alam bin Husain Jamadi al-Kubra, Pateh Arya Gajah Mada. Perdana Mantri of Kelantan-Majapahit II 1432-1467. Fled to Champa with the Sultan, following the Siamese conquest in 1467," tulis Buyer.
Mencermati garis keluarga Ali Nurul Alam, sangat menarik. Ibunya adalah Putri Selindung Bulan, anak dari Sultan Baki Shan Bin Sultan Mahmud, Raja Chermin. Ayahnya adalah Sayyid Hussein Jumadil Kubro, pionir Wali Songo.
Artinya, Ali Nurul Alam adalah saudara tiri Sunan Gresik dan paman dari Sunan Ampel. Keluarga dan keturunan Ali Nurul Alam juga menarik untuk dicermati. Adik semata wayangnya adalah Sayyid Muhammad Kebungsuan alias Prabu Anom alias Udayaningrat alias Bhrawijaya yang dalam catatan Buyer menurunkan trah Demak, Pajang dan Mataram. Namun penelusuran selama ini, kurang jelas ini Bhrawijaya yang mana.
Ali Nurul Alam punya 3 anak, laki-laki semua. Anak pertama adalah Wan Hussain Bi Ali Nurul Alam, alias Sri Amravamsa alias Tuk Masjid. Dia diangkat menjadi patih di Majapahit.
Putra kedua adalah Sutan Maulana Syarif Abdullah Mahmud Umdatuddin, alias Syekh Israel Yakub alias Wan Bo Tri Tri. Dia menjadi Raja Champa (1471-1478) menyusul eksodus keluarga kerajaan Majapahit II dari Kelantan ke Champa karena serbuan Kerajaan Siam.
Terkait dengan Kerajaan Pajajaran
Semasa di Champa, Syarif Abdullah bertemu jodohnya seorang putri yang datang dari Sunda bernama Nyi Mas Rara Santang alias Sharifah Mudain anak Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi. Dari perkawinan ini lahir 2 anak laki-laki yaitu Syarif Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati dan putra keduanya bernama Syarif Nurullah alias Wan Abul Muzaffar Waliyullah bin Sultan Abu Abdullah yang keturunannya menjadi raja-raja Champa, Kelantan dan Patani.
Putra ketiga Ali Nurul Alam adalah Wan Demali Alimuddin bin Burulalam. Dia diangkat menjadi patih dan laksamana di Kerajaan Majapahit.
Ali Nurul Alam justru lebih banyak dipelajari sejarahnya di Malaysia. Karena dari darah keturunannya berkembang Kesultanan Kelantan yang modern. Media Negeri Jiran, Utusan Malaysia pernah menulis fitur sejarah cukup panjang tentang Ali Nurul Alam.
Utusan memberitakan dalam artikelnya betapa nama Gajah Mada yang melekat pada Ali Nurul Alam juga membuat orang bertanya-tanya apakah mereka satu orang atau dua orang, dan ternyata dua orang yang berbeda. Kemudian Utusan menjelaskan betapa Ali Nurul Alam juga penting bagi Indonesia, karena dari garis keturunannya juga lahir Kesultanan Cirebon dan Banten.
Catatan penting dari Utusan Malaysia adalah, Ali Nurul Alam disebutkan wafat di Campa tahun 1467. Dia dimakamkan di Garak Ruwain atau disebut juga Binjal Lima alias Binje Limo dalam bahasa Patani.
Bagaimana Hubungan dengan Majapahit di Jawa?
Mengutip dari laman Persatuan Pecinta Sejarah Kelantan (PPSK), menjelaskan bahwa pemerintahan Kerajaan Kelantan selepas Sultan Sadik Muhammad Shah adalah Baginda Sultan Iskandar dengan nama kerajaan adalah Majapahit II yang berpusat di Kota Mahligai.
Nama kecil dari baginda Sultan Iskanda adalah Kemas Jiwa. Ia pernah menikah dengan Ratu Suhita, dari Kerajaan Majapahit I di Pulau Jawa (1427-1447) dan baginda dianugerahi seorang puteri. Di Majapahit I, ia diberi gelar Bhre Parameshwara Sang Aji Jaya Ningrat. Namun Sultan Iskandar terpaksa bercerai dengan Ratu Suhita karena dilantik sebagai Sultan Kelantan pada tahun 1429. Ia menamai kerajaan baru yang didirikan seperti nama kerajaan isterinya yang berpusat di Jawa Timur itu, yaitu Majapahit II. Keris kebesaran kerajaannya juga dinamakan Keris Majapahit.
Referensi
- Buyers, Christopher. 2000. "Kelantan". royalark.net Diakses 24 Mei 2022.
- Graham, Walter Armstrong, b. 1868. "Kelantan; a State of the Malay Peninsula; a Handbook of Information." Glasgow : J. Maclehose and Sons
- Lazuardi, Genuk Ch. 2009. "Apa Maumu Malaysia? Konflik Indo-Malay dari Kacamata Seorang WNI di Malaysia". Jakarta: PT Gramesia Pustaka Utama.
- "Kelantan Berhikayat." muzium.kelantan.gov.my Diakses 24 Mei 2022.
- "Keris Majapahit, Keris Kebesaran Sultan Iskandar". Persatuan Pecinta Sejarah Kelantan (PPSK) Diakses 24 Mei 2022.
- "Corak Benderanya Dikenal hingga Menginspirasi Banyak Negara di Dunia, Benarkan Panji Majapahit Sebenarnya Cikal Bakal Bendera Malaysia, Ini Penjelasannya" Intisari.grid.id oleh Khaerunisa - Kamis, 2 Desember 2021 Diakses 24 Mei 2022.
- Mohamad, Zulkifli. 2013. "Evanescent Kingdoms, Everlasting Spirit: Seeking Langkasuka." Edited by: Alex Kerr.
- Na'aman, Dr Muhammad. 2018. "Jawa dan Melayu dalam Sejarah." malaysiakini.com Diakses 24 Mei 2022.
- Noor, Arba’iyah Mohd. 2018. "Sumbu Dunia Melayu: Hubungan Keserumpunan Malaysia-Indonesia". Kuala Lumpur: Universiti Malaya.
- Abdullah b. Muhammad (Nakula). 1981. "Keturunan Raja-Raja Kelantan dan Peristiwa-peristiwa Bersejarah." Kota bharu: Perbadanan Muzium Negeri Kelantan.
- de Jong, Prof. P.E. de Josselin. 1961. "Who's Who in the Malay Annals." Journal of the Malayan Branch of the Royal Asiatic Society, Volume XXXIV, Part 2.
- Anker Rentse. 1936. "Salsilah Raja-raja Kelantan." Journal of the Malayan Branch of the Royal Asiatic Society, Volume XIV, Part 3.
- "Ensiklopedia Sejarah dan Kebudayaan Melayu" Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pendidikan Malaysia, Kuala Lumpur, 1995.
- Morais, J. Victor. 1958. "The Leaders of Malaya and Who's Who 1957-1958." Kuala Lumpur: J. Victor Morais.
- Saleh, Mohd. Zain. 1987 "Keluarga Diraja Kelantan Darulnaim, Istana Negeri, Kubang Kerian".
- Rahmat bin Sharipan. 1979. "Perembangang Politik Melayu Tradisional Kelantan 1776-1842." Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pelajaran Malaysia, Kuala Lumpur.
- Roff , William R (ed). "Kelantan: Religion, Society and Politics in a Malay State." Oxford Kuala Lumpur: University Press.
- Misbaha. 1968. "Sejarah Trengganu." Trengganu: Mansor Priting Press.
- Skinner, Cyril and Justin Corfield. 1993. "Rama III and the Siamese Expedition to Kedah in 1839, The Dispatches of Luang Udomsombat". Monash Papers on Southeast Asia - No. 30. Clayton: Centre for South East Asian Studies, Monash University.
- Sa'ad Shukri bin Haji Muda, Abdullah Al-Qari bin Haji Salleh & Drs. Abdul Rahman Al-Ahmadi. "Detik-detik Sejarah Kelantan." Kota Bharu Kelantan: Pustaka Aman Press.
- Syukri, Ibrahim. 1985. Athens, Ohio: "History of the Malay Kingdom of Patani." Center for International Studies, Ohio University.
- "Who's Who in Malaysia and guide to Singapore." J. Victor Morais, Kuala Lumpur, 1967-1978.