Cari

Ruwatan Menstruasi Pertama Anak Gadis dalam Budaya Sunda

[Historiana] - Budaya ruwatan dalam berbagai momen dan kesempatan adalah hal lumrah dalam budaya Jawa. Pun demikian dalam budaya Sunda. Namun, ada banyak hal prosesi ruwatan di tatar parahyangan atau tanah Sunda yang hilang ditelan perubahan zaman dari waktu ke waktu.

Diruwat (jawa) atau diruat (sunda) berasal dari adat istiadat Jawa, istilah ruwat berasal dari istilah Ngaruati artinya menjaga dari kecelakaan Dewa Batara. Biasanya ruwat dilaksanakan ketika: anak yang sedang sakit, anak tunggal yang tidak memiliki adik maupun kakak, terkena sial, jauh jodoh, susah mencari kehidupan, mempunyai tanda Wisnu (tanda putih pada badannya.

Salah satu budaya yang nyaris hilang dan luput dari ingatan kolektif orang Sunda adalah "Ruwatan menstruasi pertama anak gadis" di tanah Sunda. Meruwat berarti: mengatasi atau menghindari sesuatu kesusahan lahir dan bathin.

Rasa penasaran ini, berawal dari penulis mendapat petunjuk Tuhan bahwa anak angkat yang baru pertama kali haid harus diruwat atau ada prosesinya. Informasi ini sungguh membingungkan karena tidak tahu tata caranya dan tidak pernah penulis saksikan atau dengar prosesi ini pernah ada di tanah Sunda. Namun penulis berusaha mencari tahu melalui "mbah google". Rupanya budaya ruwatan haid pertama ada dalam budaya Jawa khususnya di lingkungan Keraton Solo dan Yogyakarta. Setelah penulis membaca artikel tersebut, semakin bingung karena settingnya ada di lingkungan keraton, sudah barang tentu prosesinya buanyaaak sekali dan pastinya menelan biaya mahal.

Minggu lalu penulis pulang ke Cirebon menemui mertua untuk silaturahmi sekaligus bertanya mengenai hal ruwatan haid pertama. Rupanya memang ada budaya ruwatan ini di Cirebon dan konon di daerah Majalengka serta daerah lainnya di Jawa Barat memang ada, tetapi itu dahulu kala. Demikian Ibu mertua menjelaskan. Saya pun sempat mempertanyakan hal ini pada istri bahwa kenapa ia tidak mengetahui hal ini. Jawabannya karena saat itu, istri saya tidak mengalami prosesi "haid pertama" bahkan oleh orang tuanya. Jadi prosesi ini sangat jauh sekali telah ditinggalkan.

Karena penulis berkepentingan melaksanakan ruwatan/prosesi ada untuk haid pertama anak. Akhirnya tahap sederhana saja yang dilakukan yaitu.
1. Menyediakan bahan luluran Beras kencur dan Mangir untuk proses pasca siraman
2. Menyediakan makanan khas yakni nasi ketan kuning yang dipotong segi empat/bulat dan di atasnya ditaburi kelapa yang telah dicampur gula jawa/gula merah.
Nasi ketan kuning ditaburi parutan kelapa dan gula Jawa
Foto: cookpad.com

Hanya itu saja yang kami lakukan dalam prosesi ruwatan haid pertama anak kami. Lebih dan kurangnya tentang prosesi/cara ruwatan ini mohon maaf kepada para pinisepuh Sunda semua karena ketidaktahuan kami. Semoga Tuhan selalu melimpahkan berkah dan karunianya bagi anak kami beserta keluarga. Amiin

Sponsor