[Historiana] - Perkembangan sejarah Jawa Barat sudah dapat dipastikan berpengaruh pula pada perkembangan busana masyarakat yang ada di daerah itu. Berbagai pengaruh yang datang, selain mengakibatkan timbulnya pemerintahan dan daerah administrasinya, juga mengakibatkan perubahan nilai budaya dan norma yang menjadi pegangan masyarakatnya. Salah satu manifestasi norma itu adalah bentuk dan cara berpakaian.
- Terjadinya bumi Jawa Barat dan asal mula manusia serta kebudayaannya yang melukiskan: a. bumi dan alam Jawa Barat; b. pertumbuhan kebudayaan tertua; dan c. kebudayaan batu, perunggu dan besi.
- Kerajaan-kerajaan Tarumanagara, Galuh, Pajajaran, dan penyebaran agama Islam yang melukiskan: a. kerajaan kerajaan Tarumanagara, Galuh, dan Pajajaran; b. penyebaran agama Islam dan timbulnya kekuasaan-kekuasaan Islam; dan c. keruntuhan Pajajaran (1579)
- Pergolakan antar kekuasaan untuk menguasai seluruh wilayah Galuh-Pajajaran (1706-1815) yang melukiskan: a. perkembangan Banten, Jayakarta, dan Cirebon; b. Hindia - Belanda di Betawi; dan c. persaingan antara Banten, Mataram, Kompeni, dan Rangga Gempol (Sumedang).
- Pembentukan Jawa Barat dalam pertuanan Hindia-Belanda yang melukiskan: a. terwujudnya wilayah Jawa Barat; dan b. pembangunan wilayah pertuanan Kompeni.
Proses penempatan Jawa Barat dalam Hindia-Belanda (1815-1914) yang melukiskan: a. Jawa Barat sebagai pusat penghasilan Hindia - Belanda; b. Preangerstelsel dan Cultuurstelsel, c. zaman liberal, dan d. zaman modal raksasa.
Kebangkitan dan pertumbuhan pribadi sendiri dalam perjuangan menuntut kemerdekaan yang melukiskan:
a. lahirnya Paguyuban Pasundan; b. perjuangan dalam lembaga-lembaga pemerintahan pada tingkat daerah dan tingkat nasional; c. pembentukan persatuan perjuangan; dan d. keruntuhan Hindia- Belanda. Melalui pendudukan tentara Jepang menuju Republik Indonesia (1942 - 1945) yang melukiskan:
- a. pendudukan tentara Jepang; dan
- b. proklamasi kemerdekaan. Mewujudkan wadah gemah ripah repeh-rapih dalam Republik Indonesia (1945 - sekarang) yang melukiskan:
- menegakkan Negara Proklamasi;
- demokrasi liberal;
- demokrasi terpimpin; dan
- demokrasi Pancasila, penempatan Jawa Barat dalam Republik Indonesia.
Menurut Saleh Danasasmita (1984), sete1ah rutin kerajaan Salakanagara (358-669), di Jawa Barat berdiri dua buah kerajaan yang sating berebut pengaruh, yakni Sunda dan Galuh (lihat Peta 1 ). Tiga buah pusat kerajaan saat itu ialah Pakuan ibu kota Sunda, Galuh ibukkota Ga1uh, dan Saunggalah ibu kota kerajaan Kuningan. Kenijaan yang disebut terakhir merupakan kerajaan agama yang diakui kedaulatannya oleh Sunda dan Galuh.
Pada tahun 1333-1475) dan Pakuan Pajajaran (1482-1579). Tahun 1475-1482 merupakan periode se1ingan, karena Jawa Barat terbagi dua lagi, yakni Kawali dan Pakuan Pajajaran (lihat Peta 2).
Masa kerajaan Pajajaran dianggap masa keemasan di Jawa Barat, terutama sampai dengan tahun 1526. Sete1ah tahun itu kerajaan Islam Demak bersekutu dengan Cirebon dalam menghadapi orang Portugis yang telah mengadakan hubungan dengan Pajajaran tahun 1522. Dengan demikian, pengaruh Demak masuk ke Cirebon, kemudian dapat menduduki Banten serta menaklukkan Sunda Ke1apa dan mengganti namanya menjadi Jayakarta (1527). Kekuatan Pajajaran mulai berkurang dan pesisir utara Jawa Barat saat itu sudah dipegang oleh Cirebon dan Banten (lihat Peta 3).
Sesudah Pajajaran ditak1ukkan oleh Banten (1579), di Jawa Barat berdiri tiga kerajaan Islam, yakni Banten, Cirebon, dan Sumedanglarang. Kemudian pada tahun 1619 Belanda mulai membuat loji di Jayakarta, dan akhimya menguasai kota itu. Kota Jayakarta diganti namanya menjadi Batavia. Sementara itu Sultan Agung dari Mataram dalam rangka mengusir orang Belanda mulai mengembangkan kekuasannya di Jawa Barat. Terjadilah perebutan kekuasaan antara Banten, Belanda, dan Mataram (lihat Peta 4).
Akan tetapi, akhirnya Belanda dapat menguasai Priangan (1677) (lihat Peta 5).
Priangan dan Cirebon pada waktu pemerintahan Hindia-Belanda (1800) masing-masing menjadi keresidenan sendiri. Batas keresidenan sampai saat inipun masih tetap seperti tampak pada Peta 6.
Dengan memperhatikan perkembangan sejarah Jawa Barat sampai dengan tahun 1942 (runtuhannya pemerintah Hindia - Belanda), dapatlah disimpulkan bahwa kebudayaan yang masuk ke Jawa Barat itu ialah: (1) kebudayaan Hindu, (2) Cina, (3) Persia, (4) Arab, (5) Eropah (Portugis, Belanda, dan lnggris), dan (6) Jawa. Pengaruh kebudayaan luar itu tampak pula pada busana yang ada di Jawa Barat, walaupun corak busana asli masih terlihat adanya.
Sumber: Jane Benny S, Cornellia, Dra., et all. 1987/1988. Pakaian Tradisional Jawa Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI